Masquerade party

4K 464 125
                                    


"Beautiful."

"Seperti biasa," lanjut Jeffrey dengan bisikannya tepat di telinga Zea yang kini sedang duduk di kursi meja rias dengan setelan yang sudah rapi dan juga riasan yang sudah dibubuhkan di wajahnya. Berbeda dengan Jeffrey yang masih menggunakan bawahan tanpa atasannya karena sedari tadi ia hanya mengagumi keindahan dari sosok Zeanya.

Seharian ini mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut Zea dimanjakan dengan berbagai hal di salon karena Jeffrey mengirimnya ke sana, ke salon termahal dan terbaik di Los Angeles katanya, tapi Zea memang tidak bisa memungkirinya karena dilihat dari apapun, salon yang ia kunjungi tadi benar-benar memuaskan dalam hal apapun.

Zea sendiri lama tidak memanjakan diri sebagai perempuan karena sibuk bekerja, jadi berterimakasih kepada Jeffrey karena hal ini membuat Zea merasa benar-benar diperlakukan seperti ratu walaupun keadaan di balik ini semua rasanya tidak terlalu lazim untuk hanya sekadar berterimakasih, siapa ingin berterimakasih pada seseorang yang mengurung kita secara paksa begini?

"Besok aku tidak sibuk lagi, jadi," Jeffrey menghentikan perkataannya untuk mengecup tengkuk leher Zea dari belakang dan menghirup rakus aroma ceri elegan yang memabukkan.

"We can make out, all day," Lanjutnya membuat Zea terkekeh sinis, apa pikiran pria ini padanya hanya sex?

Ironis.

Zea mencoba untuk tidak mempedulikan Jeffrey setelahnya dan memilih fokus pada dirinya yang begitu berbeda dari biasanya, namun tidak menutupi aura Zea yang dominan dan juga mengintimidasi. Saat ini ia memakai gaun merah maroon panjang semata kaki dengan belahan yang setinggi pahanya, tanpa lengan dan setengah punggungnya terlihat bebas namun ditutupi oleh rambutnya yang sudah ditata dengan style bergelombang pada ujungnya.

Dipadu dengan heels yang tidak terlalu tinggi karena Zea sudah tinggi dan juga satu set perhiasan seperti kalung, cincin dan juga anting dengan model yang sederhana namun tetap elegan, Jeffrey lebih menjunjung nilai-nilai elegan dari pada kemewahan untuk apa yang dipakai Zea malam ini.

"Kapan kau kembali bersiap?" Tanya Zea sedikit kesal karena Jeffrey sedari tadi hanya mengagumi seorang Zea lewat cermin yang ada di depan mereka sekarang dan sesekali mengecup Zea dimana pun yang ia ingin.

Jeffrey terkekeh pelan di telinga Zea, lalu meraih tangan Zea lalu mengecupnya dari jari-jarinya hingga pergelangan, sampai ke bahunya dan leher Zea, lalu beralih mengecup bibir Zea sekilas.

"Aku memujamu sekarang," bisiknya, lalu kembali menegakkan tubuhnya dan berjalan ke arah ranjangnya untuk meraih kemeja yang sudah bersiap di sana bersama dengan jas yang senada dengan warna celana kain yang ia pakai sekarang yaitu warna hitam pekat.

Zea merotasikan kedua bola matanya dan kembali menatap bayangannya yang ada di cermin. Setelah gelagat dan sifat Jeffrey yang berlagak aneh setelah mereka melakukan hal itu kemarin, untungnya Jeffrey kembali seperti semula setelah keesokan harinya setelah ia bangun dari tidurnya. Zea tidak tahu itu hanya candaan atau bukan karena Jeffrey tidak menjawabnya dengan jawaban apapun dan memilih untuk mendiami Zea jika pertanyaan itu dilayangkan kepadanya.

Bahkan seharian kemarin Jeffrey tidak ada di kamar apartemen entah kemana dan baru pulang tadi malam saat tengah malam, saat Zea baru terlelap dalam tidurnya. Zea berharap itu hanya candaan Jeffrey walaupun tidak lucu sama sekali, namun jika itu bukan candaan, mungkin Zea akan menjadi gila karena takut yang bercampur dengan rasa bingungnya.

Apapun itu Jeffrey susah dimengerti, Jeffrey terlalu rumit, tertutup, susah dan terkesan seperti masih membatasi diri, walaupun terkadang Jeffrey terbuka dengannya dan mengatakan semua kelemahannya kepada Zea. Jadi, Zea tidak terlalu bisa menebak Jeffrey jika dirinya seperti itu.

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now