47. Kebenaran yang menyakitkan

236 32 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.















































"Mommy kalian meminum obat itu karena jika dia tidak meminumnya maka kalian yang harus meminumnya nanti."

"Maksud anda...?" Jeffran memotong.

"Bang, jangan di potong dulu, dengarkan semuanya dengan baik nanti kita simpulkan bersama." Sahut Joanne.

"Lanjutkan pak."

Suruhan ayah kandung Joanne menghela napas untuk melanjutkan penjelasan atasannya yang sempat terpotong tadi.

"Nyonya Ajeng meminum obat itu karena dia tau tuan Jaafar ingin mencuci otak anak anaknya dengan obat tersebut agar kalian tidak mengingat apapun tentang masa lalu kalian sebenarnya saat tumbuh dewasa. Tuan Jaafar berpikir kalau kalian sudah tumbuh dewasa kalian akan meninggalkannya dan nyonya Ajeng saat tau kalian bukan anak mereka. dia tidak ingin kalian meninggalkannya untuk mencari orang tua kandung, apalagi dengan fakta bahwa mereka tidak bisa memiliki keturunan."

"Tapi rencana itu diketahui oleh sang istri, mereka berdebat dan bertengkar hebat. Tuan Jaafar masih tetap kekeh untuk melakukannya membuat nyonya Ajeng nekat meminum  semua obat itu tepat di depan tuan Jaafar."

"Karena perasaan panik itu dan takut kalian tau kebenarannya dia membuang semua barang bukti dan seolah tidak tau apapun."

"Agar kalian tidak meninggalkannya."

Keempat anak itu terdiam mendengarnya, tidak percaya tentu saja tapi, itu adalah kebenarannya.

Pantas saja saat polisi akan menyelidiki daddy seakan melarangnya demi ketenangan sang mendiang istri.

"Daddy?" Panggil Jessie.

"Maaf, daddy hanya takut kalian akan mencari orang tua kandung kalian nantinya dan meninggalkan daddy dan mommy sendirian."

"Apa anda juga tau daddy masuk ke rumah sakit jiwa?" Tanya Joanne.

"Tentu sayang, jadi buat apa kalian masing bersama dirinya, daddy kalian itu sudah gila, membunuh istrinya sendiri, ingin mencuci otak anak anak yang bukan miliknya, mungkin saja dirinya nanti akan membunuh kalian." balas ayah kandung Joanne.

Joanne merasa sangat kecewa bagaimana bisa selama bertahun tahun dirinya terbohongi oleh orang yang adalah keluarganya.

Joanne melihat adik adiknya di depan sana, Jessie yang sudah menangis di pelukan Jeffran, Jeffrie yang tidak bisa melakukan apapun hanya terdiam. Sedangkan, dirinya yang di beri dua kebenaran sangat menyakitkan.

Joanne melihat daddynya yang menunjukkan rasa penyesalan dimatanya, seberapa besar kesalahan daddynya itu Joanne tidak bisa membencinya, sebegitu sayang dirinya pada orang yang dia sebut daddy tersebut.

"Daddy tidak ingin menjelaskan dari sudut daddy sendiri? Tidak ingin memberi pembelaan?" Tanya Joanne yang menahan tangisnya.

Daddy mengeleng. "Tidak, karena semua itu memang benar, Daddy gila. Kalian bisa pergi bersama keluarga kalian masing masing. Daddy sadar telah egois, Mommy yang menyadarkan kalau semua itu salah, seharusnya daddy turutin mau mommy karena kalian tidak akan pernah
meninggalkan kita saat dewasa. Daddy harusnya turuti semua ucapan mommy. Sekarang daddy akan menerima semua keputusan kalian, daddy tidak ingin menyakiti orang yang daddy sayangi sekali lagi."

Pertahanan Joanne runtuh seketika mendengar ucapan daddynya dan langsung berlari memeluk pria itu, menangis di pelukan orang yang sudah membesarkannya.

"Joanne nggak akan pernah ninggalin daddy, Joanne sayang banget sama daddy. Daddy memang salah tapi, semua itu bukan sepenuhnya salah daddy, daddy hanya takut kehilangan anak anak yang sangat dia sayangi ini."

Daddy membalas pelukan Joanne sambil melihat ketiga anaknya yang lain, tersenyum pada mereka, seakan jika mereka sama seperti Joanne maka datanglah ke pelukannya.

Jessie berlari dulu pada sang daddy dan memeluknya erat menangis di pelukan sang daddy, di ikuti oleh Jeffrie dan Jeffran yang ikut dalam pelukan mereka.

Membuat orang yang masih berada disana kaget, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Rencana untuk membuat mereka membenci daddynya sendiri apakah gagal?























Rencana untuk membuat mereka membenci daddynya sendiri apakah gagal?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now