I hate this day (33)

671 65 2
                                    

"Tak peduli seberapa lama kau dekat dan selalu bersama, setidaknya katakan maaf agar ada hati yang lega. Tapi tidak pondasi itu seperti hilang dalam adab yang dimakan oleh waktu."

(Author ***** POV)

"Apakah menurutmu lucu dengan membiarkan semua ini begitu saja." Tatapan tajam dengan kedua mata menusuk seseorang disana, dia yang terlalu santai dan tidak peduli dengan apa yang kini terjadi. Duduk di sebelahnya bukan berarti dia akan akur atau saling mengatakan maafkan aku. Tidak seperti itu, melainkan seperti Taehyung mencari kesalahan dan terus saja begitu. "Kau pikir ini lucu kenapa bisa kau tidak membiarkan Jungkook satu menit saja tenang, sejak keberangkatan kereta aku mengawasi mu dan sekarang di dalam bus aku masih melihatmu. Kau lakukan apa sebenarnya?"

Si pengawal langsung menarik kacamata itu hingga lepas, Taehyung terkejut karena tiba-tiba saja matahari masuk ke dalam netra nya.  Dia protes karena silau meski begitu bukan berarti Hoseok akan melupakan masalah nya begitu saja. "Kenapa kau protes, memangnya aku peduli. Kau melakukan hal disengaja dan lihat Jungkook sampai kembali ke stasiun karena kau. Kenapa sikapmu beda dengan Seokjin Hyung, dia lebih sopan ketimbang kau anak singa!" Keduanya berada di pinggir jalan dengan menunggu di sebuah halte kecil tempat dimana beberapa orang desa memanfaatkannya untuk akses kendaraan. Bukan hanya itu saja, di saat dia merasa bahwa Taehyung pelaku dari sebuah keusilan ini maka dia tidak akan memberikan kata ampun.

"Masalah dompet kau timpakan ke aku, lalu sekarang kau mengatakan seolah kau pemenang. Apa peduliku, bukankah tuan muda mu itu kaya? Tidak diambil saja uang tidak akan habis bukan?" Pertanyaan itu ada, sementara Hoseok tersenyum miris. Kenapa bisa ada orang yang menggampangkan hal kecil. Sesuatu yang dikatakan sebagai ungkapan dinamis manis, dia itu licik seperti lintah dalam air mampu berkelit dalam setiap lidah yang dia gunakan untuk bicara. "Memangnya Jungkook seperti kau? Yang ada dunia akan hancur jika kebanyakan orang bobrok seperti mu. Dia membawa dompet karena disana ada begitu banyak barang penting. Ya, dia pewaris... Itulah kenapa tuan besar memilih dia untuk menjadi pewaris dalam keluarga dan semuanya. Mana mungkin dia akan memilih anak teledor seperti mu." Ucapan begitu sensitif sampai membuat Taehyung menoleh langsung.

"Yang kau katakan tadi membawa masalah pribadiku. Kau mau aku membunuhmu disini dan membuang jasad mu di dalam lubang jurang?" Penawaran yang bagus tapi Hoseok hafal permainan ini, lebih bagus ketimbang bermain ular tangga. "Lakukan saja tapi kau juga lupa jika kemarin kau melewati batas pribadiku, kau bangga mengatakan aku kakakmu tapi jujur aku tidak. Aku tidak punya adik jahat seperti mu, pembuat onar, fitnah, pembunuh juga tidak percaya dengan keras kepalanya yang besar. Kau tidak sadar bagaimana kepalamu itu sangat besar hingga aku akan berfikir benda apa yang pantas untuk menutupinya?" Dia bukan lagi berbincang, di saat seperti ini biasanya Hoseok sedang lepas kendali dan membuang kata kasar dalam ungkapan dingin.

Tangan kejam dan ambruk tidak lagi ada selain musuh mulai membunuhmu. Taehyung masih sibuk mengunyah permen karet, masuk ke dalam mulut dengan rasa Taro di mulutnya. "Seperti itulah dirimu, kakak yang tega memburu adiknya. Mencoba membunuhnya dengan cara apapun, selama ini aku diam tapi saat Jungkook lelah dan meminta diriku menghabisi mu akan aku lakukan dengan senang hati." Terkam dan tegas, menjadi jalur satu-satunya dia bertahan dalam hal gila yang dikatakan oleh Taehyung pada dirinya. Taehyung pandai berkelit dan sulit berkata jujur mengenai dalam hatinya, berbeda dengan Hoseok yang bisa dikatakan cukup gamblang untuk mengatakan bahwa dia sangat membenci Kim Taehyung.

"Lakukan saja sekarang. Kenapa harus menunggu keinginan Jungkook? Apakah dia tidak mau aku mati? Lalu kenapa kau repot, aku tahu nafsumu ingin melakukannya tapi-" dia menepuk dada itu pelan dengan wajah meremehkan seseorang dengan sangat rendah. Menggigit ujung kacamata yang berhasil dia rebut dengan wajah tampannya. "Kau cukup pengecut dengan meminta keinginan dari sebuah bocah. Lakukan sekarang atau tidak sama sekali, aku tidak akan mau akur denganmu." Dia menepuk pundak dengan setelan jas hitam yang melekat sepanjang hidup pengawal itu.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now