Team Discussion

6.3K 750 39
                                    

VOTE FIRST!










"Dia ini ingin sedang syuting film psikopat atau bagaimana," gumam Zea sambil membaca isi file yang diberikan oleh Kapten Sean.

"Aku malah teringat game," gumam Lucas.

Saat ini Lucas berkunjung ke Apartemen Zea karena ingin berdiskusi tentang investigasi mereka kali ini, ia datang lebih awal dari Mark dan juga Anna. Entah apa niatnya, Zea juga tidak tahu. Ia sudah terbiasa dengan kelakuan Lucas yang beda dari pada yang lain, apalagi dengan dirinya.

"Zi, sepertinya ini terlalu beresiko. Kita berhenti menjadi polisi lalu menikah saja, bagaimana?" Tawar Lucas yang dibalas Zea dengan toyoran di kepalanya.

"Lalu kita jadi gelandangan, begitu?" gerutu Zea sambil membenarkan posisi duduknya yang saat ini berada di pangkuan Lucas.

Well, Zea memang dekat dengan Lucas karena sering mendapatkan tugas bersama sampai orang-orang mengatakan mereka berjodoh bahkan mempunyai hubungan lebih, padahal tidak sama sekali. Zea hanya menganggap Lucas sebagai adiknya, ya walaupun mereka melakukan hal lebih dari hubungan mereka karena memang saling menginginkan satu sama lain, kadang-kadang. Tidak tahu kalau dari pandangan Lucas.

Dan saat ini mereka berdua berada didalam ruang kerja Zea yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, tepatnya di kursi milik Zea. Karena ia tinggal sendiri di apartemen yang ia tinggali saat ini, jadi ia memanfaatkan fasilitas yang ada sesuai dengan bayarannya juga.

"Kau mau aku pukul?" Geram Zea saat merasakan bibir Lucas mulai bermain di lehernya.

"Salah sendiri pakai baju seperti ini," cicit Lucas sembari menunjuk Zea yang memakai tank top putih berserta hotpants berwarna hitam miliknya.

"Ya, terserah aku lah, di rumah aku juga, salah kau yang tidak menahan nafsu, dasar lemah," sewot Zea lalu bangkit dari duduknya namun dengan cepat Lucas kembali menarik Zea untuk kembali ke pangkuannya.

Baru saja Zea ingin protes, suara bell apartemennya terdengar membuatnya kembali bangkit dan berlari ke arah kamar.n"Buka pintunya, aku pakai hoodie terlebih dulu," titah Zea kepada Lucas sembari berlari ke arah kamarnya.

Zea dengan gerakan cepat memakai celana training dan juga Hoodie miliknya, tidak mungkin ia berpakaian seperti itu saat berhadapan dengan Juniornya. Dan setelah merasa selesai, Zea keluar dari kamarnya bersamaan dengan suara Mark, Anna dan Lucas yang sudah menguasai ruang kerjanya yang terletak di sebelah kamarnya.

"Kalian mau minum apa?"

"Ah, tidak usah repot-repot, senior. Kami sudah beli ice tea lemonade tadi," balas Mark dengan sopan sembari memperlihatkan empat cup minuman yang ia dan Anna beli tadi.

"Panggil aku pakai nama saja, Jangan terlalu formal," ujar Zea dengan nada ramah lalu ikut bergabung duduk diantara mereka, yaitu di sofa yang tersedia di ruang kerja Zea.

"Okay kak Zi. Anyway, ada laporan terbaru yang berhubungan dengan organisasi Abrarenergion tadi malam," ucap Anna sembari menyodorkan sebuah map kepada Zea.

"Lagi? Baru tadi malam?" Tanya Zea bingung sambil menerima map yang disodorkan oleh Anna.

"Iya, baru tadi malam ada orang tua dari Jessie Rogers melaporkan hal ini ke kantor, yang berarti ini adalah kejadian kemarin malam," balas Mark.

"Dari mana kalian sampai tahu ini berkaitan dengan organisasi Abrarenergion? Dan kenapa tidak ditambahkan ke catatan tambahan?" Tanya Zea sembari membaca dengan teliti lembaran laporan tersebut.

"Kemarin malam teman Jessie terakhir kali melihatnya mengobrol dengan salah satu anggota organisasi itu, tapi tidak ada yang tau mereka bicara apa," balas Anna.

"Dari mana mereka tahu itu anggota dari organisasi Abrarenergion?" Tanya Lucas.

"Anggota organisasi Abrarenergion memang sering berkeliaran di Club malam sekitar California kota dan soal dari mana mereka tahu itu adalah anggota Abrarenergion, itu karena setiap anggota Abrarenergion punya tato dari logo organisasi mereka, pokoknya letaknya di salah satu bagian tubuh mereka yang masih terlihat," jelas Mark.

"Jadi sudah ada tiga belas laporan yang tercatat," gumam Zea lalu bangkit mengambil map yang diberikan oleh kapten Sean di atas meja miliknya.

"Tiga belas laporan ini pun belum terbukti jelas apakah ini ulah anggota mereka atau bukan dan kata kalian mereka juga berkeliaran di Club sekitar kota ini, bukan? Berarti ada kemungkinan ada laporan lain yang belum tercatat di kepolisian," ucap Zea kembali duduk dan membuka map tersebut.

"Sebenarnya orang yang hilang ini bukan tugas kita, tugas kita hanya menginvestigasi sekitar bangunan organisasi itu lusa nanti. Tapi tidak apa-apa, jadikan laporan ini sebagai motivasi kita untuk menyelesaikan investigasi kali ini dengan sempurna, aku tidak tau mereka masih hidup atau tidak, yang pastinya mereka butuh bantuan kita, mengerti?"

"Kami mengerti," balas Anna dan juga Mark, membuat Zea menatap Lucas dengan tajam karena tidak menjawab.

"Iya," ucap Lucas sambil cengengesan.

"Seperti apa yang dirangkum oleh kapten Sean, Organisasi Abrarenergion saat masih di pimpin oleh tuan Abraham melakukan beberapa eksperimen dan salah satunya Project 4.1, kalian tahu project ini?" Tanya Zea untuk menguji pengetahuan sejarah para Juniornya ini.

Mereka bertiga hanya bungkam dan menatap satu sama lain, sementara Zea sudah merasa peka bahwa diantara mereka tidak ada yang tahu tentang hal ini.

"Projek ini adalah studi medis yang dilakukan terhadap penduduk Kepulauan Marshall, Amerika Serikat pada tahun 1954. Mereka ngelakuin studi ini buat ngeliat dampak radioaktif dari uji coba nuklir Bravo Castle Bravo dan dampak dari uji coba ini adalah keguguran pada ibu hamil dan deformitas fisik, menunjukkan inkonsistensi. Tapi tim observator merasa bahwa efek tes nuklir BCB ini tidak memberikan dampak signifikan pada penduduk sana dan berpikir bahwa uji coba ini gagal. Tapi, pada beberapa dekade selanjutnya, efek krusial mulai bahkan semakin terlihat. Anak-anak mulai menderita kanker tiroid dan hampir sepertiga penduduk terpapar neoplasma pada 1974 dan akhirnya, sebuah laporan dari Kementerian Sumber Daya Energi AS menyimpulkan bahwa tes nuklir BCB 1954 memiliki tujuan ganda selain uji coba rudal atom. Yaitu menjadikan penduduk Kepulauan Marshall sebagai kelinci percobaan dalam eksperimen dampak radiasi nuklir yang dilakukan oleh pemerintah," jelas Zea panjang lebar.

"Jadi mereka tidak hanya melakukan eksperimen pada manusia, tapi juga menggunakan mereka sebagai kelinci percobaan uji coba nuklir."

"Tidak hanya project 4.1, mereka juga melakukan eksperimen manusia yang terlalu keji, tapi disini tidak terlalu tertulis begitu rinci. Di sini hanya tertulis bahwa mereka menguji alat teknologi berupa biochip yang ditanamkan di alat vital manusia dan juga radiasi sinyal pada otak mereka yang diujicobakan," lanjut Zea.

"Benarkan, Zi. Ini sangat beresiko, kalau kita gagal dan tertangkap, bagaimana?" ucap Lucas dengan wajah yang sudah putus asa.

"Kalau begitu tidak usah jadi polisi, tidak ada tugas yang tidak beresiko, karena itu kerja sama tim disini sangat penting, karena kita dibagi menjadi dua tim lagi dan hanya dua orang di dalamnya, kita harus kerja sama dengan baik, jangan ada keegoisan, tapi kita juga harus lihat juga keadaannya bagaimana, intinya berpikir secara bijak sebelum melakukan sesuatu," gerutu Zea, ia tidak kaget lagi kalau Lucas mengeluh, karena setiap bertugas hanya itu yang ia keluarkan dari mulutnya, entah dengan Zea atau dengan yang lain.

"Iya-iya, maaf," cicit Lucas lalu meminum minumannya.

"Kalian baca ini, ini rangkuman tentang beberapa informasi organisasi Abrarenergion dan kapten Sean sendiri yang membuatnya," ucap Zea lalu menyodorkan map tersebut kepada Mark dan juga Anna.

"Persiapkan diri kalian untuk lusa besok, harus banyak-banyak istirahat dan minum banyak vitamin, karena kita tidak akan pulang sebelum banyak informasi, tentang apa saja yang dilakukan Jeffrey Lincoln Abraham itu di istananya dan hal keji apa saja yang dilakukannya di dalam sana."


TBC



Wanna see Jeffrey Lincoln Abraham?

MORTIFERUMWhere stories live. Discover now