16

23 5 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman!
Kita bertemu lagi di hari Senin dengan kisah Legacy of the wizard chapter 16 🔥

Sejauh manakah petualangan Tom dan para penyihirnya? Apa saja yang dihadapinya?

Tanpa perlu membuang waktu berlama-lama mari kita sama-sama menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

******

“Gunakan kekuatanmu!”

Sudah hampir sebulan aku melakukan ini. Jason dan penjaganya, Rudolf, melatihku begitu keras. Sampai-sampai aku dan Kennedy membuat badan kami terbentuk dengan baik. Sungguh sebuah kemajuan fisik yang hebat.

Jason menekanku untuk dapat menggunakan kekuatanku. Aku tidak pernah berpikir ia akan memperlakukanku dengan cara seperti ini. Sudah terlambat untuk berubah pikiran sekarang.

Selama dilatih olehnya aku hanya mampu menggerakkan benda. Itupun hanya benda kecil dan ringan. Sudah hampir sebulan tetapi kemajuanku tidak menunjukkan tanda-tanda berarti. Hanya rasa lelah dan kesal yang terus muncul.

“Kau harus bekerja lebih keras lagi Tom!” Seru Jason dan melemparkan sebuah kayu dengan panjang 12 cm ke arahku.

Aku menangkisnya dengan tepat. Tetapi menguras seluruh tenagaku. Kutangkis kayu itu dan terlempar jauh keluar pekarangan.

Sementara di sisi lain Kennedy dilatih fisik oleh Rudolf yang bahkan tidak memberinya ampun untuk sekedar istirahat sejenak.

Aku merasa kasihan dengan Kennedy. Namun nasib kami tidak jauh berbeda. Sebab, Jason juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Rudolf pada Kennedy.

“Kau pikir kau bisa jadi penyihir hebat dengan mengeluh lelah? Ayo pusatkan kembali perhatianmu!”

Jason melemparkan kali ini beberapa kayu dan aku dipaksa untuk menangkis kayu-kayu itu. Tetapi kemudian kayu terakhir yang lebih berat dan panjang tidak dapat kutangkis sehingga benda itu menghantamku dan menindasku.

“Bangun!”

Aku muak. Dia pikir aku apa. Aku sudah kesal dengan omong kosong ini. Kupusatkan balok kayu tebal yang menindis tubuhku dan kemudian secara tak terduga dan tanpa pernah kupikirkan sebelumnya, kayu itu terangkat dan terpental kencang menghantam Jason hingga ia terlempar jauh sejauh lima meter.

Rudolf dan Kennedy yang menyaksikan hal itu langsung menghampiri kami. Aku bangun tanpa merasakan sakit sedikitpun. Kennedy memandangiku dengan ekspresi penuh kekaguman.

“Kau berhasil melakukannya kawan!”

“Melakukannya?”

Kulihat Jason yang terkapar dengan kening berdarah membuatku merasa sangat bersalah. Rudolf mengambil sapu tangan dan mengusap luka Jason.

Aku menghampirinya dan dengan perasaan bersalah berkata memohon maaf.

“Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud,”

Namun belum saja kuselesaikan kalimatku, Jason mengacungkan jempol dan ia tersenyum dengan bangga.

“Kau berhasil Tom. Itu yang ingin kulihat. Hasil.” Katanya dengan senang hati.

Aku tersenyum lega. “Hasil dengan cara menyakitimu?”

“Kau harus menggunakan emosimu dengan tepat.”

Aku dan Kennedy saling memandang dengan bingung.

“Nanti saja penjelasannya. Latihan dihentikan dulu. Ayo masuk, kita makan dan istirahat.” Kata Rudolf sambil membantu Jason berdiri dibantu dengan Kennedy.

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now