Bad Baby.

5.3K 484 92
                                    





🔞








Suara titik-titik air yang menghantam genangan air yang berada di bathtub kini menguasai seluruh sudut kamar mandi yang ada di kamar Jeffrey yang ukurannya bahkan lebih besar dari kamar Zea yang ada di apartemennya, memikirkan apartemennya membuat Zea merindukan tempat itu, tapi sekarang ia harus melakukan tugasnya.

Saat ini Jeffrey dan juga Zea berada di satu bathtub yang sama dengan posisi tubuh telanjang Zea yang menyandar di tubuh telanjang Jeffrey yang ada di belakangnya, ditemani dengan lagu jazz yang berasal dari turntable antik yang tidak jauh dari bathub, bersama dengan lilin Aromaterapi yang aromanya menguasai kamar mandi sekarang.

Begitu relax dan nyaman, untuk Jeffrey, bahkan Jeffrey sedari tadi memejamkan matanya dengan posisi menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Zea dari belakang, sementara Zea? Dari tadi dirinya hanya menatap lurus ke depannya sembari menyesap wine miliknya yang telah di siapkan oleh Jeffrey.

Zea merendahkan dirinya untuk semua ini, jadi ia tidak ingin sia-sia, seperti prinsipnya, mengerjakan sesuatu harus totalitas, jadi ketika mendapat hasil akhir ia hanya akan dihadapkan dengan dua hal tergantung berhasil atau tidaknya rencananya, jika ia berhasil Zea akan puas tanpa rasa kecewa tapi jika tidak Zea akan kecewa sedalam-dalamnya.

Mereka berdua saat ini hanya diterangi oleh dua lilin aromaterapi yang juga aromanya menguasai kamar mandi Jeffrey.

Jeffrey kini mulai membuka matanya perlahan, lalu tangannya meraih kelopak bunga mawar yang ia tabur di atas air tadi dan menempel satu persatu kelopaknya di bahu telanjang Zea dan menyiraminya dengan air sampai kelopak-kelopak tersebut terlepas lagi dari bahu Zea.

Dengan lembut Jeffrey mengecup tengkuk leher Zea lalu kembali menutup matanya dan dan menghirup aroma yang selalu memabukkannya lebih dari semua alkohol yang pernah memabukkannya.

"Jangan kabur lagi, kemanapun, tanpaku" bisik Jeffrey pelan, Zea mengarahkan kepalanya ke samping lalu menghembuskan nafasnya dan meletakkan gelas wine tadi ke meja kecil yang ada di sebelah bathtub milik Jeffrey.

"Jujur saja kadang kau menakutkan, Jeff," gumam Zea.

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi, kadang aku tidak bisa mengontrolnya," lirih Jeffrey.

"Aku akan pergi jika kau tidak menjadi anak yang baik."

"No, aku janji akan selalu menjadi anak yang baik, tapi Zea, kau jangan membuatku marah juga," balas Jeffrey dengan nada manjanya yang malah membuat Zea merotasikan kedua bola matanya. Jadi ini yang kemarin menakutinya sampai membuat jantungnya menggila dengan aura dan juga perlakuannya yang menakutkan? Orang yang mengejarnya sepanjang jalanan? Memojokkannya ke gang kecil hingga mencekiknya?

"Siapa yang tidak tidak suka kalau disekap begini?"

"Maaf."

Zea kembali menghembuskan nafasnya, kadang sikap Jeffrey bisa berubah drastis seperti orang yang berbeda dan itu yang membuatnya berpikir apakah dirinya bisa menghadapi Jeffrey nantinya? Jeffrey sangat susah untuk ditebak.

Setelahnya Jeffrey mengalungkan tangannya di perut Zea yang atomatis membuat tubuh mereka semakin menempel, bahkan Zea bisa merasakan milik Jeffrey berdiri tegak di belakangnya sedari tadi. Suatu hal yang hebat pria bisa menahan nafsunya, tapi mungkin tidak akan lama.

Tapi yang pasti Zea tahu apa hal yang terjadi sehabis ini, sebenarnya Zea tidak memikirkan hal itu adalah masalah yang besar, karena dirinya sendiri juga membutuhkannya, Zea tipikal wanita yang yah, bernafsu tapi untungnya dirinya seorang wanita jadi, Zea bisa menahannya, kecuali dirinya adalah laki-laki mungkin ia akan menjadi laki-laki hyper sex.

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now