28. Stay Away Harrold!

13.9K 1.6K 62
                                    



                Tiba-tiba saja pintu terbuka dan membuat kami menoleh secara bersama-sama. Angie pulang bersama pembantunya. Aku menghela napas lega ketika tidak melihat lelaki pirang yang selalu membuatku cemburu setiap kali melihatnya itu. Karena jujur saja aku memang tak sanggup jika membayangkan Brit melakukan sesuatu kotor dengannya. Itu selalu membuatku marah dan aku tak ingin sisi gelapku (Harrold) keluar dengan adanya dia.

                “Aku pulang…” teriaknya. Brit langsung turun dari pangkuanku dan menghampiri Angie. Sedangkan aku hanya berdiri untuk menyambut kedatangannya.


Britney’s PoV

 

                “Apa yang dokter katakan?” tanyaku panik ketika melihat wajah Ibu yang pucat. Aku menyingkirkan egoku yang sedang tak ingin bicara dengannya sementara untuk memastikan keadaannya.

                “Kau menangis?” ia malah balik bertanya dengan nada kepanikan yang sama. Ia langsung berpaling ke dapur menyadari keberadaan Harry dan menatapnya dengan tajam.

                “Malam Angie.” Sapa Harry. Ibu tak menjawabnya dan membalikkan tatapannya terhadapku.

                “Bukan dia, aku dan ia banyak bercerita. Dan aku menangis karena ceritanya, bukan dia.” Jelasku. Ia menghela napas dan mengangguk lega. “Kau belum menjawab pertanyaanku.” Kataku mengingatkannya.

                “Dokter bilang aku baik-baik saja dan aku tak perlu dirawat inap.” Paparnya sambil menyuruh Christine membereskan obatnya.

“Dan apa yang sedang kau derita?” tanyaku membantunya duduk di atas sofa dengan penuh perjuangan. Kondisinya benar-benar tidak baik. Ia menatapku yang khawatir ia tahu jika ia tak manjawab pertanyaanku, aku akan kembali marah padanya. “Christine, tolong ambilkan minum untuk Ibu.” Kataku menyuruhnya untuk meninggalkan aku dan Ibu berdua.

                Ibu terbatuk hebat tanpa melepas tatapannya terhadapku. Betapa ingin aku memeluknya sekarang. Namun aku tahu ia takkan mau menerimanya karena aku pun belum meminta maaf atas perlakuan kasarku terhadapnya. “Aku akan cerita padamu. Tapi tidak sekarang Brit, aku lelah.” Katanya setengah memelas. Aku mengangguk memahami kondisinya. Aku melihat Christine yang sedang di dapur untuk membawakan Ibu minum.

                Ia berdiri membelakangi Harry menghantarkan perasaan yang begitu buruk di dalam hatiku. Entah mengapa. Aku menggelengkan kepalaku berulang kali berusaha mengusir pikiran tidak masuk akal itu dari pikiranku lalu memelototi Harry saat ia menyadari bahwa aku sedang memerhatikannya. Dengan sigap Harry berjalan menghampiri kami.

                “Selamat datang Mr…”

                “Harry. Tolong, panggil saja Harry.”

                Potongnya begitu Ibu menyambutnya. Ibu mengangguk dan tersenyum ke arahnya.

                “Pergilah Sayang, aku akan istirahat.” Pintanya. Aku mengangguk dan segera mengantarnya ke kamar.

                Tak lama setelah itu, aku melihat Harry yang sedang duduk di atas sofa bersama ponselnya. Aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

                “Tadi itu apa?” tanyaku padanya dan ia langsung menaruh ponselnya melirik ke arahku.

“Tadi yang mana?”

(TERBIT) Alter EgoWhere stories live. Discover now