21. What Is Wrong With That?

20.8K 1.6K 27
                                    

Aku terbangun di dalam dekapan seseorang. Aku mengerejapkan mataku beberapa kali dan menemukan Harry ada di sebelahku. Aku tersenyum memerhatikannya, menatapnya dalam wajah yang damai dan tenang. Dia kekasihku! Milikku, belahan hatiku dan masa depanku. Impianku, ladang kebahagiaanku, segalaku. Aku mencintainya sepenuhnya. Tanpa ada cacat sedikit pun, tidak kurang sedikit pun. Ia milikku dan aku miliknya. Betapa bahagianya aku detik ini mendapatinya berada di sisiku, tidak seperti bayanganku-ia akan bangun di apartemen bersama gadis itu. Ia di sini! Bersamaku.

"Jangan menatapku seperti itu."

Ia tersenyum dan wajah tampannya lebih menghangatkan daripada mentari yang sedang menyapa saat ini. Aku menggerak telunjukku untuk menekan lesung pipinya yang menggemaskan membuatnya mengerenyit, tapi masih memejamkan matanya. "Apa yang kaulakukan?" tanyanya dengan suara berat dan terseksi sedunia itu. Ia menyentuh tanganku memintaku untuk berhenti. Lalu mencium tanganku dengan lembut. Dari telapak hingga punggungnya. Aku tersenyum dengan perlakuannya yang begitu manis.

"Kau sangat tampan." Aku memerhatikan wajahnya lekat-lekat dan tak ada kebohongan sama sekali dari perkataanku itu.

"Kau sangat menggairahkan." Ia membalas lalu tertawa ketika kumenarik genggaman tangannya di tanganku. Aku memukul kepalanya.

"Buka matamu!" aku menggiring telunjuk dan jempolku ke sebelah matanya lalu membukanya perlahan membuatnya mengerang merasa terganggu.

"Hentikan Brit! Aku masih ngantuk." Keluhnya mencegah tanganku bergerak.

"Bahkan jika aku telanjang?" aku menggodanya. Seketika itu ia menarik tubuhku mendekat ke arahnya dan memelukku dengan hangat.

"Kau sedang telanjang." Ucapnya lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku sambil tersenyum.

"Harry aku sedang menggodamu!" aku mengeluh dan membuat wajahku cemberut. Harry terkekeh semakin mengeratkan pelukannya terhadapku.

"Kau adalah godaan terbesar Brit!" bisiknya berhasil membuatku kegelian.

"Baik kalau seperti itu, menyingkirlah!" Aku menepis jauh-jauh pelukannya dan turun dari ranjang dengan kesal.

Aku mendengar suara erangan dari kerongkongannya.

"Baiklah Tuan Puteri, lihat! Aku sudah bangun." Ia duduk dan bersandar terlihat sangat memaksakan matanya untuk terbuka. Tapi secara perlahan ia melebarkan matanya saat aku berdiri di hadapannya. "Kau mau seks pagi?" ia mengangkat kedua halisnya menanyakan keputusanku. Aku mengerut halis dan pura-pura berpikir keras.

"Tidak!"

Dengan itu Harry turun dari ranjang dari menarikku ke dekapannya. "Lalu kenapa kau menggodaku?" keluhnya.

"Britney! Sarapanmu dingin!"

Teriakan Ibu dari luar membuat kami berdua terkesiap. Dengan cepat aku memunguti pakaianku dan memakainya. Tapi Harry? Oh dia hanya melipat kedua tangan di dadanya dan menontonku yang membelakanginya.

"Kau tunggu apa keriting? Pakai pakaianmu!" perintahku dan ia hanya terkekeh memerhatikanku berpakaian. Oh adakah yang lucu? Tiba-tiba saja ia menarik pengait bra-ku sehingga aku kesulitan memakainya. "Harry! Kumohon lepaskan!" rengekku.

"Biar aku yang pasangkan." Aku menghela napas dan mengalah.

"Lakukan dengan cepat!" akhirnya aku mengalah. Jika bisa kutebak, sekarang ia sedang menyeringai di belakangku.

Ia menyapu rambutku dan memindahkannya ke atas bahuku dengan perlahan. Kedua tangannya beralih ke depan membenarkan posisi bra-ku yang sebenarnya baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dibenarkan. Aku mendengus kesal dengan sikapnya. "Harry!" aku memperingatinya. Ia mengecup tengkukku dan berhasil menghantarkan sengatan listrik yang membakar gairahku. "Harry aku harus menemui Ibu terlebih dahulu dan mengisikan mugnya." Aku menarik diri dan memakai bra-ku sendiri ketika ia lengah. Ia membuang muka dariku dan mengendus begitu kesal. Ayolah! Ini hari kedua kami sebagai sepasang kekasih-tapi sudah berapa kali kah kita melakukan hubungan seks?

(TERBIT) Alter EgoWhere stories live. Discover now