What Will They do Now?

1.6K 297 34
                                    

VOTE FIRST!

•-•-•-•





Kini Zea menatap lurus lantai kosong yang ada di depannya, paniknya sudah berkurang, namun kekosongan kini melanda dirinya. Satu tangannya masih meremas kertas yang ia dapatkan tadi hingga berubah menjadi lusuh dengan tubuh yang terduduk di lantai.

"Apa yang lakukan Zea Anderson," desis Zea pada dirinya sendiri lalu tertawa mengejek yang malah berubah menjadi isakan yang pilu. Rasanya Zea ingin menusuk dirinya sendiri menggunakan pisau, dirinya sudah kelewat batas, mencintai seseorang yang bahkan membunuh ribuan manusia untuk tujuan yang lebih keji.

Padahal ada puluhan pria yang datang ke kehidupannya, dengan sifat, background, dan hal lainnya yang jauh lebih baik, tapi kenapa perasaan yang ia rasakan sekarang ini tidak pernah ia rasakan pada salah satu dari puluhan pria itu? Kenapa harus Jeffrey? Kenapa harus Jeffrey Lincoln Abraham? Kenapa harus seorang pemilik organisasi yang diburu olehnya?

Tangan Zea makin meremas kertas tadi, lalu membuangnya ke sembarang arah dan meringkuk memeluk kedua lututnya. "You can't be like this Zea, please, you can't love him, so stop" bisik Zea pada dirinya sendiri.

Bersamaan dengan itu suara pintu kamar Jeffrey terbuka, yang tidak lain dan tidak bukan adalah pemilik kamarnya sendiri yang langsung menegang saat melihat Zea meringkuk memeluk kedua lututnya di lantai.

"Zea?" Panggil Jeffrey, khawatir sinyal yang baru saja dinonaktifkan tadi berpengaruh pada Zea, Jeffrey pun langsung bergegas melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah Zea yang seakan tidak peduli dengan apapun termasuk kedatangannya.

"Honey?" Panggil Jeffrey lagi yang sudah berjongkok di depan Zea, dengan netranya yang menangkap sebuah map yang berisi sebuah kertas berceceran di sebelah balasnya dan juga satu kertas yang sudah lusuh terpisah cukup jauh. Jeffrey memejamkan matanya perlahan dengan tangan terkepal, lalu memeluk Zea dengan erat.

"Why you do that?" Tanya Zea pelan, lalu mendongak memperlihatkan wajah kacaunya pada Jeffrey yang dadanya serasa diremas begitu kuat.

"Jeff," lanjut Zea yang bahkan tidak bisa melanjutkan perkataannya karena pening di kepalanya begitu terasa. "Kau terlalu biadab, kau tahu? Apa yang kalian lakukan huh?! RIBUAN ORANG DAN RATUSAN HEWAN ITU KALIAN APAKAN?!"

"Zea-"

Perkataan Jeffrey terpotong karena Zea yang sudah melayangkan tinjunya pada rahang Jeffrey hingga membuat sang empu langsung tertoleh ke samping, tidak berhenti sampai di situ Zea menarik dengan kasar kerah kemeja Jeffrey dan mendorongnya hingga Jeffrey berbaring di lantai karena tidak melakukan perlawanan.

Tubuh Jeffrey seakan kaku bahkan hanya dengan mendengar teriakan Zea yang bergetar dan masuk dengan lantang ke Indra pendengarannya. Tapi saat ini, saat Jeffrey sudah terkulai lemah di bawahnya dengan banyak kesempatan yang ada untuk menghajarnya, Zea malah tidak melakukan apapun.

Tubuhnya bereaksi sama saat Jeffrey menatap lurus ke arah netranya. Isakan Zea semakin mengeras dan setelahnya tertunduk hingga mendarat di atas dada Jeffrey tanpa melepaskan cengkeramannya pada keras kemeja Jeffrey. Zea menenggelamkan wajahnya di sana dengan isakannya yang begitu pilu.

Jeffrey langsung mendudukkan tubuhnya dan memeluk Zea dengan erat, Jeffrey benar-benar kehilangan jati dirinya sebagai Jeffrey Lincoln Abraham, entah sekarang ini bukan dirinya atau dirinya yang baru Jeffrey tidak tahu, yang pasti perubahan ini terjadi karena seorang Zea.

"What am I doing?" Lirih Zea sembari menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. "It shouldn't be like this, seharusnya aku membencimu Jeffrey, but what do I do now?"

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now