Lost Consciousness.

4.6K 577 30
                                    

VOTE FIRST!
AND COMMENT IF U WANT!

•-•-•-•
















Jalanan sore kota Los Angeles yang di suguhkan dari jendela mobil Alphard Lombardi Allegra memang lebih menarik ketimbang melihat isi dari kemewahan mobil milik Jeffrey bak isi dari jet pribadi yang mereka naiki saat ini, atau bahkan melihat wajah seorang Jeffrey pun.

Decakan kecil keluar dari mulut Zea, sedikit berharap dengan ibunya Jeffrey atau nyonya Abraham tidak ada gunanya sama sekali seperti tadi, setelah Zea memakan makanannya yang bahkan hanya dua suap itu, ia dipaksa ikut oleh Jeffrey entah kemana.

Tentunya Zea menolak mentah-mentah, namun yang namanya seorang Jeffrey yang bersifat dominan tentu saja tidak menerima sebuah penolakan yang tidak berarti untuknya dari Zea. Setelah melewati beberapa drama penolakan, raungan Zea, hingga Zea yang minta tolong dengan nyonya Abraham akhirnya Zea berada disini, bersama dengan Jeffrey di dalam mobil mewahnya entah kemana.

Tidak ada tujuan spesifik yang Jeffrey beritahu, ia hanya mengatakan "ikut aku" lebih dari pada itu, tidak ada lagi. Memang dari awal Jeffrey sangat sulit untuk ditebak, apalagi membaca gerak-geriknya atau bahkan pikirannya.

Padahal Zea sendiri masih dilanda pusing, bingung dan banyak lagi perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Bahkan Situasi atau keadaan dari awal setelah hidupnya menerima karakter baru yaitu seorang Jeffrey Lincoln Abraham ini sangat sulit dipikirkan oleh logika.

Seorang penjahat kelas atas yang lebih dari atasnya kelas atas seperti Jeffrey sangat berada diluar batas kemampuan polisi biasa seperti Zea dengan timnya yang lain.

Entah tujuan Jeffrey yang katanya ingin menguasai dunia itu benar atau hanya sebuah bercandanya seorang Abraham, Zea tidak tahu. "I have no idea" hanya itu yang Zea temukan dari akhir pikirannya ketika memikirkan seorang Jeffrey.

"Kita akan ke Apartemen milikku, tapi sebelum ke sana, aku akan bertemu dengan seseorang terlebih dahulu. Kau dan Jack akan lebih dulu ke sana." Suara Jeffrey berhasil menghapus semua pikiran Zea yang tadinya melayang memikirkan sang pemilik suara.

Namun setelah itu Zea tetap bungkam bahkan tidak berniat mengalihkan pandangannya dari jendela mobil, membuat Jeffrey hanya menghembuskan nafasnya sembari menatap punggung Zea yang kini sudah dilapisi dengan baju yang sudah berganti dari piyama yang ia pakai di Mansion utama keluarganya tadi.

Sebuah dress berjenis kaos sepanjang mata kaki berwarna abu-abu, namun masih tidak menyembunyikan lekuk tubuh sang pemakai, namun juga tidak terlalu ketat dan tentunya masih sangat nyaman untuk dipakai keluar. Jeffrey sendiri ingin Zea nyaman dengan apa yang ia pakai, karena Jeffrey sendiri tahu bagaimana tidak nyaman Zea menghadapi dirinya itu.

Jeffrey mengalihkan pandangannya ke arah jalanan di luar mobil, mereka sudah dekat dengan tujuan dan sekarang Jeffrey harus memperlihatkan sesuatu pada Zea, yang pastinya menjamin hal-hal kedepannya. Jeffrey pun membuka ponsel miliknya dan membuka sebuah file yang anak buahnya kirim beberapa menit yang lalu, yang berisi sebuah map lantai bawah apartemen milik Jeffrey.

"Zea." Panggilan pertama dari Jeffrey tidak ada respon sama sekali.

"Zea." Panggilan kedua masih sama, Zea masih sibuk membelakanginya.

"Mommy." panggilan Jeffrey yang terakhir berhasil membuat Zea merespon, namun dengan decakan serta tatapan sinis dari Zea dan respon Zea membuat Jeffrey tersenyum tipis, kalau seperti itu panggilan yang terakhir akan menjadi panggilan Zea dari Jeffrey ke depannya.

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now