24

23 2 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman! Senang sekali rasanya kita bisa bertemu kembali lagi 😁👋

Hari ini adalah hari Senin. Itu artinya kita akan bertemu dengan kisah dari Legacy of the wizard. Kisah seru tentang para penyihir yang menjaga realitas dunia dari ancaman iblis dan penjahat lainnya.

Seperti apa kelanjutan kisahnya? So tanpa perlu membuang waktu berlama-lama mari kita sama-sama menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

******

Aku menatap tubuh monster itu yang baru saja dihancurkan dengan satu sentuhan jari dengan sangat ngeri dan bergidik takut. Kekuatan macam apa yang dimiliki penyihir di depanku? Betapa sangat mengerikannya! Dia bahkan bisa menghancurkan apapun. Setiap peluru yang dilepaskan oleh para polisi dan tentara yang hadir disana berusaha untuk menangkap mereka berdua yaitu si penyihir dan penjaganya dan para monster karena dianggap sebagai ancaman tingkat tinggi. Penyihir itu tidak merasakan sakit sama sekali. Bahkan, semua benda yang menyentuh tubuhnya hancur berkeping-keping. Sedangkan penjaganya bersembunyi di balik mobil-mobil yang sedang terparkir dengan kondisi berantakan karena para pemilik mereka pada berlarian entah kemana.

“Itu gila!” Seru Kennedy takjub.

Kurasa ketakjuban yang muncul di wajah Kennedy membuatnya melupakan akan betapa mengerikannya penyihir itu.

Kathlyn, Antonio, dan Jason menghampiri penyihir itu dan ikut bergabung bersamanya. Kulihat raut wajah terkejut penyihir itu mendapati kehadiran mereka bertiga. Tanpa pikir panjang pun kemudian mereka langsung melibas habis para monster dengan mudah. Aku yang menyaksikan mereka dibuat kagum dan terpesona.

Setelah mengalahkan para monster itu hingga tak bersisa, mereka menghampiri kami. Aku memandangi si penyihir baru ini. Dia memiliki wajah yang menarik dengan rambut hitam lurus yang cukup tebal. Begitupun juga dengan penjaganya. Dia menatapku balik dengan menilai.

“Ini dia sang Nabi?” Tanyanya seakan meledek.

Aku yang tidak menyenangi perkataannya menatapnya tajam dengan menantang.

“Benar. Kau ada masalah kawan?” Tanyaku balik dengan menantang.

Penyihir yang bernama Donald itu tersenyum dengan sinis.

“Kau yakin dirimu adalah seorang Nabi? Aku tidak melihat sosok nabi di dalam dirimu.” Ia tertawa dengan mengejek.

Aku mengeraskan rahang dan bersiap untuk menghajarnya kalau saja Kennedy tidak menahanku.

Donald menatapku dengan tajam dari dekat.

“Ingin menghajarku jagoan?” Tanyanya dengan menantang.

Aku tidak suka ini. Ia seperti Austin yang suka mem-bullyku. Aku tahu Kennedy merasakan hal yang sama.

“Tom, ingat, dia penyihir. Kau tidak bisa melawannya.” Kata Kennedy berbisik menasehatiku.

Aku berusaha mengendalikan diriku akan nasehat Kennedy. Dia benar. Bagaimanapun, aku tidak memiliki kekuatan seperti dirinya. Sehingga akan sangat berbahaya bila menghadapinya terlebih lagi kemampuannya yang sangat mengerikan. Satu sentuhan jari saja bisa membuatku hancur.
Donald menyeringai dengan meremehkan.

“Sepertinya kau tahu diri nabi untuk tidak melakukan tindakan yang ceroboh. Kau harus berterima kasih dengan teman manusiamu itu.”

Kathlyn menarik kerah Donald dengan sedikit kesal.

“Donald, jangan membuat masalah.” Ancam Kathlyn.

Donald dan Kathlyn saling menatap dalam ketegangan. Tidak satupun dari mereka melepaskan tatapan. Kulihat aspal yang dipijak Donald mulai retak dan sedikit hancur. Sedangkan di sekitar kami suhu mulai menurun drastis.

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now