25

13 2 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman! Senang sekali rasanya kita bisa bertemu kembali lagi 😁👋

Hari ini adalah hari Senin. Itu artinya kita akan bertemu dengan kisah dari Legacy of the wizard. Kisah seru tentang para penyihir yang menjaga realitas dunia dari ancaman iblis dan penjahat lainnya.

Seperti apa kelanjutan kisahnya? So tanpa perlu membuang waktu berlama-lama mari kita sama-sama menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

******

Aku meninggalkan Muffy di belakang yang tampaknya sangat khawatir akan diriku. Tetapi aku tidak punya pilihan lain. Aku harus membantu dan menolong mereka. Apapun konsekuensi yang akan terjadi.

Aku mendatangi mereka dan bergabung bersama mereka. Kathlyn yang melihatku datang terkejut dan menegurku dengan keras setengah menghardik.

“Apa yang kau lakukan Tom? Kau tidak seharusnya berada disini!” Tegurnya dengan lantang.

“Ya sebaiknya kau kembali saja. Kau hanya akan menjadi beban untuk kami.” Sahut Donald.

Aku tahu mereka semua bermaksud baik tetapi aku tetap tidak akan berpaling. Aku akan tetap membantu mereka.

“Biarkan aku ikut bertarung dengan kalian.” Pintaku dengan memohon.

“Tidak. Kembalilah cepat.” Tegas Jason. Dia serius.

Aku menggeleng dan bersikukuh untuk tetap ikut.

Tetapi mungkin karena mereka memang merasa aku tidak akan banyak membantu, Jason dengan terpaksa mendorongku dengan kemampuannya. Aku terdorong jauh.

Aku tidak menerima apa yang dilakukannya padaku. Aku tetap berjalan kembali. Namun lagi-lagi medan magnetnya menolakku dan mendorongku kembali ke dekat Muffy.

“Oh ayolah!” Seruku kesal.

“Tetap disana!” Geram Antonio.

“Kalian tidak bisa menghalangiku!” Protesku dengan ngotot.

“Ya kami bisa.” Sahut Kathlyn.

“Aku adalah Nabi kalian. Pemimpin kalian! Kalian harus patuh padaku!” Seruku.

Dengan tanpa terduga setelah mengatakan hal itu secara mengejutkan aku menyaksikan keempat penyihir itu mengerang kesakitan. Mereka memegang leher mereka yang tampaknya terasa sangat sakit sekali. Seolah terbakar.

Aku melihat Kathlyn bahkan sampai berlutut menahan rasa sakit. Jason mencekik sendiri lehernya karena merasa sakit. Donald membungkuk menahan sakit. Sedangkan Antonio terbaring berusaha menahan rasa sakit.

Aku yang sangat terkejut menyaksikan mereka kebingungan dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

“Apa yang terjadi? Ada apa dengan mereka semua?” Tanyaku pada Muffy yang tampaknya tahu apa yang terjadi dari raut wajahnya.

“Rantai kutukan Yonifaren.” Lirih Muffy.

“Rantai kutukan?” Tanyaku seakan tidak percaya.

Muffy kini menatapku dengan aneh.

“Tidak pernah ada yang dapat melakukan kutukan dan siksaan itu selain Yonifaren. Sang pemimpin para penyihir.”

“Maksudmu seorang nabi?”

“Yonifaren bukan seorang nabi tetapi ia adalah pemimpin para penyihir. Dulu dia mengendalikan para penyihir yang membangkang dengan kekuatan kutukannya. Rantai neraka yang terbalut di dalam jiwa para penyihir. Ia merupakan seorang penyihir tingkat tinggi yang sangat kuat. Tidak ada penyihir yang berani menentangnya setelah dia mengutuk para penyihirnya yang membangkang.” Muffy mengamatiku dengan menilai. “Bagaimana mungkin kekuatannya ada padamu?” Tanyanya padaku dengan nada aneh.

Aku sendiri tidak tahu mengapa kekuatan itu ada padaku.

“Aku tidak tahu. Aku hanya kesal dan bertekad agar mereka mendengarkanku. Tetapi karena mereka mengabaikanku, aku ingin sekali menarik perhatian mereka.”

“Itu bukan keinginan.” Dengan bibir bergetar Muffy melanjutkan. “Itu adalah kekuatan sihirmu. Mengendalikan hasrat, keinginan, dan angan-anganmu sendiri.”

“Apa?!”

“Itu adalah kekuatan sihir langka. Hanya tetua pertama yang memilikinya. Dia mampu menjadi pemimpin para tetua karena memiliki kekuatan itu. Kau sebenarnya siapa?”

Aku menatap kedua tanganku dengan bingung.

“Aku sendiri tidak tahu siapa diriku.”

Muffy mencoba menyentuhku. Ia seakan ingin menilai dan memahami apa yang ada di dalam diriku.

“Kau sepertinya memiliki kekuatan sihir yang terpendam di dalam dirimu. Sebuah kekuatan yang sangat besar dan berbahaya. Terlalu kuat. Aku yakin, penyihir yang dapat membaca dirimu akan sangat takut dan tahu bahwa kau bukan sembarang orang.” Ujar Muffy.

“Apa mereka mengetahui hal ini?”

“Para penyihir?”

Aku mengangguk.

Muffy menggeleng. “Tidak semua. Hanya Madeleine dan Frank yang tahu akan hal ini. Karena Madeleine dapat membaca apapun yang ada di dalam diri seseorang. Sedangkan Frank sudah mengenal kutukan ini sejak lama begitupun dengan kekuatan tetua pertama.”

“Apakah kekuatanku ini istimewa?”

Muffy menatapku serius.

“Bukan istimewa. Berbahaya.”

“TOLONG HENTIKAN!” Seru Antonio mengerang kesakitan sehingga membuat kami berdua terkejut.

“Kau harus segera menarik kutukanmu. Mereka sangat tersiksa.” Perintah Muffy.

“Tapi apa yang harus kulakukan?”

“Hentikan keinginanmu untuk memaksa mereka menurutimu dan konsekuensi bila menolak keinginanmu.”

“Baiklah Muffy.”

Aku memejamkan mata berusaha menarik keinginanku dan kemudian aku tidak lagi mendengarkan mereka mengerang kesakitan. Tampaknya mereka tidak tahu siapa yang melakukannya. Hal itu sedikit membuatku senang.

“Apakah para monster itu yang melakukannya?” Tanya Antonio.

“Mereka tidak memiliki kemampuan itu.” Balas Donald dan kemudian lanjut menyerang para monster.

“Mereka telah kembali ke dalam pertempuran.” Kataku.

Muffy tersenyum kecil. “Kau tidak perlu terlibat di dalamnya. Kau hanya akan membahayakan nyawa para penyihirmu. Karena kau belum bisa mengendalikan kekuatanmu sepenuhnya.”

Aku mengangguk sepakat. Setelah melihat apa yang terjadi pada mereka membuatku tidak tega dan lebih baik membiarkan mereka melakukan pertarungan mereka sendiri. Muffy pun menarikku menjauh dari pertempuran.

Dia membawaku jauh dari mereka. Saat kami telah merasa aman dan jauh dari mereka yang sedang sibuk bertarung, dengan secara mengejutkan yang entah datang dari arah lain, sebuah monster bertubuh dua kali lipat lebih besar dari Jason datang menghampiri kami.

Muffy berteriak terkejut dan aku sendiri membelalak menyaksikan ukuran monster itu. Muffy menarik lenganku dan bersembunyi di belakang tubuhku dengan ketakutan.

“Apa yang harus kita lakukan?”

Aku dengan tubuh gemetar berusaha menahan rasa panik, menjawab dengan bibir bergetar takut.

“Aku juga tidak tahu harus melakukan apa!”

“Kita harus pergi!”

“Dia tepat di depan kita!”

“Kita bisa melewatinya!”

Aku berdecak kesal. Muffy tampaknya tidak mengerti ketakutanku. Tetapi Muffy memang takut dan sudah sewajarnya aku melindunginya jadi kuikuti saja sarannya dan berusaha menerobos makhluk menjijikkan itu.

Namun tampaknya makhluk itu tahu akan apa yang akan kulakukan dan dia berniat menghalangi rencanaku untuk kabur darinya. Sial, aku mengumpat dalam hati. Sepertinya tidak ada cara lain. Aku harus melawan monster itu.

Aku tidak akan mundur.

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now