01. Keseharian Dreonvalent

1.3K 106 0
                                    

"Kak Joanne baju olahraga mbak mana?" Teriak itu terdengar dari lantai atas tepatnya kamar Jessie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak Joanne baju olahraga mbak mana?" Teriak itu terdengar dari lantai atas tepatnya kamar Jessie.

Joanne yang sedang berada di dapur menghela nafas panjang, adiknya yang satu itu kalau tidak menemukan barangnya sehari saja apa tidak bisa.

"Ada di lemari lah." Teriak balik Joanne yang masih berada di dapur, dia tidak bisa meninggalkan masakannya yang ada nanti gosong gimana?

"Kakak?" Panggil seseorang yang baru datang ke dapur menghampiri kakaknya itu.

"Ada apa bang?" Tanya Joanne to the point.

"Bagus yang mana, hitam atau putih? Abang mau tanding nanti." Tanyanya sambil menunjukkan sepatu warna hitam dan putih.

"Hitam aja, biar kakak yang bersihin nanti nggak susah." Jawab Joanne memberi pilihan.

"Oke, abang pake yang putih."

"Terus kalau kamu udah ada pilihan sendiri kenapa tanya kakak bang?" Sahut Joanne dengan emosi yang masih di tahan.

"Hehehe, canda kak! Serius amat, abang pake pilihan kakak." Balas Jeffran sedikit tertawa kecil.

"Selamat pagi kakak." Sapa orang lain yang baru aja turun. "Ada yang bisa mas bantu?"

"Tolong bangunin daddy di ruang kerjanya, semalem daddy tidur di sana." Minta Joanne. "Eh ya, sama bawain minuman ini, dan suruh sarapan, kakak udah selesai masaknya."

Joanne memberikan nampan yang terdapat secangkir teh kesukaan daddy pada Jeffrie.

"Kalau daddy nggak mau sarapan di sini, nanti kakak anter ke ruangannya."

Begitulah keseharian keluarga ini, Joanne yang berperan ibu, Jeffrie yang membantu kakaknya itu, Jessie yang selalu berteriak mencari barangnya dan Jeffran yang selalu bertanya yang mana yang harus dia pilih.

"Mbak, abang ayo turun sarapan dulu baru berangkat." Teriak Joanne sambil membawa makanan ke meja makan.

"Masak apa hari ini kak?" Tanya daddy yang baru keluar dari ruang kerjanya bersama Jeffrie.

"Cuma masak ayam kecap sama sayur sup aja dad, kemarin mbak minta masakan itu." Balas Joanne. "Daddy mau makanan lain? Biar anne masakin."

"Nggak usah, ini aja udah cukup, kakak juga belum siap siap buat sekolah?"

Joanne melihat penampilannya dan benar dia belum menggunakan seragamnya dan masih berpakaian biasa, untung saja dia sudah mandi tadi dan baru memasak.

"Eh iya, kakak ganti baju dulu ya dad, kalian kalau mau sarapan duluan nggak papa, oh ya bekal bang Jeffran udah aku siapin."

Joanne berjalan menuju tangga dan berpapasan dengan Jessie yang baru ingin turun.

"Sarapan aja dulu, kakak mau ganti seragam dulu."

Tanpa membantah lagi, Jessie mengangguk dan berjalan menghampiri daddy yang sudah berada di meja makan bersama mas dan abangnya.

"Selamat pagi daddy!" Sapa Jessie langsung memeluk dan mencium pipi daddynya itu.

"Ke kita enggak?" Tanya Jeffrie dan Jeffran bersamaan.

"Nggak dulu."

"Bekal abang udah di siapin sama Kak Joanne kan?" Tanya Jeffran.

"Udah ada di dapur, ambil sendiri."

Jeffran langsung berjalan menuju dapur dan benar dirinya menemukan dua kotak bekal, tapi tunggu yang satu untuk siapa?

"Kalian udah sarapan?" Tanya Joanne yang turun dan sudah rapi bahkan sudah siap untuk berangkat.

"BangJeffran di dapur? Bawain bekal kakak juga ya." Mintanya.

"Kakak nggak sarapan? Kok bawa bekal?" Tanya daddy.

"Nggak dad, kakak masih ada ketemu guru buat bicara bimbelku sama yang lain, bentar lagi kita bakal ujian kelulusan dan juga buat tes."

"Yaudah hati hatinya, jaga kesehatan."

"Kakak berangkat duluan ya dad, kalian juga jangan bolos, jangan bikin ulah."

Setelah mengatakan itu Joanne langsung meninggalkan rumah dan berangkat ke sekolah.

"Lihatlah kakak kalian, sama seperti mommy, daddy merasa mommy selalu ada di antara kita saat melihat kakak."

Perkataan daddy membuat ketiga anak lainnya menoleh dan mengangguk menyetujui semuanya.

"Kalian nggak mau berangkat? Udah jam 06.50 loh."

Seketika ketiganya melihat jam yang melingkar di tangan masing masing dan kelimpungan seketika.

Beginilah mereka jika tidak di ingatkan mungkin mereka akan terus berdiam diri dan melupakan sekolahnya.

"Lihatlah anak anak udah dewasa, Joanne persis sepertimu, dia mampu jadi ibu untuk adik adiknya." Gumannya.

"Semoga tidak ada seseorang yang menghancurkan kebahagiaan anak anakku."




















— vienyxxx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now