18. Awal sebuah masalah

274 40 0
                                    

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.



























Joanne dan Jessie berlari mencari ruang rawat yang Jeffrie maksud di telepon. Keduanya sangat khawatir bahkan, keduanya belum sempat berganti pakaian dan langsung pergi ke rumah sakit.

"Mas?!" Panggil Joanne saat melihat adik laki lakinya itu duduk di depan ruang ICU.

Orang yang di panggil langsung berdiri dan menoleh ke keduanya setelah mendengar panggilan tersebut.

"Kakak, mbak." Balas Jeffrie sedikit serak karena habis menangis.

Tanpa menunggu lagi, Joanne langsung menarik Jeffrie ke dalam pelukannya, menenangkan pemuda tersebut.

"Gimana bisa?" Tanya Jessie dengan tangis yang masih dia tahan.

"Orang yang sempet mas bilang sama kakak tadi, itu abang. Seharusnya mas lihat dulu siapa yang kecelakaan itu, tapi kenapa mas malah langsung pergi." Cerita Jeffrie.

"Udah, nggak papa. Semua pasti baik baik aja." Joanne menenangkan Jeffrie, dirinya takut nanti Jeffrie akan menyalahkan dirinya sendiri karena masalah ini.

"Daddy udah di kabarin?" Jeffrie menangguk.

"Abang harus baik baik aja, nanti siapa yang jahilin mbak, nggak papa abang jahilin mbak terus nanti yang penting abang sembuh."

Gerutu Jessie membuat Joanne menoleh dan melihat adik terkecilnya ikut menangis.

Joanne menarik Jessie ke dalam pelukannya, jadi tangan kanannya dia gunakan untuk memeluk Jeffrie dan tangan kirinya dia gunakan untuk memeluk Jessie.

Joanne berusaha menenangkan keduanya, dirinya tidak boleh menangis walau rasa khawatirnya terlihat jelas, kalau sampai dirinya menangis siapa yang akan menenangkan dan menguatkan keduanya.

"Abang orang paling kuat kalian nggak boleh gini, mas nggak boleh nyalahin diri sendiri, mbak juga nggak boleh berfikir jelek jelek." Nasehat Joanne.

Ketika keduanya sudah sedikit tenang, Joanne melepas pelukannya pada kedua adiknya itu.

Ceklek

Suara pintu terbuka, membuat ketiga keturunan Dreonvalent tersebut menoleh dan mendapati suster yang terlihat sedikit panik.

"Ada apa?"

"Maaf, pasien kritis. Karena kecelakaan tersebut pasien kehilangan banyak darah, sekarang kita memerlukan golongan darah B secepatnya tapi, stok golongan darahnya sudah tidak ada di sini." Jelas suster tersebut.

"Apa dari pihak keluarga ada yang memiliki golongan darah yang sama?"

"Mbak, biar mbak yang donorin darahnya." Balas Jessie.

"Tapi Jes, lo punya darah rendah." Ujar Joanne. "Kakak nggak mau saat abang sembuh malah kamu yang sakit nanti."

"Apa bisa kita meminta pada palang merah?" Akhirnya Jeffrie membuka suara melerai dan memberi solusi.

"Tapi itu butuh waktu lama."

"KALAU LO TERUS NGELUH DI SINI DAN NGGAK LAKUIN APA APA ITU YANG BIKIN BUANG BUANG WAKTU." Bentak Jeffrie membuat orang yang melintas di sana berhenti dan memperhatikan mereka.

Joanne mengelus punggung Jeffrie dan mengkode susternya untuk segera pergi.

"Mas, tenang."

"Gimana gue mau tenang, mereka aja lelet nangani pasien, kalau sampai terjadi sesuatu sama abang, gue pastiin ini rumah sakit bakal tutup."

"Jangan emosi, inget ini rumah sakit."

Joanne memikirkan sesuatu tentang Jeffran, perasaannya semakin aneh tentang keluarganya ini, banyak kebohongan yang tersimpan rapat.
























Joanne memikirkan sesuatu tentang Jeffran, perasaannya semakin aneh tentang keluarganya ini, banyak kebohongan yang tersimpan rapat

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

— vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя