Good Baby.

2.2K 306 95
                                    

VOTE FIRST!

•-•-•-•














"Bagaimana keadaannya?"

"Seperti apa yang diperkirakan Tuan, Nona Zea berada di dalam cukup baik untuk proses dalam prosedur kita kali ini, walaupun sebenarnya di awal ada dua kesalahan terjadi dalam menginput data ke dalam memori Nona Zea yang baru, ini hanya akan berefek pada kapan Nona Zea akan sadar nanti, yaitu akan lebih lambat dan saya meminta maaf karena hal itu," jelas Theo sembari menunduk kepada Jeffrey, Tuannya yang kini berdiri tegak di depannya dengan wajah muram saat mendengar ada kesalahan terhadap rencananya pada wanitanya.

Hasil eksperimen Theo memang tidak sesempurna Jack, jadi ada banyak kemungkinan Theo melakukan kesalahan, entah Jeffrey harus marah atau tidak karena masalahnya dalam hal ini yang paling bisa Jeffrey percaya adalah Theo, bukan Jack karena bukan bidangnya.

Jeffrey menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu menyuruh Theo untuk pergi dari ruangan yang saat ini mereka tempati, dimana di sana adalah tempat mereka melakukan rencana yang Jeffrey maksud untuk wanitanya, untuk Zea.

Netra Jeffrey kini beralih dengan hati-hati untuk mengarah pada Zea yang sebenarnya dirinya sendiri tidak tega melihat keadaan wanitanya sekarang, dengan tubuh yang lah tidak berdaya bahkan pucat, ditambah dengan kepala Zea yang tersambung ke sebuah alat dan juga beberapa kabel yang menempel di sana.

Jeffrey langsung menunduk dan membelakangi wanitanya itu karena tidak tahan melihatnya, perasaan dan pikirannya benar-benar campur aduk sekarang, tapi dirinya terpaksa. Zea harus jadi miliknya seutuhnya, hanya untuknya, Jeffrey tidak bisa jika Zea membencinya dan pergi di kesempatan yang mungkin ada nanti.

Jeffrey tidak bisa.

"Aku akan melakukannya, honey, untukmu, semuanya, seperti yang kau inginkan," gumam Jeffrey dengan senyuman tipisnya, lalu mengeluarkan sebuah pistol dari saku jas miliknya.

Pistol yang bahkan memiliki umur lebih tua dari pada dirinya, yang Abraham berikan padanya dulu saat dirinya berumur lima tahun, memberikannya kepada Jeffrey dengan cara menembakkan semua isi pelurunya pada saat Jeffrey tertidur di seluruh sudut kamar bahkan bantal yang Jeffrey kecil rebahi saat itu.

Jeffrey tersenyum miris saat mengingat wajah bingung sekaligus ketakutan Jeffrey kecil saat itu, dimana tembakan semakin brutal di kala tangisnya semakin mengeras ketakutan. Anak kecil yang malang, tidak tahu apa-apa tentang dunia yang akan dihadapinya saat ia dewasa nanti dan disinilah dirinya sekarang.

Memegang pistol tersebut dengan tangan yang bergetar, namun Jeffrey lawan dengan semua dendam yang ada, Jeffrey menggenggam pistol tersebut begitu erat dengan geraman tertahan. Dirinya sudah memutuskan untuk memilih jalannya, yang berarti Jeffrey harus menghancurkan semua jalan yang tidak akan dirinya tempuh.

Jeffrey memilih Zea yang menyembuhkan jiwanya daripada Abrarenergion yang membuat semua luka di dalam hidupnya.

"Tunggu aku, honey," ucap Jeffrey pelan, lalu berjalan ke luar kamar yang Zea tempati, di sebuah mansion besar miliknya di sebuah kawasan estate yang masing-masing luasnya lebih dari 50 hektar yang berarti lebih besar dari pada milik Jessica yang hanya 23 hektar, sementara Jeffrey? Mansionnya yang sekarang berukuran 63 hektar. Mansion yang selalu dirinya rahasiakan dari siapapun.

Jeffrey harus memiliki kekuasaan yang besar dari pada Jessica Abraham untuk bisa menginjak balik ibu tirinya itu dengan rasa yang lebih sakit dan kekuasaan itu sudah lama berada di tangannya, dengan kerja kerasnya sendiri dan bukan mengandalkan sepeser pun harta Abraham dan juga Abrarenergion.

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now