deadly explosion (48)

604 51 4
                                    

"Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Manusia lahir berdasarkan garis keturunan kedua orang tuanya."

.

Kadang....

Seseorang tidak akan bisa memahami bagaimana penderitaan kita selama hidup di dunia. Selama kaki masih berpijak, dan tubuh menumpang di atas bumi. Yang kita lakukan adalah dua pilihan.... Pertama, kau hidup dengan cara bertahan. Kedua, kau bertahan dengan cara hidup.

Terlihat dengan jelas tak ada bedanya. Kedua itu adalah hal berbeda dari segala pandang sisi. Saat semua orang mencoba menghindar, membentur sesuatu yang merepotkan. Taehyung tak bisa berkutik dan mengelak, tangannya di dorong sedikit memaksa oleh tangan wanita di belakangnya. Seperti sebuah galah yang di sodor penuh pemaksaan.

Mata Taehyung tertuju pada seseorang dan menelan ludah susah payah. Siluet wajah sang adik, juga Hoseok yang tiba-tiba berdiri walau dia lemas, terluka parah. Mengabaikan konsekuensi dia terima sembari berteriak lantang, "aku akan membunuhmu Kim Taehyung! Jangan sakiti Jungkook!" Teriaknya keras. Membuat hati seseorang tersentak tidak percaya.

Hoseok memang terluka, dia masih memikirkan nasib orang lain tanpa peduli bahwa dia juga telah bobrok sebenarnya.

"Kalau kau melakukannya. Aku juga akan melakukan hal sama padamu."

Lucu....

Hera menganggap bahwa pemuda itu mengancam tanpa sebuah alibi. Dia tertawa terbahak dengan tangan menopang perutnya yang terasa ngilu karena hal lucu mampir di kedua gendang telinganya. Selama ini dia berusaha untuk tidak terlihat menyepelekan seseorang, manusia juga lainnya. Hal bodoh ditujukan oleh mereka di depan matanya, tangan menopang pada dinding dengan mata setajam elang menatapnya.

Tatapan yang sama seperti Taehyung punya. Minseok terkejut juga lantaran istrinya sudah berubah menjadi wanita yang jauh dari kesan cinta pertamanya dulu. Dia juga pernah berdebat dengan Nana yang cemburu, demi Hera istrinya. "Kau membalas semua yang aku lakukan padamu dengan ini. Kau sudah mengecewakan kepercayaan ku padamu." Tangannya masih memegang pistol kosong tanpa isi. Dia juga terluka tapi lebih sakit hatinya akibat istri pertamanya.

Alasan kenapa Nana selalu meminta rumah dipisah adalah.... Dia lebih mengenal Hera dari siapapun. Gadis yang dulunya penuh ambisi untuk mendapatkan kemauannya. Berubah menjadi ratu dalam sekejap, sementara dia bagaikan selir seorang raja walau punya status perkawinan yang sah pula. Dengan hati-hati tangannya mencoba untuk mengambil senapan laras panjang milik tentara yang telah meninggal.

Terlalu lelah mentertawakan kebodohan seseorang membuat dia langsung menyeka air mata bahagianya pelan. Dia melihat bagaimana seorang pemuda yang kolot begitu percaya bahwa dia mampu melindungi bocah yang tak bisa melakukan apapun. Jungkook itu orang bodoh yang hanya di lindungi saja. Tak mampu melindungi orang lain, termasuk dirinya.

"Kau sama saja. Aku sangat terpukau dengan kesetiaan mu. Hanya saja, kau bekerja pada suamiku cukup lama. Benar bukan?" Dia menodongkan pistol dengan santai, setelahnya dia menurunkan tangannya seperti mempermainkan keadaan. Jauh di sana Nana mencoba untuk meraih di tengah kakinya yang telah diikat. "Kau naif, hanya karena kau balas Budi dengan Nana. Kau malah menggunakan tubuh mu sebagai benteng pertahanan. Apa kau begitu yakin bisa mengalahkan putraku. Selama ini kau juga banyak terluka dan berubah menjadi lebih melunak. Kau itu kakaknya, kenapa bisa kau membela musuh."

"Eomma!"

Taehyung membentak, dia melakukan dengan nada spontan. Ibunya tidak peduli, dengan sengaja dia bicara dengan nada keras dan bahasa begitu jelas. DNA dalam dirinya telah mendidih begitu lama, mendidik sang anak secara langsung adalah hal paling menyenangkan baginya. Apalagi dia sudah lama tidak melakukan tugasnya sebagai seorang ibu.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now