34. Oh, Mom

13.6K 1.5K 56
                                    

               "Bisakah kau anulir nama si Pirang itu? aku benci mendengarnya." Sentaknya.

                "Baik. Maafkan aku." Ia mengangguk dan berusaha masuk ke pembicaraan sebelumnya.

                "Baiklah, aku akan meminta Harrold untuk selalu memberitahumu kedatangannya."

                "Memang bisa?" tanyaku ragu.

                "Akan aku coba. Dia memang bajingan, tapi ia jujur dan selalu menepati janji. Aku harap dia mau melakukannya untukku." Ujarnya. Tapi tak sedikit pun membunuh rasa ragu yang menjalariku. "Apa ia pernah menyakitimu lagi?" tanyanya. Dan aku menggelengkan kepalaku. "Apa ia mengatakan sesuatu yang mengganggu?" tanyanya lagi. Aku jadi teringat momen di mana Harrold menyatakan bahwa ia mencintaiku dan menginginkanku untuk menjadi kekasihnya. Jika saja aku bisa, aku ingin kemampuan seks Harrold berpindah ke Harry yang lembut. Jika sudah seperti itu, aku takkan lagi bimbang.

Brit! Hentikan! Cintai Harry apa adanya oke? Harry telah memperingatkanmu bahwa Harry dan Harrold adalah dua orang yang berbeda.Batinku mencibir.

                "Apa kau dan Harrold merasakan hal yang sama di sini?" aku mengusap dadanya membuatnya tertunduk mengikuti ke mana arah tanganku menyentuhnya.

                "Entahlah. Apa ia pernah membahas itu?" tanyanya. Oh—Harry tidak tahu bahwa Harrold memiliki perasaan yang sama dengannya. Bagaimana mungkin ia tak tahu? Di saat aku berasumsi bahwa Harry adalah yang paling mengenal Harrold, pada kenyataannya aku mengetahui hal yang bahkan Harry tak tahu mengenai Harrold. Aku menggelengkan kepalaku.

                "Lalu apa yang sedang kaupikirkan? Kau terlihat begitu kalut." Opininya yang selalu benar itu menamparku. Bagaimana jika sejak tadi ia  membaca pikiranku?

                "Apa kau masih mencintai Kendall?" tanyaku dengan ragu. Namun aku tak bisa menahan pertanyaan itu untuk terlontar dari mulutku. Ia terlihat kesal. Bibirnya tertekan menjadi garis tipis dan tatapannya menjadi gelap. Apa pertanyaanku salah? Aku hanya mengetahui bahwa Harrold masih sulit melepaskan Kendall kendati ia juga ingin bersamaku. Harrold bilang perasaan Harry menempel pada dirinya juga. Bukankah itu artinya Harry masih menaruh perasaan pada Kendall? Perasaan apa pun itu.

                "Britney!!!" teriak Christine dari luar membuat kami terperanjat. Aku langsung turun dari pangkuan Harry dan bergegas keluar menghampiri Christine.

                Aku melewati jalanan Paddington setelah meminta Harry untuk mengantar kami ke St. Mary's Hospital. Aku tak bisa berhenti menatap Ibu yang terbaring di pangkuanku dengan lemah tak berdaya. Perasaanku membunuhku saat ini. Mencoba menduga-duga apa yang akan terjadi setelah ini. Aku hanya tak bisa bayangkan jika penyakit yang menimpa Ibu sangat parah. Aku takkan bisa memaafkan diriku sendiri jika itu semua memang benar-benar terjadi.

                "Seriuslah Chris! Apa yang kau tahu?" tanyaku pada Christine yang menopang kaki Ibu yang terlentang di pangkuannya tak percaya dengan informasinya yang menyatakan bahwa ia tak mengetahui apa-apa mengenai semua ini. Aku curiga ia menyembunyikan sesuatu tapi ia tak juga angkat bicara.

                "Aku serius Britney." Jawabnya dengan kekeuh.

                Kami menaiki mobil Ibu. Karena mobil Harry hanya muat untuk dua orang membuatku terus-menerus meminta Harry untuk pelan-pelan. Karena mesin mobil ini tidak semulus  mobil milik Harry.

                Berinisiatif, aku memeriksa ponselku dan menelepon Niall. Tak lama setelah itu jaringan menghubungkanku dengan Niall.

(TERBIT) Alter EgoWhere stories live. Discover now