51

14 1 0
                                    

Aku mengedarkan pandangan berkeliling. Suasananya sangat suram sekali. Kami memasuki jalan kecil yang mengarahkan ke jalan setapak. Aku melihat begitu banyak arwah yang beterbangan tidak tentu arah. Kesengsaraan mewarnai rupa dan penampilan mereka. Seperti mimpi buruk yang berubah menjadi nyata dan hadir di depan matamu langsung. Aku gemetar ketakutan tetapi Rosemary menegurku dengan tegas memintaku untuk tidak memerhatikan semuanya.

Hel bayangan menuntun kami melewati sebuah celah yang terdapat di ujung jalan dan masuk ke dalamnya. Celah itu cukup luas untuk kami masuki. Tentu saja, Rosemary bisa menembusnya dengan mudah. Sementara aku dan Frank butuh sedikit waktu untuk memasukinya dengan hati-hati. Karena sedikit saja kalau salah, tubuh kami bisa robek dengan bebatuan tajam yang memiliki gerigi bagai gigi-gigi hiu yang siap mengoyak tubuh.

Sesampainya kami di dalam gua, kegelapan memenuhi kami. Hel bayangan meminta kami untuk tidak menggunakan sihir sama sekali agar membantu jalan kami di dalam gua. Karena itu hanya akan membuat kami berada di dalam bahaya dan akan selamanya terjebak di dalam gua ini. Itu membuatku takut dan merasa ngeri.

“Jadi, bagaimana cara kami melewati ini?” Tanyaku dengan panik.

Rosemary menghampiriku. Aku bisa merasakannya dan kemudian menyentuh kedua bahuku dengan lembut.

“Gua kegelapan adalah salah satu tempat yang harus dilewati sebelum mencapai istana dewi kematian. Disini, Hel menguji tekad seseorang dengan membuat mereka ketakutan dan kesepian. Makhluk hidup selalu takut dengan kesendirian dan kegelapan. Perlahan-lahan pikiran akan menghilang dengan sendirinya dan rasa takut akan menguasai jiwa. Jika itu sampai terjadi, maka kau akan selamanya terjebak di dalam alam Hel. Tidak pernah ada makhluk hidup yang berhasil selamat dari gua ini.” Ujar Rosemary.

“Tidak pernah sama sekali?” Tanyaku sangsi.

“Yah setidaknya ada tiga yang pernah berhasil melewati gua ini.”

“Siapa mereka?”

“Penyihir hitam.” Jawab Rosemary. Walaupun kami tidak bisa saling melihat, tapi aku bisa merasakan Frank menoleh ke arah yang menurutnya kami berada.

“Bukan aku.” Sahut Frank.

“Apa maksudmu?”

“Ada penyihir hitam sebelumku.”

“Benarkah itu?”

“Benar.” Jawab Rosemary. “Penyihir hitam pertama mengkhianati Hel dengan menipu sang dewi kematian untuk merebut kembali jiwanya. Dia datang kesini dan berhasil mencapai istana Hel. Tapi sayangnya, dia kalah dalam menghadapi Hel dan dewi kematian menyiksanya sampai saat ini. Baik jiwa dan fisiknya.”

“Kau serius?” Aku tidak menyangka.

“Dia benar.” Sahut Frank sembari berdecih kesal.

“Hati-hati Frank, kau rentan disini.” Rosemary memperingatkan.

“Jadi bagaimana cara kita melewati gua kegelapan ini?”

“Fokus dengan tujuan dan kesadaranmu. Sebentar lagi, semua kenangan dan mimpi buruk kita akan muncul menjadi nyata. Jangan terlena. Semua itu hanya ilusi.”

“Dia tidak akan terpengaruh apapun.” Kata Frank dengan maksud menunjuk Rosemary.

“Karena dia berasal dari ras penduduk langit?”

“Benar.”

“Tapi bukankah Rosemary sudah terikat sepenuhnya dengan tubuh manusia? Ia pasti memiliki perasaan emosional dan memori inangnya.” Bisikku pada Frank.

“Kau benar. Tapi Rosemary sejatinya hanya sebuah wujud dari energy yang besar.” Balas Frank. Ia menunjuk Rosemary dengan jari telunjuknya. “Tubuh yang digunakannya itu sudah berusia mungkin jauh lebih tua dari yang kita ketahui. Dia menempati mayat seseorang.”

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now