32. Exhibition Styles

15.1K 1.7K 73
                                    

Alloha everybadeh! Ga ada yg kangen? :(

 

                “Kita akan ke mana?” tanyaku. Namun Harry lagi-lagi menganggurkanku. “Apa di sana ada Kendall?” kembali aku bertanya. Harry diam tak menjawab membuatku kesal. “Bisakah kau bicara?”

                “Bisakah kau berhenti bertanya? Kau akan dapat jawabannya setelah kita sampai.” Balasnya membuatku bungkam dan tertunduk. Ia menghela napas dan mengusap wajahnya. “Brit, maafkan aku. Aku sedang berusaha menjadi diriku. Aku tak mau Harrold hadir.” Jelasnya membuatku mengerti bahwa aku memancing-mancing emosinya. Aku mendongak dan tersenyum padanya.

                “Tidak apa-apa. Aku yang salah.”

                “Tidak ada yang salah. Hentikan! Aku tak ingin berdebat.” Katanya sambil meremas lembut tanganku. Dan aku mengangguk.

                Tak lama setelah itu kami sampai di sebuah bangunan megah bernuansa putih. Kukira ini bukan rumah. Semacam perusahaan lainnya namun lebih memiliki nilai artistik. Dan ukurannya pun tidak sebesar Diageo.

                Harry membukakan pintu mobilnya untukku dan mulai menggiringku masuk dalam balutan lengan kekarnya.

                “Untung saja kau memakai dress.” Goda Harry mengingatkanku pada kejadian aku menolak pilihan pakaiannya padaku. Aku terkekeh dan kami terus masuk ke dalam. Saat kami semakin dekat dengan pintu masuk, penglihatanku menangkap sebuah tulisan yang mengatakan, ES Gallery. Aku menoleh ke arah Harry.

                “Apa itu ES Gallery?” tanyaku.

                “Exhibition Styles Gallery.” Jawabnya membuatku mengangkat kedua halisku.

                “Kau punya Gallery?”

                “Bukan aku. Ibuku.”

                “Ya, itu maksudku.” Kataku merasakan dadaku bergetar begitu kencang. Entah mengapa. Aku hanya gugup membayangkan orang-orang berkelas yang ada di dalam saja membuatku gemetaran. Melihat ke bawah, aku merasa begitu polos. Bagaimana dengan penampilan semua orang? Bagaimana dengan Kendall? Sial! Dia pasti lebih cantik daripada aku.

                Hijaunya pemandangan menjadi pemandangan saat pertama kali menginjakkan kaki ke tempat ini. Bukan hijaunya tanaman di dalam gallery semata namun lingkungan sekitarnya pun memberi nuansa lain. Saat kami mulai masuk, kami disuguhkan dengan berbagai macam patung yang seolah menyambut kedatangan kami. Lihat? Bahkan patung saja bisa mengintimidasi perasaanku sekarang. Patung-patung itu begitu berkelas dan memiliki nilai jual yang tinggi dugaanku.

                “Kau cantik Brit.” Bisik Harry seolah menuntunku setelah aku jatuh dan terlempar ke tempat antah-berantah. Meskipun yang dikatakan Harry tak sepenuhnya benar, namun setidaknya itu bisa membantuku. Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum.

(TERBIT) Alter Egoحيث تعيش القصص. اكتشف الآن