23

22 3 0
                                    

Halo semua teman-teman 😁
Jumpa lagi di dalam kisah Legacy of the wizard chapter 23.
Kisah tentang para penyihir yang menarik minat kita semua.
Seperti apa kisah keseruannya?
Yuk mari sama-sama kita menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

******

Edgar dengan diiringi berbagai hewan buas dan liar mengunjungi tempat tinggal suku pedalaman. Disana ia sudah mendapati Tim bersama Ruteni dan para masyarakat suku Amazon sedang bersiap-siap dengan pertempuran yang akan berlangsung sebentar lagi dengan masing-masing di tangan mereka terdapat senjata.

Edgar yang sedang merubah wujudnya menjadi serigala meraung kencang pertanda memperingatkan akan para tantara yang akan menyerang mereka sebentar lagi. Edgar berputar menghadap para hewan-hewan buas dan berbicara dengan mereka dalam bahasa hewan.

Sementara Tim, mengarahkan para perempuan dan anak kecil untuk keluar dari perkampungan mereka dengan dipandu oleh serigala yang Edgar perintahkan. Mereka mengarahkan mereka untuk mendapatkan perlindungan di daerah gua yang terdapat tidak jauh dari rumah gubuk milik Edgar dan Tim. Mereka mengikut serigala yang menuntun mereka dan kemudian menghilang tak lama setelahnya.

Tersisa para penduduk pria dengan Tim yang memegang shotgun di tangannya dan para penduduk yang bersenjatakan busur-panah dan senjata-senjata tradisional lainnya. Edgar memerintahkan para burung-burung mengambil kayu-kayu berat dan besar lalu kemudian para gajah dengan dibantu hewan lain membangun barikade pertahanan untuk mencegah gelombang pasukan tentara yang merangsek masuk dengan tidak terbendung.

“Apa semua persiapan sudah matang?” Tanya Tim pada Ruteni yang mengenakan ikat kepala berwarna putih dengan darah hewan sebagai symbol pertanda ia adalah komandan perang para penduduk suku.

Ruteni mengangguk. “Sudah. Mereka sudah siap.”

Tim tersenyum kecil. “Bagus. Jika ada yang ingin berubah pikiran, sebaiknya mereka pergi sekarang juga sebelum terlambat.”

Ruteni menatap Tim untuk meyakinkannya.

“Mereka semua sudah siap. Mereka tidak akan berubah pikiran.”

Tim tidak membalas melainkan hanya mengangguk.

Kemudian Edgar menghampiri mereka dan merubah wujudnya kembali menjadi manusia.

“Para hewan-hewan itu akan memberitahu kita kedatangan mereka.”

“Bagaimana dengan para elang yang mengintai mereka?” Tanya Tim.

“Mereka mengabarkan padaku bahwa jarak para tentara itu dengan perkampungan ini sekitar satu kilo lagi.”

Tim mendecak kesal. “Sial mereka sudah dekat.”

“Mereka menggunakan kendaraan khusus yang mampu mengarungi medan berbahaya dari hutan ini.”

Ruteni meneguk ludah. “Semuanya, bersiap-siap di pertahanan masing-masing!” Perintahnya dengan lantang.

Di belakang mereka seorang pria tua dengan topi kebesaran dengan bulu merak di belakangnya tanpa busana hanya mengenakan semacam koteka atau celana dalam tipis menghampiri mereka, Edgar dan Tim.

“Sebagai kepala suku, aku, Ketonra, menyampaikan rasa terima kasih yang besar karena mau berjuang bersama kami dalam menghadapi musuh dari luar.” Kata Ketonra sang kepala suku dengan penuh penghormatan.

Tim tersenyum. “Terima kasih juga sang tercerahkan. Kami senang dapat membantu kalian. Karena kalian juga telah memberikan kami tempat untuk tinggal dan selalu membantu kami dalam mencukupi kebutuhan kami.”

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now