Dreonvalent Twins ✓

22. Kebenaran mbak Jessie

Jessie yang sedang bermain bersama teman temannya untuk menghilangkan perasaan badmoodnya di salah satu mall, semakin di buat kaget karena tiba tiba ada yang menariknya menjauh dari gerombolan teman temannya.

"Anda siapa? Seenaknya menarik saya, saya tidak mengenal anda!" Kesal Jessie memarahi orang di depannya yang dengan seenaknya menariknya dari teman temannya.

"Maaf, bisa kita bicara dulu?"

"Nggak penting!" Sahut Jessie dan berjalan menjauh dari wanita itu.

"Ini penting, karena menyangkut dirimu, apa kamu yakin bahwa kamu putri Jaafar?!" Perkataan tersebut membuat Jessie menghentikan langkahnya.

"Apa maksud anda? Jelas daddy adalah orang tua saya, dia yang merawat saya selama ini, anda tidak usah sok tau!"

Wanita itu tersenyum. "Orang yang merawatmu belum tentu adalah orang tuamu, saya punya bukti bahwa kau bukanlah anak dari daddy kesayanganmu itu, saya punya buktinya. Dan sepertinya kakakmu juga tau soal itu."

Jessie terdiam. Apa katanya tadi? Kakaknya tau? Joanne tau soal dirinya?

"Kenapa kamu diam sayang? Kemarilah aku ibumu Micha." Panggilnya sambil merentangkan tangannya.

Jessie mengeleng. "Bukan, saya Jessie anak daddy bukan anak anda!" Teriaknya dan berlari meninggalkan mall.

Selama perjalanan pulang, Jessie terus memikirkan semuanya, menangis adalah satu satunya cara untuknya sekarang.

Ketiga orang ini mendengarkan semua cerita yang membuat Jessie seperti ini kaget, Joanne terdiam ibu? Apa niatnya sekarang? Ingin mengambil Jessie dari Dreonvalent?

"Kak, katakan itu semua nggak bener kan? Mbak anaknya daddy kan? Mbak bagian dari kalian, bagian Dreonvalent kan?" Tanya bertubi tubi Jessie.

Joanne menghembuskan nafasnya untuk memulai perkataanya. "Iya, mbak Jessie anak daddy, bagian dari kita dan Dreonvalent."

"Tapi dia bilang mbak bukan anak daddy, tapi anak dia, terus katanya kakak udah tau semuanya."

Tangis Jessie kembali terdengar, Joanne meraihnya untuk dia peluk dan tenangkan.

"Dia salah, mbak itu anak daddy, dulu, sekarang dan selamanya."

Jessie kembali menghadap Joanne dan kedua laki laki yang sejak tadi hanya diam dan mematung.

"Jujur kak, mbak beneran anak daddy?"

Joanne yang terus mendapat pertanyaan seperti itu dengan wajah Jessie yang menunjukkan ekspresi menyerah dan takut akan semua kebenaran.

"Maaf, kakak nggak punya hak buat kasih tau kamu, daddy yang akan menjawab semua pertanyaan kamu." Sesal Joanne.

"Jadi bener, mbak bukan anak daddy." Jessie kembali ke kamarnya.

Joanne menunduk menyesali ucapannya tadi, bagaimana bisa dia berkata seperti itu, dia sudah memberi harapan pada Jessie setelah itu menjatuhkannya.

"Kak?" Panggil Jeffran.

"Kakak salah, kakak bukan kakak yang baik ya? Kakak nggak bisa jaga keluarga ini, kakak udah hancurin mbak." Guman Joanne dengan tangisnya.

Jeffrie mendekat dan mulai memeluk kakaknya itu, dia tau beban yang berada di pundaknya begitu berat apalagi dengan title anak pertama dan juga perempuan.

"Stop bilang gitu kak, kakak yang terbaik dari yang terbaik." Ujar Jeffran.

"Kalau kakak kayak gini gimana sama mas, abang dan mbak? Kalau kakak lemah gini, kita bertiga ikut lemah, kakak adalah pegangan kami."

"Bener kata mas, lagian kakak bukan Tuhan yang bisa merubah semuanya. Abang juga tau soal mbak, abang lihat juga berkas pengalihan hak asuh dan juga pergantian nama itu."

"Abang?"

"Iya, abang tau itu jauh sebelum kakak yang temui tapi, abang diem aja karena nggak mau keluarga ini terpecah tapi, ternyata abang salah cepat atau lambat semua bakal terbongkar."

Tanpa sadar ada orang lain yang juga mendengarkan penjelasan Jeffran.

— vienyxxx