Sweetest Lies

3.5K 507 96
                                    

"Aku akan menjadi anak baik dan penurut, seperti Jay dua tahun yang lalu."

Zea memejamkan matanya perlahan, segila ini Jeffrey? Hanya karena satu malam itu? Entah Zea harus menilai malam itu kesalahan atau keberuntungan baginya, Zea juga sekali lagi tidak tahu, masalahnya ada di tujuan dan pekerjaan Jeffrey yang terlalu-

Bahkan Zea tidak bisa melanjutkannya lagi, tujuan Abrarenergion dan Jeffrey, itu semua terlalu diluar nalar dan manusiawi.

"Can you tell me the reason why you want me, Jeff? Is it just because of sex?" tanya Zea pelan, mata Jeffrey sekali lagi mengerjap, nada yang ia dengar dari Zea adalah nada orang yang putus asa.

Zea sendiri juga lelah, ia benar-benar ingin kabur saking takutnya tapi di lain sisi dirinya juga tidak bisa meninggalkan timnya begitu saja, mereka masih tanggung jawabnya, ia ketua, tapi Jeffrey. Zea hanya menggerang stress dalam hati.

Semuanya serba salah.

"Tidak ada alasan, aku hanya kau ada di sisiku dan tidak pergi kemanapun, Zea."

"But why, Jeff? Why?" desak Zea frustasi.

"Karena hanya kau, Zea, hanya kau yang menganggapku berharga," balas Jeffrey sama frustasinya, bahkan sudah mengalihkan posisinya menjadi menumpu tangan di atas lutut dan tertunduk sembari mengacak rambutnya frustasi.

"You're the only one who thinks i'm a human."

Zea mengarahkan pandangannya pada Jeffrey yang membelakanginya sekarang masih dengan tatapan sayunya. Apakah karena sesi curhat itu?

"Aku tidak pernah dianggap seperti itu oleh siapapun, karena itu aku menginginkanmu Zea, supaya aku selalu ingat bahwa aku ini manusia. Kau tau? Kadang aku sendiri lupa bahwa aku adalah manusia. Because I feel nothing, except numbness, but when I'm with you. I never feel it again, because you give that fucking strange feeling for my body and soul, and I'm so addicted to that feeling. I want feel that feeling again and again."

Zea menipiskan bibirnya karena perkataan Jeffrey yang sebenarnya manis, namun tetap saja ada aura aneh yang menggelitik dan perasaan campur aduk lainnya, seperti simpatik dan rasa takut ketika mendengarnya karena kalimat itu asing di telinga Zea dan terdengar sedikit menyedihkan.

Zea tidak terlalu yakin itu hanya sebuah manipulatif, tapi Jeffrey mengatakannya dengan nada yakin dan jujur. Tapi dari pada itu semua, Zea adalah lie detector karena dari kecil itu diajarkan untuk memahami lebih seseorang dan selalu memiliki penuh rasa empati terhadap seseorang.

Namun pikiran lain datang ke kepala Zea saat mereka berdua saling diam tak bersuara. Jika Jeffrey mudah untuk tergila-gila padanya, apakah Zea bisa dengan mudah mampu mengubah Jeffrey juga? Apapun dari Jeffrey yang sekarang hingga apa yang ia lakukan sebagai ketua Abrarenergion.

Apa Zea bisa? Karena yang Zea nilai dari Jeffrey walaupun masih belum terlalu lama berada dengannya, mungkin Jeffrey hanyalah seseorang yang keras tapi ketika diberi sesuatu yang sederhana namun menyentuh, Jeffrey akan luluh. Seorang Jeffrey juga tidak seburuk itu, karena ayolah, Zea pernah tertarik walaupun sebentar, kan?

Setidaknya Zea harus mencoba.

Kini Zea bangkit untuk mendudukkan dirinya di atas ranjang yang masih sama lalu menatap punggung Jeffrey yang masih membelakanginya, dengan ragu Zea memegang bahu Jeffrey yang masih di lapisi dengan kemejanya.

"Look at me," titah Zea pelan, membuat Jeffrey langsung membalikkan tubuhnya menghadap Zea, menampakkan wajahnya yang kacau. Zea secara deja Vu karena penampilan Jeffrey sama persis dengan Jay dua tahun yang lalu di Malibu.

Namun hal tidak terduga setelahnya, Zea memeluk Jeffrey dengan meletakkan kedua tangannya di atas bahu Jeffrey, dengan erat dan penuh perasaan, tentunya Jeffrey membalas pelukan itu dengan perasaan senang bahkan lebih erat dari Zea yang memeluknya. Senyuman Jeffrey bahkan terbit, menandakan bahwa hal ini adalah hal yang ia sukai.

Lain halnya dengan Jeffrey, Zea masih berperang di dalam pikirannya, tentang banyak hal, Zea baru bisa merencanakan sesuatu sekarang karena pikirannya sudah agak sedikit jernih, yaitu mencoba untuk mengubah Jeffrey secara perlahan walaupun sepertinya tidak mungkin karena sudah terlalu jauh dan terlambat, tapi tidak ada salahnya, kan?

Tidak ada pilihan lain sekarang, jika Zea hanya memikirkan dirinya sendiri atau timnnya itu terkesan sangat egois mengingat dia adalah seorang polisi, ini juga untuk kebaikan banyak orang dan hal-hal lainnya mungkin yang pastinya mengarah pada hal yang baik, tidak apa-apa Zea harus mengorbankan dirinya sendiri untuk mengubah Jeffrey jika ia memang bisa.

"You're still a human," bisik Zea di telinga Jeffrey sembari menyugar rambut Jeffrey yang acak-acakan ke belakang menjadi sedikit lebih rapi dari sebelumnya dan Jeffrey suka itu, sampai tidak memikirkan apapun lagi bahkan melupakan minumannya tadi karena perlakuan Zea lebih memabukkan dan menenangkannya dari pada apapun.

Setelahnya Zea berhasil melepaskan pelukannya karena awalnya Jeffrey menolak pergerakan Zea yang ingin melepaskan pelukannya dengan lebih mengeratkan pelukannya pada Zea tapi akhirnya menyerah karena Zea mengecup sekilas pipi Jeffrey dengan lembut.

Dengan lembut juga Zea mengusap pipi Jeffrey dengan jarinya dan berhasil membuat sang empu memejamkan matanya karena terlalu nyaman. Sebenarnya Zea merasa bersalah dengan Jeffrey walaupun apa yang dilakukannya lebih salah, tapi jika masalah seperti ini yang bijaknya adalah melihat dari dua sisi yang berbeda walaupun sekali lagi Jeffrey tetap tidak mempunyai hak apapun yang membuatnya harus melakukan semua ini.

Tidak ada gunanya juga menyelesaikan masalahnya dengan penuh dendam dan amarah, karena pada akhirnya ini hanya menjadi sebuah siraman minyak pada api yang telah berkobar, jadi jika sudah seperti ini kita hanya butuh menjadi air yang sejuk.

Tapi Zea juga berpikir apakah memang tidak ada satu pun yang menganggap Jeffrey manusia? Zea masih belum tahu apa-apa tentang latar belakang Jeffrey, bagaimana dia dibesarkan, sikap kedua orang tua hingga orang disekitarnya pada dirinya, Zea belum tahu, jadi sekarang itulah hal yang harus ia investigasi. Ya Zea tetap melakukan tugasnya walaupun hal yang akan ia investigasi berbeda.

"Can you promise me?"

"Untuk?" tanya Jeffrey balik.

"Be a good boy for me."

"As you wish."

TBC

MORTIFERUMTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon