When You Meet Dark? (14)

2.2K 191 26
                                    

"Sakit tak berdarah, tangis tak berair mata. Semua bagaikan sebuah khayalan saja. tapi, perasaan ini bukanlah khayalan. Nyatanya aku masih bisa merasakan sakit ini."

- Jungkook –

......................

(Author **** POV)

"Dimana bocah itu?"

Yoongi menyeruput kopi hangat di depannya. di pagi ini sudah terpasang laptop yang ia sibukan, beberapa data sudah ia baca, jemari lihainya sudah berkali-kali menekan tombol Keyboard.

"Pagi buta begini kau sudah selingkuh dengan laptopmu?"

Itu Jimin, keluar dengan handuk yang tersampir di leher belakangnya. Rambut coklatnya yang basah menimbulkan kesan seksi di wajah tampannya. sesekali memberikan cibiran tajam pada Yoongi yang berusaha mengabaikan makhluk astral di sampingnya.

"Kenapa kau bertanya hal lain, sementara aku baru saja bertanya padamu sialan!"

Yoongi tak mengindahkan pandangannya pada layar dengan berbagai macam tulisan di sana.

"Memang kau bertanya apa baby?" Sepertinya Jimin kurang konsentrasi, terbukti dengan dirinya yang tampak biasa-biasa saja. tak menyadari jika Yoongi ingin sekali menembak kepala namja disampingnya.

Atau bisa dibilang ingin menghancurkannya.

"Kenapa kau menatapku? Apa kau jatuh pada pesonaku tuan Min Yoongi?" Jimin beraksen, menaik turunkan alisnya. Berpose bak pria yang terlalu tampan.

Jangan ditanya, Yoongi ingin sekali menenggalamkan Jimin ke dalam lumpur lapindo saat ini.

"Kuharap kau cepat sembuh Jim, kewarasanmu sudah berkurang!" tajam dan mematikan, bagaikan bisa cobra.

"Aissshhh... kenapa kau segitu kesalnya padaku. apa karena godaanku baby? Membuatmu ingin-"

"Jika kau memanggilku dengan sebutan baby, aku akan menembak masa depanmu. Dan menyuruh Hobi untuk menendangmu jauh ke antartik setelah aku menemukannya."

"Kenapa kau kejam sekali? dan lagi pengawal satu itu tidak akan berani menendangku. Aku kan patner terbaikmu."
"Patner nenek moyangmu! Lebih baik aku menikahi rilakuma dari pada menjadi patnermu. Aku heran kenapa aku harus memilihmu untuk menjadi patner bantuku, sementara Hobi cukup baik malahan sama tingkatnya denganmu." Yoongi sudah mengomel ria, menatap sedikit jengah ke arah Jimin yang menekukan alisnya, oh ya dan jangan lupa mengerucutkan bibirnya bagaikan seorang anak perawan.

Rasanya Yoongi ingin sekali menceburkan bocah disampingnya.

"Tiba-tiba saja aku rindu dengan Hobi hyung, kira-kira bagaimana keadaannya ya?" Jimin menumpukan dagunya di atas punggung tangannya. Mengabaikan seseorang yang sibuk dengan laptopnya, dan satu orang lagi yang sudah siap dengan tas gendongnya.

"Hei Yoongi hyung, apa kau belum menemukan keberadaan pengawal itu? kau tahu Jungkook sepertinya khawatir. Ketika tidur dia bermimpi buruk, kau tahu Jungkook dan Hobi hyung sudah sangat dekat layaknya kakak beradik."

Jimin mengangkat kepalanya. Menatap Yoongi yang sibuk dengan urusannya, tanpa peduli begaimana ekspresifnya Jimin dalam bercerita.

"Belum, aku curiga kalau penculikan ini ada sangkutnya dengan orang itu."

Yoongi mulai berspekulasi, kedua matanya masih fokus membaca keterangan seseorang degan kaca matanya.

"Maksutmu?" oke, Jimin memang belum paham. Sepertinya Yoongi harus menjelaskannya secara perlahan.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang