48

28 1 0
                                    

Aku bersama penyihir hitam berjalan bersama melintasi jembatan pelangi yang membentang lurus ke sebuah kota yang berwarna-warni. Di sepanjang jalan kami, aku melihat makhluk-makhluk aneh dengan tanduk kecil yang seolah tumbuh dan berkembang. Makhluk itu seperti setan kecil yang biasa digambarkan media tetapi yang berbeda adalah mata-nya yang besar dan bulat serta giginya yang tajam tetapi hampir mirip dengan hewan-hewan yang memiliki gigi tajam bukan untuk mengunyah daging namun untuk mematuk, melubangi buah, dan kebutuhan lainnya untuk membantunya mengonsumsi sesuatu.

Frank seakan dapat membaca pikiranku dan berkata dengan santai.

Fluffin, makhluk mistis yang biasa datang ke dunia peri untuk membawa pesan dari Kalden si pemimpin dunia roh. Mereka tidak ramah. Mereka makhluk menjengkelkan dan tidak suka bekerja sama. Hampir mirip peri hitam. Tapi makhluk ini cukup setia dengan pemimpin mereka. Mereka hanya akan patuh dan tunduk ketika mereka ditundukkan dengan cara keras.”

“Maksudmu memerangi mereka?”

Frank mengangguk pelan.

“Jadi, sudah berapa lama kau dan Radina berpisah?” Tanyaku beberapa saat kemudian.

“Sudah lama sekali. Kenapa kau menanyakannya?”

“Aku hanya penasaran.” Jawabku apa adanya.

“Kau sepertinya tertarik untuk mengetahui hubungan kami. Kenapa?”

Aku mengedikkan bahu. “Seperti yang kau katakan. Aku tertarik untuk tahu.”

Frank mendengus sinis. “Sebaiknya kau tanya Radina. Dia sangat senang berbicara tentang hubungan cinta kami. Aku bukan seorang yang senang membicarakan tentang hubungan cintaku pada orang lain.”

“Oke baiklah.”

“Sejak kapan Rosemary menempati dirimu?”

“Aku tidak tahu.”

Tanpa terasa, kami sampai di penghujung jembatan pelangi. Aku menapakkan kaki lebih dulu di rerumputan hijau yang luas dan indah. Sejauh mata memandang, aku mendapati sebuah istana yang terbentuk dari berlian. Istana itu besar dan memantulkan langit di sekelilingnya sehingga seakan kau melihat langit berbentuk istana di ujung pandanganmu.

“Indah sekali!” Seruku dengan takjub.

Frank tersenyum. “Douglas, ternyata kau benar.”

“Siapa Douglas?”

“Temanku dari abad ke-19. Dia hidup di masa perang saudara amerika serikat. Seorang veteran perang yang mendukung kebijakan presiden Abraham Lincoln mengenai penghapusan system perbudakan. Dia seorang misionaris yang juga bekerja sebagai seorang tentara. Ironi kan? Seorang yang menyerukan perdamaian juga ternyata berperan dengan pemusnahan kehidupan. Dia pernah bercerita padaku tentang sebuah tempat yang dilihatnya di dalam mimpinya. Kota dengan istana yang terbuat dari berlian. Aku tahu, dia tidak bermimpi. Yuna, salah satu entitas mimpi membawa rohnya ke tempat ini.” Ujar Frank.

“Dia tidak mati berteman denganmu? Maaf, aku tidak bermaksud kasar.”

“Jangan dipikirkan. Douglas dilindungi oleh Yuna. Karena mereka saling mencintai. Yuna yang mendatangi Douglas sendiri karena ia tertarik dengan kehidupan selibat yang dijalani Douglas dan kemurnian hatinya. Yuna jatuh cinta dan dia terus menetap di mimpi Douglas.”

“Sepertinya kisah mereka begitu indah.”

“Yah terkadang kisah mereka cukup menghiburku.”

“Jadi, kemana Yuna dan Douglas ini?” Tanyaku penasaran.

“Mereka ada di alam ini. Kau akan bertemu dengan mereka sebentar.”

“Bagaimana kau tahu mereka ada disini?”

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now