12. Kegelisahan Daddy

334 38 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.























































Sejak sampai kantor daddy terlihat gelisah, bahkan beberapa kali mendapat teguran saat memimpin rapat.

Pikirannya melayang ke tempat lain, mengingat perkataan orang yang dia temui saat berangkat tadi.

"Mereka anakku, aku yang membesarkan mereka, tidak ada yang bisa mengambil mereka dariku!" Monoton daddy dengan tatapan tertuju pada satu figura yang terpajang di meja kerjanya.

"Aku telah berjanji padamu untuk menjaga mereka dan membuat mereka terus tersenyum tapi, kebenaran tentang mereka tidak akan terus terkubur, cepat atau lambat mereka akan tau semua."

Drtt... drtt... drtt...

Suara dering ponsel mengalihkan fokus daddy, yang membuatnya melihat siapa yang meneleponnya di jam kerja ini.

"Ada apa kak?" Tanya daddy setelah mengangkat panggilan dari putri tertuanya.

"Daddy nggak pernah kasih nomer kamu ke sembarang orang, kenapa?"

"Nanti setelah daddy pulang, bakal cari tau siapa yang nelepon kamu."

"Hati hati di rumah, jagain adek adekmu, daddy tutup teleponnya."

Setelah percakapan itu panggilan terputus, daddy melihat layar ponselnya yang masih menampakkan nomer anak perempuannya itu.

"Mereka mulai mengusik anak anakku?!" Guman daddy.

"Rio ke ruangan saya sekarang!" Suruh daddy lewat telepon yang berada di ruangannya.

Tidak butuh waktu lama, Rio sudah masuk ke dalam ruangan bossnya itu. "Ada apa tuan?"

"Jadwal saya setelah ini apa?"

"Jam 4 sore ada pertemuan dengan klien di resto, hanya itu untuk hari ini tuan."

"Sekarang masih jam setengah 3, saya mau pergi duluan, nanti kita ketemu langsung di kafe saja."

"Baik tuan."

Setelah mengatakan itu sekertaris daddy keluar, sedangkan daddy membereskan kertas kertas yang berada di meja kerjanya.

Baru saja keluar dari ruangannya para karyawan yang berlalu lalang, memberi hormat pada atasannya.

Daddy masuk ke dalam mobilnya dan langsung meninggalkan gedung Perusahaannya.

Melajukan dengan kecepatan sedang, tujuannya sekarang adalah pemakaman tapi, sebelum itu dirinya pergi ke salah satu toko bunga yang sering dia datangi.

"Selamat datang." Sapa penjaga toko saat melihat daddy masuk. "Tuan Jaafar?"

"Hm."

"Seperti biasanya kan?" Tanya penjaga toko yang di angguki daddy.

Daddy menunggu orang itu merangkai bunga untuknya dengan bermain ponselnya, melihat folder folder lama yang menampilkan fotonya bersama istri dan anak anaknya.

"Ini tuan."

Suara itu menghentikan aktivitas daddy dan langsung menerima rangkaian bunga itu, sebelum pergi terlebih dahulu membayarnya.

"Terima kasih, datang lagi."

Daddy membuka pintu mobilnya, menaruh bunga itu di samping kursi kemudi, melajukan kembali mobilnya menuju tujuam utama.

Daddy melangkah masuk ke area pemakaman, berhenti tepat di salah satu gundukan tanah yang tertera nama seseorang yang sudah menemaninya selama ini.

Menaruh bunganya dan mendoakannya terlebih dahulu sebelum menceritakan semua isi hatinya.

"Aku datang lagi, kamu mau denger ceritaku seminggu ini nggak?"

Daddy mengela nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.

"Anak anak baik baik aja, mereka sudah sangat dewasa, mereka tidak pernah merepotkan diriku, bahkan Joanne mampu menggantikan posisiku saat aku tidak di rumah.

"Tapi...

Beberapa hari ini bahkan tadi pagi, aku bertemu dengan salah satu dari mereka, mereka menanyakannya dan memintaku mengembalikannya."

"Apa sekarang waktunya mereka tau?"

"Tapi, aku takut mereka akan membenci kita setelah mengetahui semua."

Daddy tertunduk sambil menceritakan semua isi hatinya pada orang yang paling dirinya cintai.

"Daddy?"

Daddy menoleh melihat seseorang yang memanggilnya dan melihat salah satu anaknya berdiri di belakang.

"Kenapa daddy ada di sini?"

"Daddy kangen mommy jadi kesini, kamu sendiri ngapain di sini?".

"Mas kebetulan tadi lewat sini, jadi sekalian mau ketemu mommy aja."

"Yaudah sana, daddy ke mobil duluan."

Jeffrie mengangguk dan berjongkok fi tempat daddynya tadi mendoakan ketenangan mommynya dan setelah itu bercerita sedikit tentang harinya.

Daddy yang belum pergi jauh, melihat putranya itu antusias bercerita bahkan tidak lama kemudian jeffrie terlihat menangis setelah selesai bercerita.

Daddy kembali ke parkiran, ingin masuk mobil tapi dia urungkan karena tidak ada motor Jeffrie di sana, memutuskan menunggu putranya itu.

"Kamu nggak bawa motor?" Tanya daddy setelah Jeffrie keluar dari pemakaman.

"Motor mas di sita sama kakak, bukan mas aja sih tapi juga punya abang." Adunya.

"Kalian buat masalah lagi kan? Makanya kakak sita motor kalian." Jeffrie hanya mengangguk membenarkan ucapan daddynya.

"Yaudah bareng daddy aja tapi temenin daddy ketemu klien dulu."

Jeffrie menyetujuinya dan langsung masum ke dalam mobil di susul daddynya, meninggalkan tempat tersebut.



















































Jeffrie menyetujuinya dan langsung masum ke dalam mobil di susul daddynya, meninggalkan tempat tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now