Waiting For Secret (Part 11)

3.6K 274 46
                                    


"hidup terus berjalan, tak mempedulikan apapun itu. begitu juga dengan kematian yang tak mempedulikan waktu, tanggal dan hari. Yang pasti kematian itu akan terjadi secara tiba-tiba bahkan tanpa disangka. Seperti aku yang mungkin akan merasakan mati, mati di tangan hyungku sendiri...."

-Jungkook-

...............................

(Author **** POV)

Tap...

Kakinya terhenti, di sebuah jalanan yang cukup sepi.... lantaran kedua matanya melihat tiga orang yang menghadangnya dengan senjata dan pistol di tangan mereka.

"Serahkan bocah itu, atau kau akan membayarnya..."

Jimin mengulas senyumnya, melihat tiga orang yang akan menjadi lawannya.

"Justru kalian yang membayarnya bung..."

Jimin menatap penuh dengan tantangan, dan menaruh Jungkook yang tak sadarkan diri untuk duduk bersandar pada tembok bangunan.

"Dengan jantung kalian..."

Seringaian keluar dari bibir Jimin, dan dengan cepat tangannya bergerak.

DOOORRRR....

Brukkkkk....

Tubuh ambruk dengan darah yang keluar dengan deras, juga senyum kemenangan Park Jimin yang melihat tubuh ambruk itu. tubuh musuhnya tentunya....

"Welcome, semua... dan lihatlah, apa yang akan aku lakukan pada bedebah sialan seperti kalian..."

..................................

.

.

"Kau tidak makan?"

"...."

"Ah, mungkin aku akan memanggil beberapa maid untuk mengganti makananmu, hem?"

"...."

"Kenapa kau hanya diam Jung? Apa kau tidak lapar?"

Namja dengan wajah cantiknya itu sudah sangat sabar dengan sikap pengawal yang enggan mengubah posisi tidurnya. Menatap tembok kamar asing jauh lebih baik menurutnya dari pada harus menjawab pertanyaan namja yang sudah berdiri disana. Dengan sebuah nampan yang berisikan semangkuk sup hangat dan juga minuman hangat.

Desahan penuh frustasi terdengar dari dua bibirnya, menatap pasrah dengan sikap namja yang ada disana.

"Aku tahu perasaanmu, dan aku tahu bagaimana dengan sikapmu Hobi..."

"Katakan pada si brengsek itu untuk berhenti membuatku lumpuh, Seokjin hyung."

Helaan nafas, keluar lagi dari bibirnya.

"Aku mengerti tapi kau tahu Taehyung, bukan?"

"Terkadang adikmu benar-benar gila."

Begitu singkat dan jelas, benar adanya dengan apa yang dikatakan oleh Hobi. Bahkan dirinya tersenyum miring di menatap tembok membelakangi namja cantik itu.

"Aku akan membujuk dia memberikan penawarnya."

"Kupikir kau mendukung keputusannya, lagi pula bukankah kau membawakan obat lumpuh itu pada Kim bangsat Taehyung?!!"

Tajam, seperti baru diasah. Begitu menusuk dan menyakitkan.

"Memang..."

"Munafik!"

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now