When You Look Me (31)

680 83 15
                                    

"Ingin kembali pulang, tapi jadi munafik. Saat semua terjadi dengan cepat, baru aku sadari bahwa kesalahan yang dibuat bukan takdir semata."

(Author ***** POV)

Jungkook terdiam saat dia melihat bagaimana leher itu bergerak cepat dengan bunyi yang patah. Semua yang ada disana terdiam ketika melihat bagaimana tubuh itu menjadi sebuah jasad. Jasad seorang kepercayaan dari Simon yang notabene hendak menyerang dan mulai mencoba membunuhnya.

"Kim Taehyung, kau melakukan ini semua? Berani sekali kau!" Suara itu penuh amarah, dimana dia bersikukuh. Membuat semua pandangan menjadi berdosa karena begitu banyak adegan membunuh manusia. Jungkook memang masih menangis tapi dalam realita sesungguhnya dia juga hampir mati. Karena tanpa ada Taehyung dia akan kehilangan nyawa di tempat itu juga.

Sang ibu langsung memeluk dirinya begitu tahu kalau anaknya masih bisa bernafas. Jimin dan Seokjin datang tepat waktu dengan kedua senapan Laras panjang, akan banyak cerita yang begitu panjang jika dijabarkan. "Taehyung kau tak apa?" Sang kakak sepupu membantunya berdiri, dijawab dengan anggukan pelan dari Taehyung tanpa suara yang biasa dia gunakan untuk menyikapi segala pertanyaan khawatir itu. Jimin menyentuh leher nya karena nyeri, dia ngeri melihat seseorang mati dengan kepala bengkok.

"Kau manusia bajingan, aku datang menemui mu karena hutang sialan! Kau harus membayar dan itu adalah hak ku!" Dia murka, dan mengabaikan keadaan dirinya. Masih menahan bagian bahunya yang bolong akibat peluru panas menembus tubuhnya. Kim Taehyung membereskan beberapa orang yang kuat. Jimin dan Seokjin mereka cukup handal dan membuat para maid juga juru masak masih dalam keadaan selamat. Yoongi dan Hoseok saling berangkulan dengan diantar mereka ada Wonwoo. Sementara Minseok dia duduk di sebuah kursi dalam keadaan lemas.

"Sudah aku bilang kalau tidak ada yang sulit untukku membunuh seseorang Simon. Kau berusaha untuk membunuhku dengan anak buah mu, sekarang lihat kalau kau saja hanya tinggal seorang dengan tiga babi baru disana." Dia menodongkan pistol ke arah mereka, melihat ketiganya meminta ampun dengan kepala menggeleng minta sebuah kesempatan. Taehyung tidak sejahat itu dan meminta ketiganya pergi hingga senyuman itu muncul di bibirnya.

"Baiklah kalian bisa pergi tapi ingat jangan menoleh ke belakang." Ungkapnya dengan keinginan agar mereka patuh, jika mereka ingin hidup lebih baik menurut. Ketiga disana seperti babi penurut saja saat langkah kaki mencari jalan keluar. Semua orang di daerah sana melihat dengan pandangan bungkam sejak tadi.

Taehyung mengeluh karena pada bahunya dia merasa sakit, itu karena peluru telah sukses menyerangnya dan itu sangat sakit. Seokjin mengangkat tangan itu untuk menyentuh tapi Taehyung meminta dia untuk tidak melakukannya. Dengan mudahnya dia meminta agar bos besar yang hampir kalah itu melihat wajahnya dengan dagu dia paksa terangkat.

"Kau tahu Simon, aku sama sekali tidak minat untuk membayar hutangmu. Tapi-"

Ceklek!

"Taehyung hyung jangan lakukan itu!"
Jungkook tahu arah mana sang kakak akan membicarakan hal itu, sayangnya saat dia berseru dengan keras memaksa kerongkongannya untuk berteriak.

DOORRRR!

Ambruk!

Tubuh seseorang jatuh dengan keadaan bersimbah darah di punggungnya, membuat kedua temannya yang sibuk merangkul semakin takut saja dengan kedua bola mata menatap tak percaya. Mereka melihat pembantaian secara habis, "bukankah kau membebaskan kami? Tapi kenapa kau malah membuat teman kami mati." Dia sedikit kesal tapi kedua kakinya bergetar. Taehyung menatap nyalang ke arah mereka dan membuang botol di dekatnya hingga mengenai dinding.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ