I am weak (47)

589 54 5
                                    

"Aku hanya ingin mengubah takdir buruk ini. Keputusan ada di tangan setiap manusia. Akan tetapi jalan cerita, Tuhan yang punya. Satu kisah ditulis dalam arti sesungguhnya."

(Author **** POV)

Sesuatu layaknya  bau busuk, seperti telur yang diam di dalam kulkas dalam waktu begitu lama. Terlalu pekat dan kental bekas disana, lantaran tidak ada yang tahu bahwa di gudang seperti ini ada begitu banyak bangkai.

Tikus.

Beberapa barang dan pondasi rumah seperti tak bisa menjadi benda pakai yang layak. Serba-serbi tempat di dalam sejarah katanya bermakna. Kini dibuang menjadi sampah tak ada gunanya. Itulah kenapa jika Taehyung sangat membenci tempat kotor seperti ini. Kadang dia ingin menuruti kata hati agar membakar tempat seperti ini menjadi debu. Hanya saja hal itu dia urungkan.

Bagaimana bisa dia melakukan nya? Akan sangat buruk jika dia ketagihan. Lebih buruknya.... Dia bisa membakar hati kotor seseorang karena membencinya juga. Alasan logis memang, kadang dia ingin menjalankan hidup dengan normal juga baik.

"Akankah kau bisa mengatakan dengan jelas. Alasan apa kau membawaku kesini Jungkook? Kau bilang akan pergi ke kamar, tapi ini tempat bukan seperti kamarmu." Beberapa kali rayap jatuh di atas pundaknya. Membuat Taehyung beberapa kali menepuk pundak itu berusaha menghilangkannya. Kiasan dan makna seolah sepi. Lantas, apa hubungannya dengan semua ini.

Kala memori lama, sebuah foto sejarah terpajang disana seperti memperhatikan dirinya. Ah, Taehyung sempat bercanda di depan kaca figura itu. Mengatakan jika dirinya sendiri adalah pria ter-tampan di dunia. Kepedulian Jungkook menipis seolah dia menelan muntahannya sendiri.

"Taehyung Hyung, jangan percaya diri. Kau tidak akan mungkin mengatakan bahwa dirimu punya pesona besar. Kalau begitu kau bisa mati di tangan musuh karena begitu sombong." Jungkook melalukan antisipasi dengan sindiran keras. Begitu banyak alasan dia tidak suka dengan orang sombong. Lalu sekarang takdir dan karma seperti mempermainkan dirinya sekarang.

Taehyung mencoba menepis sindiran itu. Selama dia merasa bahagia, semua itu bukan berarti urusan dan satu masalahnya. Andai kata waktu bisa diputar akan lebih baik dia bisa mengabaikan masa lalu kelam ini. Entahlah, harinya mendadak pro dengan Jungkook untuk sekarang. Jika ada hal lain yang mengubah sikapnya lagi.

Ini adalah permainan takdir.

"Baiklah, sekarang katakan padaku. Alasannya, kau membuatku semakin dungu jika selalu bersamamu." Kejujuran adalah segalanya. Itulah kenapa dia tidak bisa mengatakan dengan sangat rumpang. "Mudah, karena disini Taehyung Hyung bisa mendapatkan semua yang kau butuhkan." Sembari menunjukkan sebuah kunci. Pemuda ini begitu polos dengan senyuman di bibirnya.

Taehyung menganggap Jungkook adalah orang bodoh dan gila kalau malam hari. Dia hanya memperhatikan semua dengan mata malasnya tanpa mau bertanya. "Kau sungguh memahami ku adik." Inginnya seperti itu, secara lumrah. Tapi Jungkook sadar bahwa semua itu bukan keputusan dimana dia bisa menyelesaikan semua dengan baik.

Kadang sepelenya sang kakak pada dirinya adalah kekutan. Diantara semua larangan yang ada anak kedua adalah paling berat. Tapi Jungkook menikmati setiap momen cengengnya. Alasan mudah kenapa dia bisa begitu peka pada semua hal. Jujur Taehyung akan menarik kata-katanya saat melihat semua ini.

"Tadaaaaaa!"

Serunya keras, dia lupa dimana. Sampai membuat mereka di luar sana menoleh bagaikan mata serigala yang awas dan telinga menajam penerangan seperti kelinci. Sadar bahwa kebodohan mampu membunuh seseorang membuat Taehyung langsung membekap mulutnya tanpa ampun. "Kalau bodoh jangan terlalu, kau bisa membuat kita mati. Sebaiknya ambil senjata untuk mu juga, jangan sampai mereka tahu penyimpanan benda berharga ini."

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now