Bitter Lie

3.6K 483 60
                                    

"You're not going anywhere, anywhere, even when I have to leave you, you're not going anywhere either."


Lemahnya Zea berada di dalam kukungan Jeffrey tidak bertahan lama setelah dirinya menghantam keras area bawah Jeffrey dengan lututnya, lalu mendorong Jeffrey yang setengah mati kesakitan dan kembali lari dari sana.

Masih ada kesempatan, ya kesempatan.

Zea berlari secepat mungkin tanpa memperdulikan Jeffrey berteriak begitu menyeramkan di belakangnya, bahkan Zea sampai menutup matanya hingga dirinya berhasil keluar dari gang kecil tersebut tanpa ada dicegat oleh siapapun termasuk bodyguard Jeffrey. Zea menatap ke arah sekitarnya dan berlari ke arah kiri, arah yang berlawanan dari bangunan apartemen milik Jeffrey.

Kali ini Zea benar-benar tidak memperdulikan apapun, hanya berlari sampai sejauh mungkin dari Jeffrey, tidak peduli juga dengan orang-orang yang sengaja ia tabrak dan menyumpahinya. Zea benar-benar ketakutan sekarang, Jeffrey yang tadi benar-benar menyeramkan dari pada apapun. Penampilan Zea juga sama kacaunya dengan hati dan pikirannya sekarang.

Sampai dimana netra Zea menangkap seorang polisi yang hendak masuk ke dalam mobil polisinya, Zea makin mempercepat larinya menuju ke arah polisi itu dan berhasil, Zea berhenti sembari menggenggam erat pergelangan polisi tersebut lalu mengatur nafasnya. Sang polisi tentunya kebingungan dan melihat kesekitaran, tentunya hal ini membuatnya curiga lalu dengan segera menarik Zea untuk mendekat ke arahnya.

Polisi bernama Joe yang sudah bertuliskan di name tag miliknya tersebut pun kini penuh simpatik membantu Zea untuk menenangkan dirinya.

"Ada apa, nona? Apa ada masalah?"

"Aku- aku-"

"Calm down, nona, anda aman sekarang, ada yang bisa saya bantu? Anda kenapa?" Tanya Joe pelan sembari mengusap bahu Zea, lalu membuka pintu mobil polisinya untuk berniat mendudukkan Zea di kursi karena kondisi Zea yang benar-benar kacau karena rasa takutnya yang bercampur dengan rasa lelahnya setelah berlari.

Zea mengatur nafasnya dengan susah payah lalu setelahnya zea berkata dengan nada terpatah-patah, "Aku anggota polisi juga, aku anggota polisi dari Sacramento, aku- aku di culik, tolong aku."

"Okay nona, anda harus tenang dulu, jangan pikirkan apapun selain anda sudah aman sekarang. Saya akan membantu, tapi nona harus tenang dulu."

"Aku dengan timku diculik-"

"Sayang?"

Tubuh Zea menegang saat mendengar suara itu lagi, pandangannya beralih pada Jeffrey yang sudah berdiri tidak jauh dari mereka berdua dengan wajah khawatirnya, yang pastinya itu tipuan dan karena hal itu, Zea kembali menggenggam erat pergelangan Joe dengan wajah ketakutannya.

"Dia, dia yang menculikku!"

"Sayang kau ini membicarakan apa, hm? Ayo pulang, bayi kita menunggu di rumah," ucap Jeffrey lagi yang membuat Zea langsung bingung dan menggeleng kepalanya dengan keras ke arah Joe.

"No! Dia berbohong, aku mohon tolong aku! Please!"

"Ah saya minta maaf soal ini, dia istri saya dan dia sedang mengalami Postpartum setelah melahirkan anak kami, itu semacam gejala depresi pasca melahirkan, ditambah lagi dia stress karena hal lain, saya harap anda bisa mengerti," ucap Jeffrey penuh sandiwara dengan wajah sedihnya.

"Sayang, ayo pulang, everything is gonna be okay, ada aku, hm? Kita jaga bayi kita sama-sama, ya?" Lanjut Jeffrey, sembari mencoba menarik Zea dari Joe.

"No, tolong percaya aku, please," mohon Zea dengan isakannya. Sementara Joe bingung ingin bertindak apa karena ini urusan pribadi bahkan urusan rumah tangga.

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now