Extradionary (32)

612 60 18
                                    

"Dunia hanya dibatasi hukum, tidak tahu bagaimana asal dan penyelesaiannya. Orang besar dan orang kecil kedua belah pihak dibagi menjadi dua. Itu mengerikan di negeri yang tak ada bedanya dengan para bedebah pura-pura dermawan."

(Author ***** POV)

Taehyung mengusap tengkuk yang gatal, dimana mulutnya juga terbuka karena menguap. Dia memejamkan kedua mata mengantuk dan sedikit malas karena situasi di rumah ini, bisa ditebak bahwa dia datang berdasarkan keinginan Seokjin. Dia benci saat nalurinya benar dan mengatakan bahwa pastinya apa yang terjadi sekarang akan menjadi urusan panjang. Dia tidak ada minat untuk minum atau makan camilan yang di suguhkan, lebih baik dia melihat sekitar dengan tampang cool.

Gerak-geriknya diamati oleh seseorang yang begitu lekat melihat dirinya. Dia membenci seorang pemuda itu sampai dia mati, dalam segi manusiawi atau tidak dia sama sekali tidak akan mau mengakui bahwa yang dikatakan Taehyung adalah suatu kebenaran dengan fakta. Mana ada dia punya adik bajingan seperti Taehyung, tidak mungkin juga ibunya ataupun ayahnya punya hubungan khusus pada salah satu orang tuanya.

Hoseok menggeleng dengan tidak mungkin, semua ini mitos dan tidak ada kasus yang dapat mencemari namanya. Hanya Jungkook yang dia anggap di matanya dan juga keluarga dalam rumah ini. Memahami situasi membuat Taehyung sedikit kehilangan rasa bosan, dia menatap pengawal itu dengan remeh. "Sepertinya ada yang ingin kau katakan pada Jung Hoseok." Dia begitu berani mengatakan namanya secara lengkap, membuat dia tampak sibuk dengan apa yang dijalankan.

Jungkook tahu dan dia menatap kedua orang disana dengan tatapan bingung. Hoseok hanya bisa tersenyum pura-pura manis, andaikata ini bukan rumah bosnya dia akan gunakan sebuah peledak tekanan besar. "Ada banyak tapi bukan sekarang dan besok, aku tidak mau kau beranggapan bahwa aku sangat percaya bibir munafik mu." Meski sedikit lirih tapi Taehyun bisa membacanya, di hanya tersenyum menampilkan giginya yang menggigit gagang kacamata hitam miliknya.

Dia menggunakan jubah bulu macan juga topi kesayangannya, membuat dia tampak mode menggunakannya. Dia ingin tampil gaya setelah mendapatkan uang banyak dari salah satu permainan lotre. Karena hari ini bertepatan dengan cuti hari besar maka dia membatalkan niatnya untuk pergi ke salah satu tempat.

"Bilang saja kalau kau ingin berbicara empat mata dengan adikmu ini. Aku akan menunggu dengan sabar kakak." Tersenyum tampan dan manis, membuat Jungkook sedikit gagal fokus. Tapi Hoseok membuang nafas sebagai pengganti membuang ludah, andaikata dia bisa melakukan dosa semaunya sudah dia lakukan sejak dulu. Dia berusaha agar Jungkook ada di kawasan aman tanpa mau pindah atau menoleh kemanapun.

Nana tahu bahwa ada yang bersitegang tapi dia juga tidak boleh menampakkan kelemahannya. Seokjin lebih dewasa dan unggul dalam permasalahan apapun, hingga akhirnya dia mau turun dan menemuinya. Melihat gelagat aneh dengan kegelisahan tingkat tinggi membuat wanita itu mengangkat sebelah alisnya bingung, dia juga tidak mau kalau adanya masalah baru setelah yang lama sudah pergi dari rumah ini.

"Seokjin apa yang ingin kau katakan, apakah sesuatu terjadi?" Nana membuat sedikit petakan rencana dalam pemikiran Seokjin buyar seketika. Gugup setengah mati dengan kedua bibir sedikit membisu, dia sama sekali tidak akan menyangka terjebak dalam sebuah ketidakpastian. Ingin mengumbar tapi Taehyung bisa saja mati di tangan ayahnya, dia melirik bahwa ada seseorang tengah mengawasi. Meski rumah ini dirancang akan keamanan tinggi, akan tetapi memang benar disini ada dua atau tiga mata-mata yang Seokjin saja bisa beberkan dengan mudah.

"Sebenarnya aku ingin membahas hal penting. Kemarin Jungkook mengatakan semua dan aku yakin kalau anda tahu. Apakah benar jika Taehyung punya kakek, aku disini senang mendengar kebenaran ini karena Taehyung sendiri menjadi anak yang dingin dan jarang sosialisasi." Demi menghilangkan rasa curiga dari mereka yang memang dijalankan tugas ganda, membuat Seokjin pintar dalam memainkan dramanya. Dia benci dirinya sebagai penjahat juga pahlawan. Karena pada keduanya dia tidak ada di dalamnya.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now