Inheritance and Will (52)

793 71 2
                                    

"Manusia butuh keajaiban. Bukan hanya sekedar berusaha sampai kepalanya rasanya sakit."

.

Definisi kegagalan ialah, saat kau berusaha keras sampai seluruh dunia melihat. Lalu kau mendapatkan musibah besar hingga kehilangan separuh harta yang kau punya. Sehingga usaha yang kau lakukan apapun itu seolah tiada guna. Itulah nama begitu jelas sebuah kegagalan yang harmonis.

Orang akan melihatnya, tanpa mau tahu kalau kau awalnya melangkah dengan susah payah. Keyakinan dan kelakuan sempat di tentang, membuat mental yang dibangun semakin suram. Itulah yang Hoseok cium baunya tepat di suasana sekarang.

Melihat bahwa Hera sudah membunuh seseorang di sana. Ayah dari kakak malaikat, dimana dia jauh lebih manusiawi dan baik hati ketimbang ayahnya. Hoseok merasa kalau Seokjin akan lebih hancur dan memberikan sumpah serapah lebih tegas lagi.

"Kedatangan mu sangat aku tunggu. Kau punya frekuensi yang bagus dan membuatku bisa mencium bau dari kemenangan yang manis." Wanita itu hanya menutupi separuh kebenaran saja mengenai dirinya. Hoseok merasa yakin kalau Yoongi tidak akan menjerumuskan Jungkook pada kekalahan. Dia memang terluka, tapi sakitnya sementara karena dalam tekadnya dia ingin mengakhiri permainan ini. "Tidak, kau tidak akan merasakan manisnya. Semua perbuatan mu akan menjadi karma. Bahkan aku bisa pastikan kalau kau sudah dibuang dalam keluarga ini." Kata-kata yang bagus karena dia baru saja mempreteli pistol milik wanita itu dengan kedua tangannya.

Akan lebih baik jika berkelahi tanpa menggunakan senjata. Tipikal pria tanpa kata pengecut dalam dirinya. Hera menyukai pilihan dari suaminya juga mantan sahabat karibnya.

"Aku tidak berniat membunuhmu. Tapi kenapa kau seperti memaksakan diri menjadi sapi percobaan? Apakah kau bisa lihat semua ruangan ini? Sekeras apapun kau ingin keluar, tempat ini akan meledak sayang." Kata manis di akhir. Semua pemandangan ini tiada akhir. Hoseok mengumpat kata kasar dalam hati, ludah dia telan susah payah. Ini bukan jalur potensi yang dia punya.

"Kau ingin membunuh semua orang?" Hosoek mengerti bahwa sekarang wanita di depannya sangat gila. Saat ini, dia ingin sekali menghabisinya walaupun dalam hitungan dia termasuk sanak keluarga tuannya. "Tidak. Aku dan anakku akan bahagia, begitu pula denganmu. Karena kau dan lainnya akan pergi ke surga bersama-sama hahahaha!" Tertawa keras, mundur beberapa langkah saat dia tersenyum dengan miring.

"Kalian bisa habisi dia. Sementara itu aku ingin ke atas. Menemui seseorang yang akan membuat tahta ini terus berjalan." Menepuk tangan perlahan, dua orang yang bersembunyi di balik dinding keluar dengan kedua tangan memegang rantai begitu erat dalam cengkraman nya. Hoseok mendapatkan dua lawan tangguh berbadan besar. Tak memungkiri bahwa dia harus ekstra berjuang. Mengambil sabuk celana di pinggangnya dan melingkarkan kain tebal itu di tangannya.

"Sial, aku sangat sibuk. Semoga saja Yoongi dan lainnya berhasil."

Hoseok punya dua tugas sekarang. Dia harus menjinakkan dua ancaman yang terjadi sekarang. Satu ancaman adalah dua manusia di depan sana, lalu yang kedua adalah bom yang melekat hampir satu rumah. Mendadak dia berfikir kalau seluruh bom ini mempunyai pemicu besar dan paling utama di bagian tempat. Lebih utamanya adalah, saat dia sudah menebak bisa saja remote kendali itu dibawa oleh Hera.

"Kau akan mati. Aku akan jamin kalau orang sepertimu akan berada di liang kubur." Ancaman itu ada, saat dia terlalu sombong. Hingga pada akhirnya Hoseok mendapatkan satu penemuan baru dalam hidupnya. "Baiklah, aku tidak akan melarang kalian. Aku lihat sejauh mana kalian bisa melawanku." Tidak ingin sombong, Hoseok menghindar kala ada kaki melayang mengenai kepalanya.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now