part 5 ✓

5.5K 317 9
                                    

Welcome back gaiss!!

Jangan lupa klik bintang di kiri bawah sebelum membaca.

Langsung aja

~Enjoy

~Enjoy

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.




Setelah Bara pergi tak terlihat dari pandangan gadis cantik itu. Putri bergegas untuk mandi karena sebentar lagi waktunya makan malam.

Malam tiba, keluarga harmonis itu dengan kepala keluarga Gilang Admaja sedang makan malam bersama di ruang makan. Mereka makan sembari berbincang-bincang tentang apa yang dilakukan anak-anak nya hari ini.

"Gimana sekolah kalian?" tanya Gilang ayah mereka di sela makannya.

"Baik yah, cuma tadi pagi hampir telat masuknya." ucap Putri.

"Kalian sih kan bunda udah bilang sama kalian, udah disuruh bangun kalian masih aja ngeyel dibilangin." Anita menasehati kedua anak nya.

"Bun, udah napa ceramah nya, kuping panas dengerin bunda ngomel-ngomel." tukas Mevia dengan berani.

"Ni anak sekali ngomong ngena jantung ya" ledek sang ayah sambil tertawa.

"Ihh ayah mah kek begitu" rengek Mevia membuat mereka terkejut. Karena memang jarang sekali anak sulung nya itu merengek pada mereka.

"Udah-udah makan dulu dihabisin lalu kalian mau ngapain terserah." ucap Anita melerai anak nya dan suami.

Sedangkan geng Venom yang diketuai oleh Arkan sendiri pun tengah bersiap pergi ke club' walau hanya sekedar minum saja.

"Jangan sampai mabuk berat." suara dingin itu menggema di ruangan tengah markas.

"Baik bos." jawab serentak anggotanya.

Mereka semua langsung melangkah keluar menuju dimana motornya terparkir. Tidak semua anggota ikut hanya saja lebih dari sepuluh orang ditambah dengan anggota inti.

Motor besar yang berwarna hitam merah itu melaju kencang dijalanan yang sepi. Membuat mereka leluasa untuk melakukan atraksi motor dijalan. Arkan memperbolehkan jika jalanan terlihat sepi namun tidak kalau ramai. Karena ia tak mau orang lain dirugikan oleh dirinya dan teman sepergeng nya tersebut.

***

Setelah menempuh waktu yang lumayan lama, akhirnya mereka sampai di salah satu bar yang terkenal di Jakarta. Berjajan beriringan masuk dipimpin oleh ketua yaitu Arkan.

Sampai di dalam, mereka disambut dengan lampu kelap-kelip juga alunan di yang memekakkan telinga. Sebenarnya Arkan sendiri tak terlalu menyukai tempat bising ini namun karena ingin menenangkan diri jadi terpaksa.

𝙰𝚁𝙺𝙴𝚅𝙸𝙰 [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ