when fate says now (26)

637 60 6
                                    

"Konstansi ledakan, pembunuhan, teriakan juga rasa sakit. Semua itu terasa nyata sampai kedua mata terpejam pun tetap sama. Yang aku ketahui adalah mereka mati hanya untuk mendapatkan hak pegang."

(Author ***** POV)

Yoongi datang menjemput ketika dia meminta panggilan meminta tolong. Suara deru mobil datang dari belakang mereka yang sudah menunggu. Mereka seperti dua anak kehilangan arah dengan wajah cukup kucel, bukan hanya itu saja mobil yang mereka bawa sudah rusak dan ternyata meledak saat Hoseok hendak mengendarainya. Nalurinya cukup kuat sampai si tuan muda selamat.

"Syukurlah ketua datang, kau lapar jika iya kita bisa mampir ke cafe atau kaki lima." Tawarnya dengan wajah hangatnya, melihat bagaimana Jungkook masih anteng seperti anak kecilnya membuat dia beranggapan bahwa semua sudah diatur baik. Jungkook merasa bahwa dia tidak ada kelemahan setelah berani melempar bahan peledak. Rasanya sangat menyenangkan sampai akhirnya dalam hatinya teriak kesenangan.

Yoongi datang dengan wajah kesalnya ketika menghampiri wajah anak buahnya itu. "Kalian sangat merepotkan, karena kalian juga aku meminjam mobil Wonwoo. Kenapa bisa kalian ada di tempat ini, hutan?! Yang benar saja!" Ungkapnya tegas dimana kedua mata itu menjadi menajam bagaikan pedang perak. Jujur kedua orang disana langsung bergidik ngeri mendapatkan manik hitam seorang pemimpin dengan ide gilanya.

"Maafkan aku Yoon hahahaha.... Sebenarnya aku tidak ingin merepotkan mu, tapi karena Jimin sakit jadi aku mengandalkan mu. Aku tahu kau yang paling hafal medan jalur ini, aku sendiri pun tidak percaya bisa sampai disini." Dia berkata dengan tangan kanan menggaruk kepala belakangnya. Rambut hitam itu bahkan menjadi sedikit kecoklatan karena debu. Beberapa potongan daun juga ada di rambutnya, dia malah disebut sebagai gembel ketimbang pengawal.

Rasanya Yoongi seperti menolong sapi perah yang tumpah, kenapa dia bisa menyebut demikian? Entah hanya dia yang tahu. Belum puas disitu, dengan kuat tangan itu menjitak puncak kepala hingga si pengawal itu hampir menangis karena kesakitan.

"Yoongi Hyung, ngomong-ngomong bagaimana keadaan Jimin Hyung. Apakah dia baik?" Pertanyaan itu datang dari ungkapannya, dimana raut wajah itu menjadi sangat khawatir. Wajah itu menjadi sedikit senyum karena dia menanggapi si anak pemberi gaji. "Oh astaga giliran aku dia sangat galak tapi kenapa dengan Jungkook justru lain. Rasanya tidak adil sekali ketua ini." Hoseok ngedumel dengan wajah yang bisa dikatakan masam. Tapi kedua mata itu semakin ingin membunuhnya dengan tajam.

"Jimin baik saja dia hanya luka sedikit dan sudah mendapatkan pertolongan pertamanya. Tenang saja dia akan pulih tapi dia tidak bertingkah aneh bukan sejak dia menjagamu." Sejak kapan dia menjadi lembut, bahkan tangan itu sedikit mengusap ramah dan akrab. Hoseok merasa bahwa Yoongi seperti seorang penjilat.

Karena tidak tahan tangan itu mendorong tubuh Jungkook masuk pada mobil dengan merek BMW disana. "Haruskah aku melepaskan sepatuku yang kotor ini." Dia seperti mempermainkan kesabaran Yoongi. Bagaimana tidak? Hoseok memang tidak terlalu menyukai Yoongi tapi mengatakan hal itu di depan Jungkook adalah sebagai lelucon menurutnya. "Tidak usah karena ini bukan mobilku, aku yakin yang punya mobil juga tidak keberatan. Oh ya Jungkook kau bisa duduk di sampingku kalau kau tidak betah dengan pengawal mu."

Mereka ada di dalam dan Yoongi dengan ganasnya melempar botol itu ke belakang tanpa melihat. Dia yakin bahwa tangan terampil itu cukup cekatan untuk menangkap air mineral itu. Dia dingin dan ganas, tapi Jungkook menerima minuman itu dengan tangan yang bisa dikatakan cukup ramah. Dalam tatapan kesalnya Hoseok meminum air mineral itu sampai tersedak. Jungkook yang mendengarnya tentu saja menoleh ke belakang dan berkata dengan ekspresi bingung juga sedikit khawatir.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now