28

36 2 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman! Senang sekali rasanya kita bisa bertemu kembali lagi 😁👋

Hari ini adalah hari Senin. Itu artinya kita akan bertemu dengan kisah dari Legacy of the wizard. Kisah seru tentang para penyihir yang menjaga realitas dunia dari ancaman iblis dan penjahat lainnya.

Seperti apa kelanjutan kisahnya? So tanpa perlu membuang waktu berlama-lama mari kita sama-sama menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

******

Radina menggigit bibir dan berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Benaknya tidak berhenti memikirkan Frank. Radina khawatir dan tidak dapat memikirkan hal lain selain Frank. Hingga karena sedikit kesal, Madeleine menegurnya.
“Yang mulia ratu, anda seharusnya menenangkan diri anda.” Tegur Madeleine.

“Bagaimana mungkin aku bisa menenangkan diriku sementara diluar sana kekasih hatiku sedang dikuasai kegelapan? Kau pikir kau bisa memahami kesedihan dan kekhawatiranku?” Radina berdecak kesal.

Madeleine diam menatap Radina dan membaca isi pikirannya.

Frank, apa kau baik-baik saja? Tolong dewi kematian, berhenti mempermainkan Frank! Kau sudah menyakitinya terlalu lama. Kau adalah musuh sesungguhnya bagi dia. Berhenti, kumohon.

“Kau membaca pikiranku.” Kata Radina dengan nada menuduh tidak suka pada Madeleine.

“Aku minta maaf yang mulia ratu. Tapi aku harus mencoba untuk membuatmu tenang.”

“Madeleine benar yang mulia ratu. Anda tidak seharusnya gusar dengan kondisi dan keadaan Frank yang diluar jangkauan anda. Karena emosi anda akan memengaruhi dunia peri. Tolong kendalikan diri anda sebaik mungkin.” Kata Locus.

Radina menghembuskan napas berat. Ia memanggil beberapa peri yang berdiri menjaga di dekat pintu masuk altar untuk mendekat dan memerintahkan pada mereka untuk membawa kursi agar dia bisa duduk untuk menenangkan diri.

Tak lama kemudian para peri yang disuruh itu datang sambil membawa kursi dengan merapalkan mantra sehingga kursi itu melayang di udara dengan anggun. Radina mengatakan suatu kalimat mantra dan kursi itu terletak di depannya dengan mulus tanpa kerusakan.

Radina pun duduk dan menatap mata air yang ditempatkan di dalam sebuah bejana keramik. Radina memandangi Frank dari bejana air itu dengan penuh kasih.

“Cintaku.” Lirih Radina pilu.

Madeleine, Jackson, dan Locus yang telah berada di antara mereka menatap Radina dengan perasaan haru. Betapa dia sangat mencintai Frank si penyihir hitam.

“Semoga kau baik-baik saja kekasihku. Aku sungguh ingin menolongmu. Tetapi dewi kematian yang berada di dalam dirimu menolak kami semua dan mencurimu dariku. Aku tidak bisa menghadapinya. Tapi aku akan selalu bersamamu.” Ujar Radina.

“Ibu!”

Madeleine dan Jackson menoleh ke arah sumber suara. Mereka mendapati seorang anak kecil laki-laki dengan tubuh berwarna putih seperti susu dan sangat luar biasa tampan. Telinganya runcing seperti para peri pada umumnya dan matanya berwarna hijau indah. Madeleine dan Jackson memandangi anak kecil itu dengan terheran-heran seakan mengingatkan mereka dengan seseorang.

Rambut anak kecil peri itu berwarna hitam tebal dan lebat. Ia memiliki postur tubuh yang indah dan ideal. Begitu menggairahkan. Madeleine berusaha memasuki pikiran anak kecil itu dengan iseng untuk mengetahui identitas anak itu akan tetapi sepertinya Locus menyadari apa yang ingin dilakukan oleh Madeleine sehingga ia memberi isyarat melarang pada Madeleine untuk tidak melakukannya.

Dengan terpaksa Madeleine mengurungkan niatnya untuk mengetahui identitas anak itu. Anak kecil peri itu menghampiri Radina. Radina menyambut anak kecil itu dengan hangat dan penuh kasih. Anak kecil itu memberikan Radina sebuah mawar hitam kepada Radina.

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now