The Game

4.6K 623 40
                                    

VOTE FIRST!
AND COMMENT IF U WANT!

•-•-•-•















Saat keluar dari kamar Jeffrey rasa takut Zea tentunya masih menghinggapi benaknya, menghadapi pria yang berengsek seperti tadi memang menakutkan dan pastinya mengguncang mental.

Entah apa yang dibicarakan dua anak dan ibu itu di dalam sana, tapi dari teriakan yang Zea tangkap tadi, mungkin nyonya Abraham tadi akan memarahi putranya.

Zea ingat dengan betul saat tatapan Jeffrey tadi berubah, seperti bukan tatapan Jeffrey yang biasanya terkesan tenang, datar dan mengintimidasi. Namun tadi, tatapan itu berubah menjadi seseorang yang- entah, Zea sendiri sangat sulit menjelaskannya.

Namun Zea masih bisa merasa sedikit tenang sekarang, setidaknya sementara. Terlebih ada ibunya yang mungkin bisa menetralisir kelakuan seorang Jeffrey, tapi hal itu membuat Zea tidak membuang rasa waspadanya.

Orang asing tetap orang asing dan juga kita tidak tahu hati dan pikiran manusia lain.

Zea menatap punggung Jack dengan tatapan bingung lalu mengedarkan pandangannya ke arah sekitarnya yang tentunya begitu asing bagi Zea, tempat sekarang begitu besar dan mewah bahkan interior design rumah atau bahkan Mansion ini sangat terkesan "Luxury" dengan tema klasik Romawi kuno.

Tentu saja Jeffrey sekaya ini, bukan hal yang mengagetkan lagi jika orang sepertinya bergelimang harta dan kemewahan. Kegilaan manusia memang tidak jauh dari sebuah harta dunia yang pastinya menjadi titik awal ketamakan seorang manusia.

Kedua ujung bibir Zea tertarik ke atas dengan sinis, This is why some people need to be poor.

Entah apa tujuan Jeffrey yang sebenarnya, menguasai semuanya? Di dunia ini? To be honest that's kinda funny for Zea dan terkesan seperti seseorang yang mempunyai halusinasi berlebih, awalnya, tapi setelah melihat apa yang Jeffrey lakukan di bangunan tengah hutan itu, Zea berpikir perkataan Jeffrey bukan main-main.

Itu bahkan baru setengah, atau bahkan bagian sedikit yang baru dirinya lihat tapi Zea bersumpah itu lebih dari "menakutkan".

Dirinya tidak tahu orang seperti apa Jeffrey itu karena dirinya hanya bertemu sekali dengannya itu pun pertemuan one night stand tidak terlalu berarti untuk Zea karena hanyalah hasil dari tantangan truth or dare dari teman-temannya.

Zea menautkan kedua alisnya dan memejamkan matanya sejenak karena kepalanya masih pening, entah kenapa akhir-akhir ini ia tidak bisa berpikir dengan jernih dan juga merasa susah untuk berpikir, jadi untuk rencana kedepannya, Zea sendiri tidak tahu ingin melakukan apa.

"Hey, J-jack, kita dimana sekarang?" tanya Zea pada bodyguard suruhan Jeffrey yang menuntunnya ke kamar nyonya tadi? Ibunya Jeffrey, sedari tadi dia hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, membuat Zea kadang merasa aneh sendiri ketika pria yang mungkin bernama Jack ini menatapnya. Padahal Zea hanya ditatapnya beberapa kali, tapi Zea merasa tatapannya datar dan terkesan kosong tanpa ekspresi sama sekali.

Not gonna lie, he's kinda weird too. Mungkin semua yang berada di organisasi itu adalah orang aneh, tentu saja, orang normal siapa yang mau bergabung dengan sekumpulan orang yang tidak memiliki rasa manusiawi.

Jack hanya menatap ke samping secara sekilas lalu kembali fokus ke depan dan tetap melanjutkan langkahnya, membuat Zea merasa kesal sendiri dan menghentikan langkahnya lalu menghadap ke belakang.

"Damn it." Betapa kagetnya Zea bersama dengan umpatan kasarnya saat melihat dua bodyguard asing yang berdiri di belakangnya, sejak kapan mereka ada di belakangnya? Perasaan tadi Zea tidak merasakan seseorang atau pun suara derap langkah kaki di belakangnya.

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now