9. Latin Guy

26.1K 1.8K 36
                                    

Hari berganti malam. Aku masih duduk di kursi kerjaku tanpa melakukan apa pun. Tak ada tugas atau pekerjaan lain. Semua permainan di ponsel telah kumainkan dan sama sekali tidak mengubah mood-ku kali ini. Aku hanya mengetuk-ngetuk meja dengan jemariku sementara tangan lainnya menopang daguku merasa bosan. Aku sedang berpikir-apa yang harus aku lakukan?

Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki seseorang yang melangkah menuju ke sini. Ah tidak! Itu dua orang atau mungkin lebih. Aku langsung merapikan pakaianku dan duduk tegap menunggu mereka datang. Kenapa? Karena mereka pasti bertanya dulu padaku sebelum masuk ke ruangan Harry bukan?

Itu dia! Mereka datang. Tunggu... apa itu Louis? Ah ya Tuhan, kenapa harus dia lagi? Aku jadi teringat kejadian kemarin. Louis berjalan ke arahku-maksudku ke ruangan Harry bersama satu kawannya. Dia sepantar dengan Louis tapi tubuhnya lebih kekar, rambutnya pun lebih rapi dari Louis apa lagi Harry. Louis mulai berbisik ke temannya ketika mereka menangkapku dengan penglihatan mereka. Anak kecil pun tahu jika seperti itu artinya mereka sedang membicarakanku. Lalu tiba-tiba pria di sebelah Louis tergelak tawa meremehkan. Biar kutebak! Mereka membicarakan kejadian kemarin bukan? Aku memutar kedua bola mataku ketika jarak mereka semakin menipis dariku. Tapi...

Sial! Mereka melewatiku begitu saja dan membuka pintu ruangan Harry tanpa permisi. "Gadis itu? Kau pasti bercanda." Tanya pria asing itu pada Louis dengan tawa yang sedikit mengganggu. Sial! Mereka memang benar-benar membicarakan aku.

***

Setelah cukup lama mereka masuk, akhirnya Louis, Liam dan Harry keluar. Harry terlihat lebih berantakan daripada biasanya. Ia membiarkan rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya yang tampan. Pakaiannya pun berantakan. Ia menatapku dengan tatapan tajam dan menilai. "Kau lagi!" ucapnya sedikit kesal-atau benar-benar kesal? Kenapa memangnya dengan aku? Bukannya dia yang melarangku untuk pergi dari sini? Dasar pria aneh! Louis berpamitan pulang duluan sementara Harry dan lelaki yang satunya diam di dekat pintu ruangan Harry.

"Harrold, bagaimana kalau kita mengajak gadis itu?" lirik lelaki asing tadi yang masuk bersama Louis.

"Tidak Liam!" Harry menolak pada pria bernama Liam ini. Oh jadi lelaki ini yang sering Harry hubungi? Tunggu, mereka hendak ke mana?

"Ayolah... dia akan ikut di mobilku." Harry nampak menimbang-nimbang permintaan Liam. Ia terus menatapku dengan kerutan dahi yang tidak biasa.

"Terserah kau!" respon Harry lalu pergi meninggalkanku berdua dengan si Liam ini.

"Hey, senorita. Kau mau ikut denganku?" ajaknya membuatku seketika menggelengkan kepalaku. Liam terkekeh melihat ke arahku. Dia memerhatikanku seperti pertama kali Louis memerhatikanku. Mereka tak jauh berbeda. "Kau bahkan belum tahu aku akan mengajakmu ke mana. Ayolah! Harry ada di sana dan kau tidak akan ada pekerjaan di sini. Hanya sebentar." Rengeknya. Meski penasaran akan pergi ke mana mereka sebenarnya, tapi aku mengurungkan niatku untuk bergabung.

"Aku lebih baik pulang." Ujarku cepat-cepat membereskan mejaku dan bersiap pulang.

"Kalau begitu aku antar." Cegah Liam yang kekeuh dengan permintaannya. Aku jadi teringat bahwa aku tak membawa cukup uang untuk membayar taksi malam ini. Dan jika aku berjalan menuju rumah, itu sangat tidak mungkin.

"Baiklah." Aku menyetujuinya membuat Liam tersenyum puas. Kami pun berjalan beriringan keluar.

"Siapa namamu?" tanyanya mengimbangi langkahku yang lebar dan cepat.

"Britney." Jawabku seadanya.

"Kau tidak mau bertanya siapa namaku?" godanya.

"Namamu Liam. Tadi Harry memanggilmu. Iya kan?" aku menanggapinya ia pun terkekeh. Jika dilihat, pria ini jauh lebih manis daripada Corbin. Ia juga tidak sekurangajar Louis.

(TERBIT) Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang