part 39 ✓

1.3K 85 6
                                    

Welcome back to my story

Kita boleh berharap tapi Tuhan lah yang menentukan itu semua.

***
Putri, gadis yang menatap lurus ke depan dimana tepat didepan nya adalah danau. Memejamkan mata untuk lebih menikmati hembusan angin yang menerpa wajah Putri.

Dirinya termenung cukup lama entah apa yang dipikirkan oleh nya hanya author dan Tuhan yang tahu. Sampai lamunan itu tersadar saat ada tepukan pelan dibahu kanan dari arah belakang.

Putri menoleh ke belakang, tepat di belakang nya berdiri seorang lelaki tegap yang dapat Putri ketahui kalau itu kekasihnya, Bara.
Ngomong-ngomong tentang mereka sekarang jarang untuk berkumpul sekedar ngobrol atau minum teh karena masih sibuk dengan kesehatan masing-masing.

"Kenapa ngalamun disini sayang?" tanya Bara lembut, tangan nya meraih kepala Putri lalu mengelusnya lembut.

Putri hanya tersenyum tipis lalu beralih kembali danau yang membuat dirinya sedikit tenang. Bara memilih untuk duduk diatas rerumputan disamping kursi roda Putri.

"Bara!" panggil Putri menatap Bara.

Bara memiringkan kepalanya "Kenapa?"

"Ke makam Arkan yuk! kita jenguk dia."

"Boleh deh ayok mumpung gak jauh dari sini kita jalan aja gimana?" Putri langsung mengangguk.

"Ayok!" seru Putri dengan wajah berbinar.

Bara mengambil alih kursi roda tersebut, mendorong kursi roda tersebut dengan hati-hati. Sesekali mereka bercanda ria entah apa yang dibahas dua sejoli itu sampai orang yang melihat memandang bingung ada juga yang menahan senyum karena baper.

"Nanti pulang dari makam beli es cream ya" pinta Putri dengan puppy eyes andalan nya yang membuat Bara gemas mencubit pipi Putri.

"Ish...jangan dicubit." kesal Putri.

"Habisnya kamu lucu banget sih kan jadi gemes." ujar Bara terkekeh pelan. Mereka melanjutkan perjalanan sampai keduanya sampai di depan pintu makam yang tak jauh dari markas.

"Kita masuk ya" Putri mengangguk, Bara membawa kursi roda tersebut sampai masuk kedalam makam. Mereka berjalan pelan sambil mencari kuburan milik Arkan.

"Bara, itu kuburan Arkan!" Putri sedikit berteriak.

Bara langsung mendorong kursi roda itu untuk lebih mendekat ke makam Arkan. Sampai di samping makam Arkan, Bara berjongkok lalu mencabut rumput yang sudah hampir memenuhi kuburan sahabatnya itu. Oh iya mereka sebelum datang kesini sudah membeli bunga mawar untuk Arkan.

𝙰𝚁𝙺𝙴𝚅𝙸𝙰 [END]Where stories live. Discover now