Somewhere

1.4K 305 58
                                    

VOTE FIRST!

•-•-•-•



"Kak Zi."

"Kak Zi! Are you alright? Kak Zi!" Teriak Anna panik saat melihat Zea yang kini tengah berbaring dan bergerak gelisah bersama dengan keringatnya yang bercucuran di dahinya.

"Kak Zi!"

"What happened?" Tanya Mark yang baru saja masuk ke dalam ruangan yang menjadi tempat Zea, Lucas dan juga Gery yang belum sadar akibat kecelakaan yang mereka alami.

Anna langsung mundur untuk membiarkan Mark memeriksa Zea yang masih bergerak gelisah di keadaannya yang belum sadar sepenuhnya, dengan penuh kehati-hatian, Mark mengusap kepala seniornya itu dengan pelan sekaligus mengelap keringat Zea yang bercucuran menggunakan tangannya.

"Kak Zi," bisik Mark hingga pergerakan Zea menjadi sedikit lebih tenang namun setelahnya Zea membuka matanya dengan lebar lalu terduduk sembari mendorong Mark menjauh darinya hingga Mark mundur sedikit lebih jauh.

Zea mencoba mengatur nafasnya yang memburu sembari melihat ke sekitarannya dengan gelagat panik, lalu menatap kedua juniornya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, membuat Mark maupun Anna saling menatap kebingungan karena keadaan seniornya sekarang.

"Kak Zi tidak apa-apa, kan?" tanya Anna hati-hati, Zea yang mendengar hal itu pun langsung tersentak kaget dan kembali menatap ke sekitarnya. Ada Lucas dan juga Gery yang terbaring lemah di kasur atau semacam brankar lain yang sama dengannya.

Zea merasa deja Vu, tapi suasa dan kejadian saat dirinya bangun benar-benar berbeda, dirinya tidak se-panik kejadian sebelumnya, tapi yang kali ini lebih membingungkan dan penuh pertanyaan. Zea kembali melihat kesekitarannya dan memeriksa keadaannya sekarang, benar-benar sama seperti seragam di awal untuknya bertugas namun sedikit kotor karena kecelakaan yang mungkin sama di kejadian yang Zea bahkan tidak bisa bedakan.

Apakah ini yang mimpi atau yang sebelumnya?

"Kak Zi?" Panggil Mark hati-hati dengan raut khawatirnya, Zea langsung menatap Mark dan juga Anna secara bergantian, lalu mulai terisak karena perasaan campur aduknya yang tidak bisa dikontrol.

Mark langsung menyuruh Anna untuk mengatasi masalah yang satu ini karena sesama perempuan. Lalu bersedekap dada dengan wajah penuh kekhawatiran. Zea makin mengeraskan isakannya, ada banyak pertanyaan, kebingungan dan hal lainnya yang entah kenapa begitu menyesakkannya dan semua pertanyaan yang ada di benak dan pikirannya tidak bisa di jawab oleh siapapun termasuk dirinya sendiri.

"Seperti yang Kakak tau, kalian kecelakaan dan Kak Zi juga batu sadar sekarang, kecuali Kak Gery dan juga Lucas, jadi kami melakukan investigasinya terlebih dahulu karena jika menunggu kalian akan memakan waktu dan kebetulan ada informan yang bisa di tanya di sini," jelas Mark lalu meraih sebuah Map dan memperlihatkannya kepada Zea.

"Mungkin ini sedikit lancang mengingat Kak Zi adalah senior, tapi tidak ada cara lain, jika sempat pun keadaan kalian tidak memungkinkan, sementara Kapten Sean hanya menyuruh kita hanya untuk mencari tahu sedikit informasi."

"Kalian kecelakaan karena ada kesalahan pada mesinnya dan kami sudah melapor tentang ini dan untungnya orang-orang di sini langsung membantu kalian," lanjut Mark panjang lebar, membuat Zea langsung turun dari brankar miliknya menuju ke arah jendela. Entah kenapa tubuhnya terasa ringan, namun hal itu tidak Zea pedulikan, apalgi saat melihat di mana mereka sekarang.

Desa yang sama seperti kejadian atau mimpinya sebelum ini, namun orang-orang di sana terlihat sangat berbeda, yang sekarang terlihat seperti manusia biasa pada umumnya terlihat hidup dan natural, bahkan towe sinyal dan juga bangunan mencusuar itu masih menjulang sama pada tempatnya.

Netra Zea kini mengarah pada bangunan yang sudah ia kenali dari saat dirinya berada di helikopter bersama Lucas dan juga Gery, gedung Abrarenergion, yang di sana terdapat seseorang yang entah kenapa terasa sangat berpengaruh pada dirinya. Jeffrey.

Zea memejamkan matanya perlahan sembari meletakkan tangannya di atas dadanya, untuk merasakan detak jantungnya, entah kenapa Zea merasa dua kejadian yang membingungkan ini memang benar-benar nyata terjadi pada dirinya.

Dirinya, Jeffrey, Jay, Logan, Miles, Leo, lainnya bahkan Joe, mereka semua asli. Ya, Zea yakin tapi yang satu ini apakah benar-benar asli? Dimana dirinya sekarang apakah memang benar?

Zea berbalik, menatap Mark dan juga Anna yang menatapnya khawatir. Zea berjalan mendekat ke arah mereka berdua dan mengusap pipi keduanya, namun langsung terhenti di saat perasaan asing terasa di benaknya yang mampu membuat Zea linglung. Zea memundurkan tubuhnya hingga terduduk dengan kondisi tubuhnya yang begitu lemas, bahkan tidak bisa digerakkan.

Semua berubah menjadi gelap gulita, gelap yang serasa mencekik kuat jiwanya hingga Zea tidak bisa mengontrol jiwanya sendiri, dan juga terasa seperti ada mengendalikan dirinya di luar batas kemampuannya, jiwanya terasa di tarik ke sebuah tempat yang sangat kosong hingga raganya kembali terasa dan bisa diambil alih oleh dirinya sendiri.

Zea kembali membuka matanya dengan lebar bersama dengan nafasnya yang memburu dan terduduk di posisi sama seperti awal dirinya kembali tersadar, dimana tubuh Mark mundur akibat dorongannya dan juga Anna yang menatapnya khawatir, tapi semuanya malah kembali menjadi tempat yang kosong, namun kini bukan gelap gulita lagi melainkan putih bersih dan kosong yang dapat mengguncang mental dan psikis siapapun yang ada di sana.

Zea kembali merasa tercekik dan kali ini dirinya lebih panik dari sebelumnya, tubuhnya dan jiwanya seperti dikuasai oleh sesuatu hingga membuat apa yang ada di dirinya terasa kosong dan buntu, hanya ada alam bawah sadarnya yang masih berfungsi dan itu semua begitu menyiksanya.

Setelahnya, tubuh Zea kembali terbaring dengan paksa, semuanya kembali gelap gulita dan sunyi yang begitu memekakkan telinganya. Matanya kembali terpejam dan di situlah hal lain yang menyiksanya terjadi. Semua potongan memori dirinya sedari kecil terpampang nyata seperti film dengan kaset yang rusak lalu terhenti di saat di mana Jeffrey menghembuskan asap rokok miliknya tepat di wajah Zea, di saat dua tahun yang lalu, di saat dirinya pertama kali bertemu dengan Jeffrey Lincoln Abraham.

Lalu semuanya kembali berputar, hinnga Zea berada di titik terakhir dirinya berada di alam bawah sadarnya.

Apa yang kau lakukan padaku Jeffrey?

TBC


ha?

jangan lupa vote, that's enough for me kalo kalian emang nikmatin work ini, I swear

MORTIFERUMWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu