Enemy (Part 6)

5.4K 413 30
                                    

" Musuh, itulah kata yang tepat untukmu... karena bagiku kau adalah musuhku, meski kau dan aku sama dalam marga, satu darah, satu ayah... tapi kita beda ibu bukan? Menerima kenyataan bahwa musuhku adalah adikku sendiri? sungguh, aku tidak bisa percaya akan hal ini. apakah aku harus percaya setiap ucapanmu, setiap penolakan dan pembelaanmu. Padahal aku melihat kau dan darah itu, dan kau ingat... sampai kapanpun dendam untukmu akan ada, benci untukmu akan nyata, dan kau lihat... dan tunggu saja, aku jamin. Pistolku akan membunuhku, lalu ucapkan selamat tinggal pada dunia.... dan hiduplah di neraka, PEMBUNUH!"

-Kim Taehyung-

......................................

(Author **** POV)

"Ibu... aku merindukanmu..."

Tes...

Tes...

Air mata itu jatuh, sebuah pigura foto itu di peluknya erat. Dengan tubuh gemetar karena isak tangis, wajahnya tertunduk memeluk foto itu, seorang wanita cantik dengan senyuman bak malaikatnya. Wanita cantik yang telah membawa ia merasakan manis pahitnya dunia. Dan membuat ia menjadi remaja berusia dua puluh tahun seperti sekarang ini.

"Hikkssss.... ibu, Tae... Tae, rindu ibu.... hikksss...."

Taehyung menangis di bawah bintang, saat kakinya berpijak di atas balkon. Rasa rindu yang membendung dirinya begitu sesak, pelukan yang ia harapkan tak mungkin ia dapatkan, tutur kata lembut yang ia rindukan dan ingin ia dengar sulit untuk ia dapat, dan wajah wanita yang melahirkannya selalu Taehyung ingat. Dan selamanya akan begitu...

"Hiksss... Tae rindu ibu..."

Siapa yang tidaka akan merindukan seorang wanita hebat yang bernama 'ibu' setiap anak pasti akan merindukannya, apalagi jika ibu itu jauh dari kita, sangat jauh dan kita sulit menggapai atau pun menemuinya. Hingga menimbulkan yang namanya rindu, dan juga sesak.... itulah yang dirasakan Kim Taehyung saat ini. Di balik wajah dinginnya, di balik sifat cuek dan tidak pedulinya, dan dibalik sifat benci yang teramat sangat terhadap adiknya, dan dibalik keahlian bela dirinya yang begitu mumpuni hingga tak dapat diragukan lagi.

Namja yang sudah terlatih dan dibiasakan hidup kuat dengan berbagai senjata di sekitarnya, ternyata menyimpan rahasia kecil. Sebuah kelemahan, kelemahan yang mampu membuat ia menumpahkan air mata, menumpahkan duka dan air mata kala ia mengingatnya dan juga tatapan nanar yang ia tujukan, hingga kita dapat merasakannya.

Sederhana, namun sangat berarti dan Taehyung kini sedang merindukannya. Siapa lagi kalau bukan 'ibu'...

"Hikksss... hikksss..." isakan terus terdengar, bahkan isakan tersebut terbawa oleh angin malam, seakan angin malam tersebut membawa kabar kesedihan seorang Kim Taehyung. Dan juga di bawah rembulan dengan beribu bintang kini, setia menemani. Menemani Kim Taehyung dalam kesedihannya....

"Taehyung..."

Sosoknya hanya mampu melihat dengan tatapan sendunya, menyembunyikan dirinya di balik pintu kamar. Menyandarkan tubuhnya di dinding, Menatap ka atas langit ruangan, mengulas senyum getirnya... senyum getir kala melihat punggung sang adik bergetar di celah pintu yang sedikit membuka. Tangan kanannya memegang minuman sodanya, yang telah kosong hingga bentuknya tak beraturan. Seperti melampiaskan emosi dan rasa yang tak ia ketahui....

Apalagi saat Taehyung adiknya menyebut sang ibu, dalam isakan... dan tangis yang semakin kencang, meraung di malam hari yang tak mendung. Seokjin itulah dia, namja yang menyembunyikan dirinya kedua telinganya masih setia mendengar isak tangis Taehyung adiknya. isak yang bagaikan lantunan lagu sedih menurutnya.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang