Prolog

38.6K 2.7K 49
                                    

“…yang secara awam dimaknakan sebagai pemberian penerangan, informasi, atau nasihat pada pihak lain. Konseling sebagai cabang dari psikologi merupakan praktik pemberian bantuan kepada individu. …—”

Oh penjelasan Mr. Smith selalu membuatku kebingungan. Kecepatan bicara dan kerumitan bahasa yang digunakannya yang sering kali sulit aku tangkap, belum lagi aksen Amerika-nya membuatku tak pernah bisa mengejar ucapannya untuk aku tulis. Menjengkelkan! Mana jika ujian dia selalu ingin jawaban apa yang pernah ia jelaskan pada kami. Padahal kan semua itu memiliki beberapa pandangan? Bukan hanya apa yang keluar dari mulutnya. Itu sama sekali bukan sabda bukan?

“Dengan mengerti pengertian psikologi dan pengertian konseling saja tidak cukup untuk kita sebagai calon konselor. Ada yang tahu apa saja langkah-langkah dalam melakukan konseling?” Hebat! Dia bertanya sekarang. Dia selalu memberi poin untuk siapa saja yang bisa menjawab pertanyaannya. Dan sialnya aku sama sekali belum mencatat bagian itu. Bodoh sekali aku ini! Kenapa aku tidak berusaha untuk mendapat semua catatan?

“Ya, Styles?” Dia memanggil satu mahasiswa yang memang paling sering menjawab pertanyaan Mr. Smith dan tebak apa? Semuanya selalu benar. Lelaki keriting bermata hijau ini adalah orang paling misterius yang pernah kuketahui. Bayangakan saja, selama aku memperhatikannya, aku belum pernah melihatnya bersosialisasi dengan orang lain, pernah jika itu memang benar-benar menyangkut soal pelajaran. Dia memang pintar dan cekatan, tapi apa bisa dia menjadi seorang psikolog jika ia sendiri saja kurang bisa berkomunikasi? Maksudku sangat tidak bisa berkomunikasi.

“Menyatakan kepedulian dan menjalin kedekatan dengan klien, setelah itu membentuk hubungan agar klien merasa nyaman di dekat kita, tidak lupa menentukan tujuan dan mengeksplorasi pilihan yang pasti mengenai pemikiran klien. Baru setelah itu menangani masalah. Lebih baik jika bisa menumbuhkan kesadaran dan merencanakan cara bertindak kesulitan selanjutnya.” Paparnya dengan lancar. Aku sempat aneh jika melihatnya seperti ini. Apa mungkin ia tahu apa yang akan Mr. Smith tanyakan hari ini? Dan ia menghapal semua susunan katanya pada malam hari? Atau setidaknya menghapalnya saat akan menuju ke sini.

“Kau selalu benar!” Puji Mr. Smith sembari mengambil sebuah pena dari saku kemeja bergarisnya dan mencatat poin untuk si Styles ini. Oh bagaimana ia bisa menyalin semua ucapan Mr. Smith dengan sangat tepat dan sama sekali tak ada bedanya? Bahkan ia pun menuruti aksen, penuturan, dan gelagat Mr. Smith. Ia bisa melakukannya dengan sangat baik. Mungkin bisa kukatakan sempurna.

Oh sial! Dia memutar bola matanya ketika melihatku yang sedang memperhatikannya! Sial! Kenapa ini selalu terjadi?

“Xylona? Bisa kau ulang perkataan Styles tadi?” CRAP! Si tua bangka ini mengesalkan sekali! Baru saja jantungku hampir dibuat copot oleh lelaki sombong itu, sekarang Mr. Smith membuatku kesulitan bernapas. Mana aku tak menangkap semua ucapan si keriting ini lagi.

“Um.. menangani masalah. Lebih baik jika bisa menumbuhkan dan merencanakan cara bertindak kesulitan selanjutnya.” Ucapku kelu dan gelagapan berusaha memutar memori otakku namun kenyataannya tidak semulus itu. Mr. Smith menggelengkan kepalanya berulang-ulang saat mendengar jawabanku membuatku kikuk.

“Aku heran kenapa kau mendapatkan beasiswa Nona Xylona.” Apa?

Kau saja yang selalu teoritis! Andai kau memberi kebebasan berpendapat di sini, aku yakin aku takkan sebodoh ini! Dan untuk informasimu, aku hanya merasa salah ketika kau membina pelajaran, jika bersama dosen yang lain, aku selalu bisa menjawab. Dan mereka tak pernah menyalahkanku! Uh, memalukan!

Aku menoleh dan mendapati si keriting itu yang kini memerhatikanku. Bedanya ia tidak langsung gugup dan salah tingkah ketika aku memergokinya sedang menaruh tatapan ke arahku. Ekspresinya yang datar membuat siapa pun akan berspekulasi bahwa lelaki ini seorang yang angkuh dan arogan. Dari kejauhan saja tatapan matanya sudah menekan siapa pun yang melihatnya, apalagi dari dekat? Ah apa-apaan sih kau ini Brit?

(TERBIT) Alter EgoWhere stories live. Discover now