Love Yourself, Please (chapter 17)

2.4K 183 11
                                    

" Hyung? Apakah kau menyayangiku... masih menyayangiku sebagai adik kecil kesayanganmu? Kenapa aku selalu merindukanmu yang dulu, dan takut dengan dirimu yang sekarang? Hyung... bisakah aku memanggilmu, dengan beribu kata maaf. Maaf jika aku menyakitimu tanpa sadar, dan maaf jika akhirnya aku tak bisa bertahan dalam tembok yang dibangun appa. Aku menyayangimu hyung, walau kau ingin membunuhku. Selamanya... aku akan menjadi adikmu. Aku, bukan seorang pembunuh..."

- Jungkook –

.............................

(Author ***** POV)

Ketika kau menganggap jika hidup ini mudah, kau salah. Justru apa yang kau pikirkan belum tentu seperti pada kenyataan. Terkadang banyak orang yang terlalu menggampangkan sebuah perkara. Dimana seluruh misteri kehidupan hanya Tuhan yang tahu. terkadang, manusia hanya bisa menerka tanpa bisa menjawab dengan hal yang pasti.

Membuat orang yang bodoh semakin terpuruk, dan orang yang cerdas semakin sombong. Ini realitanya, bagai roda kehidupan yang dilalui oleh setiap manusia. Dimana setiap orang hanya ingin kepuasan duniawi saja, tanpa memikirkan masih ada yang tertindas dan terinjak harga dirinya.

Sedari tadi Jungkook terdiam, tubuhnya merasa pegal karena berlama-lama dalam berbaringnya. Sudah cukup lama dia menatap langit kamar UKS. Memilih untuk berjalan-jalan di lingkungan sekolah yang sepi. Beruntung baginya karena tidak bertemu dengan beberapa guru atau siswa lain. Hingga tak ada yang berani bertanya pada si ahli waris yang kaya raya ini.

Jungkook orang yang mudah bosan, ia akan mencari sesuatu yang menarik hatinya. seperti menendang sebuah kerikil yang ia temui di halaman belakang sekolahnya sembari mengerucutkan bibirnya bosan.

"Kau tidak takut jika ada penjahat yang mengincarmu, tuan?"

Suara nyaring datang dari arah kanan, membuat kedua kaki Jungkook berhenti melangkah secara mendadak. Suara yang sangat Jungkook hafal, karena suara itu yang selalu dekat dengannya.

Mungkinkah dia....

"Hobi hyung?"

Tubuh itu mendadak kaku, melihat bagaimana darah itu bersimbah membuat kedua netra Jungkook membulat. Bagaimana dia melihat tangan kanan yang bersimbah darah. Juga....

Jangan lupa tatapan terkejut itu malah membuat Hobi terkekeh karenanya, lantaran merasa gemas dengan anak majikannya tersebut.

"Hyung kemana saja?" ia merasa kesal sekaligus senang. Kesal karena pengawal setianya membuat dia khawatir dan senang akhirnya Hobi pulang kembali.

"Aigoo kau merindukan hyungmu ini?" Hobi tersenyum, berbeda dengan Jungkook yang tertawa sebal.

"Kau pikir aku adik apa yang tak mengkhawatirkan hyungnya yang hilang mendadak. Kau membuatku jantungan dua kali hyung." bolehkah Jungkook merajuk jika memang ini pantas diterima oleh seseorang di depannya. Ia selalu tidak bisa tidur hanya karena memikirkan nasib Hobi yang telah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

"Kalau begitu maafkan aku tuan Jungkook. aku membuat buntelan kelinci di depanku khawatir."

Hobi menunduk hormat, ia hanya ingin menggoda namja di depannya. tapi...

"Tangan hyung kenapa banyak darah?"

Satu pertanyaan datang darinya. Membuat keterkejutan itu dirasakan olehnya, seorang pengawal setia dengan seribu bahasa. Yang sulit untuk mendapatkan satu jawaban untuk pertanyaan tuannya. Membuat seorang Jung Hoseok mengambang karenanya.

Dalam batinnya ia bertanya pada dirinya sendiri. apakah ia harus mengatakannya? Mengatakan jika ia menggunakan sebuah samurai dan membabat habis seseorang yang berusaha menghabisi Jungkook juga dirinya? Nyatanya dalam pertempuran berkelompok yang mendadak, hanya satu yang tak bisa Hobi lawan dan itu adalah pria dengan segala rahasia hitamnya.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz