26

39 3 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman! Senang sekali rasanya kita bisa bertemu kembali lagi 😁👋

Hari ini adalah hari Senin. Itu artinya kita akan bertemu dengan kisah dari Legacy of the wizard. Kisah seru tentang para penyihir yang menjaga realitas dunia dari ancaman iblis dan penjahat lainnya.

Seperti apa kelanjutan kisahnya? So tanpa perlu membuang waktu berlama-lama mari kita sama-sama menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

******

Frank bersama dengan Locus bertarung dengan para monster bawahan Rogas dengan menikmatinya. Locus menggunakan pedangnya yang berwarna emas. Pedang itu adalah pedang yang dibuatkan oleh Radina padanya sebagai hadiah akan kesetiaannya. Radina memang pintar dalam membuat senjata dan dia adalah satu-satunya peri yang paling kuat di negeri Aru.

Locus menebas para monster dengan mudah dan sayatan yang diberikannya membekas dan akan terus melebar hingga membuat tubuh para monster terbelah-belah walau hanya satu kali sayatan meskipun itu kecil dan tidak terlihat mata. Betapa mengerikannya senjata milik Locus.

Locus yang dibantu dan didampingi oleh prajurit peri lainnya menyerang dengan sangat teratur dan sistematis. Sehingga membuat siapapun kagum bila melihat mereka. Frank sendiri mengambil jarak yang jauh dari mereka untuk mengendalikan sihirnya sendiri yang sangat mematikan. Ia takut jika dalam pertempuran yang sedang dilakukannya ia terpaksa merenggut nyawa kaum peri juga. Bahkan Locus.

Oleh karena itu dia selalu mengambil jarak pertarungan yang jauh dari siapapun. Di sisi lain, banyak korban dari pihak Rogas yang berguguran karena menghadapi pertarungan sengit dengan Locus dan para prajurit yang mendampinginya. Dan di sisi lain, banyak sekali yang gugur dengan sekejap oleh Frank.

Locus merapal sebuah mantra dan seketika sebuah akar-akar keluar dari bawah tanah dan mengikat para monster dengan kasar. Locus dapat menggunakan sihir tetapi ia merupakan petarung yang hebat. Walaupun dia bisa melakukan sihir, ia tidak terlalu bagus dalam melakukannya. Beberapa dari peri memang dilahirkan sebagai seorang penyihir dan petarung. Locus merupakan seorang petarung sehingga ia tidak terlalu mumpuni menggunakan sihir.

Frank melirik Locus bersama para prajuritnya dan mendengus meremehkan. Sementara Locus memandang dengan merendahkan Frank dari jauh. Ia meremehkan Frank yang hanya mengandalkan kemampuan sihirnya dibandingkan dengan kekuatan fisik. Mereka saling tidak menyukai karena Radina mencintai Frank. Suatu hal yang membuat Locus muak karena Radina seakan lupa bahwa Frank yang menyebabkan kerusakan di dunia peri.

Sejak saat itu ia tidak pernah menyukai Frank dan Frank sendiri tidak menyukai dirinya yang membencinya. Frank mengeluarkan sebuah buku hitam dengan cover kulit. Ia membuka isinya dan merapalkan suatu kata-kata aneh. Dari balik perkataannya, sekelebat cahaya muncul dari buku dan kemudian beberapa hewan-hewan ganas muncul secara mengejutkan di dalam pertarungan yang sedang berlangsung.

Rogas yang melihatnya menggeram kesal. Ia tahu hewan-hewan ganas itu adalah milik-nya yang dicuri oleh Frank dan jiwa mereka dimasukkan ke dalam buku kutukannya yang dia sebut “Suci”. Rogas berdecak kesal dan mengambil pedang panjangnya yang berukuran 34 cm lalu berlari menuju Frank untuk menghabisinya.

Tetapi ia dihadang dan dicegah oleh hewan-hewan Iblis-nya sendiri sehingga membuat Rogas dengan terpaksa harus menghentikan langkahnya sementara. Ia menatap hewan-hewan miliknya dan berusaha untuk memengaruhinya dan mengajaknya kembali berada di sisinya.

Namun Frank yang melihat hal itu hanya tersenyum sinis.

“Percuma saja Rogas. Hewan-hewan itu tidak akan tunduk padamu lagi untuk selamanya.” Kata Frank.

Rogas menggeram. “Kau apakan hewan-hewanku?”

Frank mengedikkan bahu. “Aku hanya mengambil jiwa mereka dan memasukkannya dalam buku suci-ku. Menjadikannya sebagai hewan peliharaanku.”

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now