Tears and Smile (Chapter 3)

6.6K 532 150
                                    

(Author **** POV)

Suara petir menggelegar membuat suasana malam semakin mencekam, hembusan angin berhembus membuat tirai putih yang terpasang pada jendela kamar seseorang melambai-lambai, dan tak lama....

BRAKKK....

Suara pintu jendela terdengar keras, membuat salah seorang namja dengan wajah tampan dan senyum kotaknya terbangun dari mimpi indahnya. Kepalanya ia tolehkan ke arah jendela itu, sesekali tangannya mengerjap-ejap membuat kedua lensa matanya yang sempat buram normal kembali.

"Aishhh... mengejutkanku saja..." sang pemilik kamar menggerutu, hingga kini kedua telapak kakinya menyentuh lantai kamarnya yang dingin karena suhu dari hembusan angin yang masuk. Apalagi sekarang bulan memasuki musim dingin, musim yang akan membuat semua orang mencari kehangatan dan keperluan lainnya untuk menghadapinya.

Langkah kaki, terdengar pelan saat telapak kakinya menginjak lantai berwarna putih bersih itu, sesekali ia merenggangkan otot-ototnya. Mencari kenyamanan dalam sendi-sendinya yang terasa pegal. Bahkan sesekali ia menguap karena rasa kantuk yang menderanya. Tak lama ia lirikan dua bola mata indahnya menatap jam dinding yang menghiasi kamarnya.

"Pukul 00.00 malam..."

Gumamnya, dan melangkahkan kakinya menuju jendela yang tengah terbuka itu. hingga beberapa detik ia kini sampai di jendela kamarnya, jendela yang terbuat dari pohon jati yang membuatnya tahan lama dan tak akan mudah rusak. Warna kayunya juga masih mengkilap, membuat kamar itu makin cocok dengan bingaki jendela yang terpasang.

Taehyung menatap keluar, dengan kelopak mata yang masih menyipit. Sesekali ia menggigil kedinginan dengan gemerutuk gigi yang bertabrakan, saar kulit putihnya terkena hembusan angin musim dingin. Tak mau berlarut-larut dengan hawa dingin tersebut dengan segera namja yang akrab dipanggil 'Tae' itu menutup pintu jendelanya. Dan menguncinya, lamat-lamat kamar namja tampan dengan senyum kotaknya itu terlihat kilatan cahaya dari petir. Meski suara petir tak terdengar sekeras tadi.

Taehyung melangkahkan kakinya dengan malas, hendak menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang kasur yang empuk. Sesekali ia mengucek kelopak matanya, oh... salahkan angin yang membuat ia terbangun dan harus merasakan kantuk yang bisa dikatakan masih setengah karena tidurnya belum tuntas.

Brakkkkk....

Taehyung terdiam sebentar saat kedua telinganya mendengar sesuatu yang jatuh, ketika ia menolehkan kepalanya kebelakang, guna mengecek kembali.

"Jendelanya masih tertutup..."

Taehyung mengangkat alisnya terheran, ia tadi benar-benar mendengar suara seperti sesuatu yang jatuh. Taehyung mengangkat kedua bahunya mencoba mengacuhkan suara yang baru saja ia dengar.

Prangg....

Gubrakkk..

Oke, kini namja tampan tersebut sangat penasaran dengan suara yang ia dengar kembali.

"Suara apa itu?" gumamnya.

Karena penasarannya yang semakin bertambah membuat namja tampan, sekaligus anak pertama dari seorang penguasaha terkenal di beberapa negara itu. turut menjatuhkan kembali kakinya di atas lantai. Setelah beberapa detik yang lalu ia duduk di atas kasur empuk kesayangannya.

Taehyung melangkah, pelan dan memegang kenop pintu kamarnya.

Ceklek...

Di bukannya handle pintu kamarnya, tapi....

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang