51. Back To Normal Holiday

11.6K 1.4K 31
                                    

"Harrold menatapku dalam - terlalu dalam hingga aku tersesat di tatapan hangatnya -Brit

anjer itu kata katanya dalemmmmm. oh iya nih ff pake candu apasi ? kalo ga baca nih ff sehari aja kaya ad yg kurang gitu *eeaaaa" @dianssari

"Holy crapp astogee kakkk ssumpah guaa ampe nangisss. crap crap crapppp kenapa dalem banget kata2nye sumpah astoge kaga bisa berenti nangisss jirr:3 btw gua nagih kak, gua mau next Asap" @salsats23

"Tiap baca pasti ngeliatin berapa pages lagi berapa pages lagi gamau cepet2 abis hahaha next pweaseeeee " @valeriarobert

"KENAPA HARRY GAMAU BERBAGI SAMA HARROLD SIH GIMANAPUN JUGA KAN MEREKA SATU TUBUH, CUMA BEDA KEPRIBADIAN AJA KENAPA HARRY GAK NGANGGAP HARROLD CUMA KAYAK "MOOD-SWING" NYA AJA? ATAU NGANGGAP HARROLD SAMA KAYAK DIA? SEOLAH2 HARRY ITU HARROLD, HARROLD ITU HARRY. AAAA HARRY U GOT ME SICK ZZZZZZ :(((((( NEXT THOR BODO AMAT BESOK HARUS UPDATE FIX!" @dapaynetrain

"anjirrrt kenapa udahan woyyy? fuck sialan! aaaaaa lanjut please!!! harry-harold ini bikin kepikiran sampe kebawa mimpi arrrggghhhh! jahat bgt, ayo lanjutin please! sampe jejeritan gemes bgt anjrit! " @hs_akc

----+ Thanks guys :* IM

Harrold kembali mengerang dan mendongak. Ia memerhatikan kami satu per satu mulai dari Gemma, aku, lalu Arthur. Ia memerhatikan kami dengan tatapan yang intens. Aku tersenyum menyambutnya. Ia kembali duduk dengan diam seribu bahasa. Ia masih memerhatikan kami satu per satu seperti paranoid tengah merasuki dirinya.

"Brengsek kau Harry." Caci Arthur mendentingkan sendok ke piringnya dengan memanggil nama Harry membuat kami terkesiap. Benarkah ia Harry? Tapi aku tahu tebakan Arthur pasti benar. Buktinya tadi dia tahu siapa Harrold?

Harry menggebrak meja dengan keras sehingga aku, Gemma dan Arthur melonjak kaget.

"Kau pikir aku ingin seperti ini huh? Tidak!!!" ia berteriak tepat di telinga Arthur. Aku dan Gemma membeku. Apakah Arthur dan Harry baru saja mengadakan perbincangan batin? Kami bahkan tak tahu itu Harry atau Harrold. Aku segera bangun dari kursiku dan menuntun Arthur untuk turun dari kursinya. Untung saja ia menurut. Tangannya bergetar saat aku menggenggam erat tangannya. Kesal juga ia mengatai Harry dengan perkataan brengsek. Ia harus tahu jika Harrold-lah yang brengsek. Aku mengantar Athur ke kamarnya.

"Mungkin kau butuh tidur siang." Aku memangku Arthur untuk diam di ranjangnya. Dan sialannya dia berat juga.

"Kau tak tahu apa yang kubutuhkan, dan kau tak berhak mengaturku." Sergahnya dengan nada intimidasi terdapat dalam setiap katanya. Aku menyilang kedua tangan di dadaku menatapinya dengan gusar. Bagaimana anak seumur ini bisa begitu kurang ajar? Oke, jika ia kurang ajar dengan ucapan anak kecil, tapi perkataan yang ia lontarkan selalu terkesan lebih tua dari usianya.

"Kenapa kau hafal sekali siapa Harrold dan siapa Harry?" tanyaku mengintrogasi.

"Aku teman baik Harrold." Jawabnya dengan singkat, seperti pertanyaanku benar-benar tidak penting baginya.

"Kau tahu? Harrold tidak pantas dijadikan teman. Yang pertama kalian sama sekali tidak seumur, dan ke dua ia brengsek."

"Jangan sekali-kali kau mengatai dia brengsek. Pada kenyataannya adalah kekasihmu yang seperti itu. Dia meminta Harrold untuk membantunya, setelah itu ia membuang Harrold seperti sampah. Tidakkah kau sadari jika Harrold sangat memedulikan Harry? Tapi Harry membenci Harrold!" Oh, aku tidak menyangka jika Arthur akan membela Harrold mati-matian di hadapanku.

"Apa yang kau dan Harry lakukan tadi di meja makan?"

"God, please! Bukankah kau menyuruhku untuk tidur?" Arthur menghindari pertanyaanku. Bukankah ia baru saja bilang jika aku sama sekali tidak berhak untuk mengaturnya hah? Tapi jika aku ladeni aku akan sama saja dengannya. Lebih baik aku menanyakan langsung ke Harry.

(TERBIT) Alter EgoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora