45. His Room, His Studio

10.1K 998 45
                                    

Adoooh nanggung kaa, udah kipas kipas eh? Gue gakebayang ada adek yang kaya gitu. Kak temen gue ada yang baca cerita lo gue yang nawarin secara otak gue sama temen gue kan sama sama sarap, gue selalu nungguin cerita lo keren ka pokonya next chapter harus hot nanggung nih :( @increniall

Banyakin ngepost dongg !! greget asli ceritanya .. aktornya seru" jadi enak bacanya wkwkwk rada yadong ya gamasalah :) @Didania02

adeknya dugong bet njir BAHAHAHAH OKE FIX ARTHUR YAWLAH masih kecil ae udah kek gtu . kan anying (komentar ini gue ngakak bgt frontal njir :D) @-LegalToMalik

Sumpah kak indah... Chapter ini bikin ngakakkk grgr bocah mesum itu.. Hahah gilaaaa... Gue udah kyk org gila ktwa sendiri... Cerita lo emang gak bikin bosen kak ada aja suasana barunya.. @RH_aja

yaampun ka gue seneng banget lu update hari ini, ceritanya bagus banget ka. lo itu bikinn ceritanya mudah dipahamin bahasanya, ga mainstreem, alur ceritanya jelas tapi ya gabisa ketebak sih makanya bikin kipow haha :D im waiting for the next chapter and barrold part (: sukses terus deh ka indah" @cashdier

All the love. IM

Ciuman kami begitu panas dan tak terkendali. Napas kami yang tersengal-sengal membuat kami harus berulang kali mengambil oksigen di tengah adegan panas kami ini. Tangan Harry menyusuri pipiku dan menarik terus wajahku agar menutup wajah tampannya. Desahan kecil keluar dari mulut indahnya, suaranya sangat seksi dan menggetarkan jantungku. Ia menggigit-gigit bibir bawahku membuatku melenguh kenikmatan. Air liur kami menyatu dalam gairah yang tak tertahankan. Tak biasanya kami berlama-lama dalam ciuman seperti ini. Tapi tak biasanya juga ciuman ini terasa begitu panas dan nikmat. Tatapannya begitu membakarku, sorotnya begitu gelap dan pupil matanya membesar.

Harry mulai mengusap pinggangku dengan kedua tangannya hingga kemejaku tersingkap mengikuti permainan tangannya selagi aku masih asyik meremas rambut halusnya. Harry mendiamkan tangannya di dalam kemejaku, menelusuri semua bagian kulitku yang tengah basah oleh keringat yang ia buat akibat ciuman panasnya. Harry menggerayangi punggungku untuk membuka pengait bra yang kukenakan. Ia membukanya seperti sulap-hanya dengan sentuhan sederhana dan bra-ku menurut dengan jinak untuk dibuka.

Deleted

Setelah bertukar kata cinta, aku dan Harry keluar dari kamar. Aku bersyukur Gemma dan Arthur tidak ada saat kami keluar. Bisa-bisa aku dipergoki habis bercinta dengan Harry. Harry menuntunku untuk ikut bersamanya. Kami melangkah semakin dalam ke dalam rumah yang kelihatannya tidak sebesar ini dari luar. Aku melirik sebuah pintu kaca yang terbuka lebar ke luar, dan aku melihat ada sebuah rumah pohon di sana. Oh, apa itu milik Harry? Bodoh! Itu pasti milik Arthur.

Akhirnya kami masuk ke dalam sebuah ruangan yang begitu gelap. Mungkin karena warna merah maroon yang mendominasi ruangan ini? Harry menyalakan lampunya yang redup membuatku dapat sedikitnya melihat perlengkapan pemotretan memenuhi ruangan ini. Aku juga mulai memerhatikan satu per satu gambar yang ditangkap oleh Harry. Tidak ada yang terlihat penting. Seperti jalanan Ibu Kota, matahari terbenam, bangunan-bangunan kuno, dan beberapa lanskap lainnya. Tapi ini begitu indah. Dia benar-benar berbakat.

Aku memerhatikan Harry yang sedang berjalan menuju panggungnya. Ia berbakat. Bisa memainkan piano, memotret, mengapa juga ia harus bekerja di sebuah kantor besar yang bahkan ia tak tahu apa yang ia lakukan di sana? Harry sedang memasang filter di kameranya. Halisnya mengkerut menyatakan keseriusannya dalam bekerja. Aku terkekeh geli saat memerhatikannya yang seperti itu. Tapi ia tak menggubris. Ia benar-benar sedang konsentrasi.

Ia melirik ke arahku. Ih! Dia sangat tampan.

"Kemari." Ia menggerak wajahnya menyuruhku untuk menghampirinya. Tidak beda jauh dengan preman yang sedang menggoda gadis yang lewat di depannya. Dasar murahan.

Aku berjalan menghampirinya. Harry menyiapkan sebuah kursi dan menyuruhku untuk duduk di atasnya. Aku pun menuruti keinginannya.

"Apa yang harus kulakukan?" tanyaku inosens.

"Menggodaku." Perintahnya dengan dingin. Dia berjalan menjauhiku di saat aku masih terheran dengan perintahnya. Apa maksudnya?

Harry berdiri di sana bersama tripod-nya. Ia menyalakan kipas angin sehingga rambutku menggibas keras ke belakang saat anginnya menerpa kulitku. Aku tertawa saat kejadian itu dan Harry tiba-tiba saja mencuri satu potret dari wajahku.

"Hey!" aku mengeluh. Ia lagi-lagi mencuri satu mimik wajahku membuatku memerah. Harry melakukannya lagi dan lagi. Padahal aku tak tahu aku harus bergaya seperti apa di depan kameranya itu.

"Godai aku Brittany." Pintanya.

"Bagaimana?" aku mengangkat kedua tanganku kebingungan.

"Kau bisa membuka kancing kemejamu dan meremas kedua payudaramu." Instruksinya. Oh apa aku ini? Model majalah play boy?

"Apa kau yakin?"

"Tidak akan ada yang melihat gambar ini kecuali aku Sayang. Aku janji." Katanya. Oh! Kenapa ia tidak bilang dari tadi? Tahu begini.

Deleted

Maaf kalo part ini menimbulkan kebanjiran hebat di daerah sensitif anda :D

Sampai saat ini blm ada yg chat. -_- ditunggu ya ;)
-Indah

(TERBIT) Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang