On the Edge of Sanity.

3.1K 453 102
                                    


"Don't worry, honey, I'm totally okay."

"No you're not, let me heal you."

"Aku tidak sakit Zea," balas Jeffrey lebih pelan dengan netra yang masih menatap Zea, membuat dan empu bungkam dan memilih untuk tidak menjawab.

"But your words hurt my feelings."

"Okay Jeff okay," Ucap Zea mengalah. "Aku tidak membahasnya lagi, I'm sorry," lanjutnya namun Jeffrey sudah terlihat sangat kecewa dan ia membenci itu. Kecewa karena ternyata Zea sama seperti sebagian orang-orang di luar sana yang mengenalnya sebagai Jeffrey Lincoln Abraham dan menganggapnya tidak normal, namun mereka semua sudah Jeffrey bunuh.

Zea beruntung.

"Aku minta maaf," Zea berujar lagi. Jeffrey memutar otaknya dan memilih untuk menerima permintaan maaf itu, karena Jeffrey tidak peduli apapun selain menginginkan Zea.

Jeffrey kembali mendekat dan memeluk Zea yang sudah sedikit terduduk dengan nyaman, jadinya posisinya sekarang Jeffrey memeluk perut Zea dengan erat, kembali memejamkan matanya perlahan sementara Zea memilih untuk mengusap kepalanya.

Untuk sekarang Zea pesimis karena ia merasa Jeffrey sulit berubah, sifatnya yang berubah-ubah menyulitkan semuanya, jadi mungkin dirinya harus memutar otaknya dan mencari banyak cara lain.

Zea kembali merebahkan tubuhnya hingga seluruh tubuhnya terkurung oleh pelukan Jeffrey yang erat dan mulai memejamkan matanya.

"Can i touch you?" tanya Jeffrey dengan nafas beratnya yang mulai panas. Zea tidak menjawab dan tetap memejamkan matanya tanpa memperdulikan perkataan Jeffrey yang nadanya sudah berubah dari pada sebelumnya.

Jeffrey menggerang pelan dan mulai bergerak tidak nyaman, sementara Zea menghembuskan nafasnya lelah, ini bahkan masih pagi dan Jeffrey sudah menunjukkan tanda-tanda birahinya yang mulai memuncak padahal mereka hanya berpelukan.

No offense, but Jeffrey is kinda weak to keep his dick stay sleep around Zea. Zea malas having sex dan dirinya tidak akan melakukan blow job pada lawan mainnya, Zea tidak tahu tapi ia sedikit jijik dengan gaya seksual yang satu itu.

"Kali ini kau lakukan sendiri, okay? Aku masih mengantuk," ucap Zea lalu membelakangi Jeffrey yang makin menggerang lebih keras.

"Please."

"No Jeffrey, kau biasanya bisa solo, kan?"

"I can't do it!"

"Jangan bohong," balas Zea pelan dan mulai memejamkan matanya, ia bahkan mampu merasakan pergerakan Jeffrey begitu tersiksa di belakangnya, namun Jeffrey menahan diri untuk tidak menyentuhnya dan masih memeluknya, namun dengan cengkraman tangannya yang erat.

"Mommy."

"Aku lagi tidak ingin bercanda atau bermain role player, okay?" Balas Zea masih dengan nada yang sama namun setelahnya Zea hanya mendengar isakan di belakangnya, isakan khas anak kecil yang ditinggal oleh ibunya.

Zea berbalik untuk melihat keadaan Jeffrey dan Jeffrey benar-benar menangis seperti anak kecil, Zea langsung mendudukkan dirinya sembari memijat pangkal hidungnya karena kepalanya lagi-lagi pening.

Perubahan sifat dan keadaan yang dipengaruhi oleh Jeffrey bisa-bisa membuat Zea gila lama-kelamaan.

"Don't be a dramatic, Jeff, kau bisa melakukannya sendiri, kau pikir aku jalangmu?"

MORTIFERUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang