50

18 1 0
                                    

“Bakar! Bakar! Bunuh semuanya!”

Noir memberi perintah dengan garang memerintahkan para anak buahnya untuk membasmi prajurit peri bersama para penyihir yang bertarung bersama mereka.

Locus membelah dua salah seorang prajurit Noir lalu menghampiri Radina yang baru saja memotong kepala salah satu monster yang bergabung bersama prajurit Noir.

“Yang mulia, sepertinya pertarungan ini tidak akan berlangsung cepat. Saya mendapatkan informasi dari Madeleine bahwa bala bantuan musuh akan segera sampai kesini dan mereka membawa ribuan pasukan.” Ujar Locus.

Radina mendecak kesal. “Sial, kalau begitu kita perlu juga bantuan dari kaum kita.” Radina memandang berkeliling. “Apa kau masih mampu menahan mereka?”

Locus dengan penuh percaya diri menjawab tenang. “Serahkan pada saya yang mulia ratu.”

Radina mengangguk. “Maka kuserahkan kepemimpinan padamu.”

“Anda mau kemana yang mulia ratu?”

“Aku akan meminta Madeleine memanggil sang nabi dan Frank. Kita membutuhkan bantuan mereka.”

“Tapi bukankah menurut yang saya ketahui, Madeleine tidak mampu memasuki alam lain melalui pikirannya?”

“Aku akan membantunya melakukannya dengan kekuatanku. Sekarang, aku minta kau memimpin para penyihir juga. Mereka masih belum terlalu terlatih dalam menghadapi medan tempur yang besar.”

Locus mengangguk dan membungkuk dengan hormat. “Saya siap melaksanakan perintah anda yang mulia ratu.”

Radina memegang kepala Locus dengan khidmat. “Maka pergilah bersama keberanian dan kebijaksanaan, Locus.”

Locus menunduk dalam-dalam sebelum kemudian berpaling dan menerjang kembali menyerang para musuh.

Radina menghampiri Jason bersama Asri.

“Jason, lindungi menara. Sihir yang lebih kuat akan datang. Kami butuh pertahanan yang kuat. Hanya kau satu-satunya yang memiliki kemampuan pertahanan terbaik di antara para penyihir.”

Jason mengangguk. “Akan saya lakukan yang mulia ratu.”

“Dan Asri,” Radina menatap adik angkatnya itu sejenak. “berlindunglah di dalam menara. Kami membutuhkan kekuatan penyembuhmu.”

Asri mengedikkan bahu. “Menarikku dari medan pertempuran? Aku bisa menolong mereka kak.”

Radina tersenyum tipis. “Tapi jauh lebih baik jika tenagamu tidak terkuras dengan berperang.”

“Baiklah akan kulaksanakan perintah yang mulia.”

Radina tersenyum dan mengajak mereka memasuki menara. Jason merapalkan mantra dan seketika menara dilapisi dinding energy yang besar dan tebal.

“Wow aku tidak tahu kau bisa melapisi sesuatu dengan medan energy?” Kata Asri dengan terpesona.

Jason hanya mendengus geli dan mengikuti Radina menaiki tangga.

Sesampainya mereka di menara atas, Radina memberitahu Madeleine tentang rencananya. Madeleine tampak ragu dan khawatir sebagaimana yang jelas terlihat di wajahnya.

“Saya tidak yakin itu bisa bekerja yang mulia ratu.”

“Serahkan saja padaku. Aku tidak punya kemampuan pikiran sekuat dirimu yang bisa menembus alam lain. Kau diberkahi dan dianugerahi kekuatan yang luar biasa.”

“Bagaimana anda bisa seyakin dan tahu darimana bahwa saya memiliki kemampuan seperti itu yang mulia ratu?”

Radina menatap Madeleine dari dekat. “Aku percaya kau mampu melakukannya Madeleine.”

LEGACY OF THE WIZARDWhere stories live. Discover now