Under his control

5.9K 659 45
                                    

VOTE FIRST!

•-•-•-•













Zea menatap kosong nampan makanan yang berada di depannya sekarang, Jeffrey saat ini sedang makan dengan para anggotanya di ruang makan yang entah di mana, Zea pun tidak tahu dan meninggalkan Zea sendiri di dalam kamarnya dengan alasan tubuh Zea masih lemah.

Padahal Zea ingin melihat siapa saja manusia-manusia tidak punya hati yang berada di balik organisasi sesat ini, namun Jeffrey tetap seorang Jeffrey, Zea tidak bisa mengaturnya walaupun awalnya Zea berpikir akan mudah mengendalikan dan memanfaatkan Jeffrey karena Jeffrey menginginkan dirinya, namun Zea salah, Jeffrey bukan sembarang orang yang bisa diperlakukan seperti itu dan pastinya tidak ada yang mengerti jalan pikirannya.

Zea juga merasa aneh dengan dirinya setelah bangun tadi, kadang dirinya merasa pikirannya menjadi kosong tanpa bisa ia kontrol, seakan tubuhnya sekarang bukanlah tubuhnya dan sesekali tubuhnya terasa seperti tersengat listrik secara tiba-tiba, lalu kembali normal, Zea berpikir itu karena dirinya merasa kelelahan secara mental karena terkurung di dalam bangunan yang isinya adalah monster berkedok manusia semua, apalagi sampai muntah darah dan mimisan seperti itu. Entah bagaimana kondisi kesehatannya sekarang, Zea pun tidak tahu. Jeffrey hanya menyuruhnya istirahat tanpa memanggil dokter untuk memeriksanya.

Tapi masuk akal juga karena tidak mungkin ada dokter yang ingin datang ke tengah hutan belantara antah berantah seperti tempat ini.

Zea menghembuskan nafasnya lalu mencoba menyuap steak yang diantarkan oleh seorang Maid ke kamar ini beserta dengan minumannya yaitu lemon tea hingga sepotong tiramisu sebagai makanan penutup.

Dengan gerakan ragu Zea menyuap sepotong steak yang sudah dipotong dari awal dengan garpunya, Zea mengunyahnya dengan was-was karena pikiran aneh mulai menari-nari di kepalanya.

Bagaimana jika ini adalah daging manusia?

Zea menghentikan kunyahannya saat pikiran itu terlewat dan merasa takut sendiri lalu mengamati potongan daging yang berada di depannya dengan teliti.

Zea mengambil tissue yang berada di sebelah kursi sofa kamar Jeffrey yang ia duduki sekarang, lalu memuntahkan semua daging yang sudah ia kunyah.

Selera makannya hilang begitu saja karena pikirannya sendiri, padahal belum tentu pemikirannya itu benar bahwa daging tersebut adalah daging manusia, tapi siapa tahu, kan?

Zea memilih memakan tiramisu tadi dan juga dua cupcake coklat kecil yang menjadi makanan penutup miliknya dan memakannya secara perlahan.

Netranya melirik sekitar kamar Jeffrey yang besarnya bukan main dan juga mewah ini dengan seksama, interiornya bertema gelap, yaitu abu-abu dan dan juga navy, seperti kamar pria dewasa pada umumnya.

Zea belum sempat mengeksplor kamar ini untuk melihat apa saja yang ada di dalamnya, secara kamar ini adalah kamar seorang Jeffrey Lincoln Abraham, ketua organisasi Abrarenergion.

Pastinya ada sesuatu setidaknya beberapa, Zea yakin.

Zea berdiri setelah menghabiskan satu gelas lemon tea dan juga makanan penutup tadi, langkahnya membawa dirinya ke arah nakas yang menjadi spot pertama yang Zea ingin cari tahu.

Netra Zea melirik sekitaran kamar ini untuk melihat letak CCTV, namun Zea tidak melihat satu pun kerangka alat CCTV di kamar ini, tapi Zea yakin pasti ada namun tersembunyi, tapi Zea memilih untuk tidak mengindahkannya.

Persetan dengan semuanya, jika ia ketahuan dan mendapatkan hukum mati, ia akan menyerahkan nyawanya dengan senang hati, yang penting rasa penasarannya terbayar.

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now