23. Flashback, liburan ke pantai

265 35 0
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


























Cerita ini di mulai saat sepasang suami istri dan kedua anaknya sedang berlibur ke sebuah pantai.

"Daddy kita ke pantai kan?" Tanya anak laki lakinya dengan semangat.

"Tentu saja, kita akan bermain air di sana, berenang di sana juga tidak apa apa." Balas yang di panggil daddy dengan tetap fokus pada jalanan.

"Benarkah?!"

"Hey! Nggak ada ya, nanti tengelam ke bawa ombak dan kamu nggak bisa ketemu mommy sama daddy lagi!" Omel mommy yang duduk di sebelah daddy.

Terlihat anak laki lakinya langsung menunjukkan ekspresi takut yang membuat kedua orang tuanya tertawa kecil.

"Jangan nakutin gitu mom, nanti mas gedenya jadi penakut gimana? Diakan laki laki jadi, harus jadi pemberani." Tegur daddy membela anak laki lakinya.

"Kakak kenapa diem terus? Nggak suka liburan ke pantai?" Tanya daddy pada putrinya yang terus saja diam dan tidak menyahuti sama sekali obrolannya.

Mommy ikut menoleh dan melihat putrinya hanya terdiam sambil melihat ke arah jendela, tidak ada minat. "Kakak?"

Panggilan lembut dari mommy mampu menyadarkan sang kakak dari pikirannya sendiri. "Nggak, kakak seneng. Mommy nanti kita bikin istana pasar di sana ya!"

Jawaban dari kakak membuat kedua orang tuanya lega, mereka pikir kakak diam karena tidak menyukai liburan ini ternyata mereka salah.

"Terus kenapa kakak diam aja sejak tadi?" Tanya mommy masih melihat putrinya.

"Kakak pusing, mual, mau muntah." Balasnya dengan polos.

"Ya kakak mabuk darat, kalah sama mas! Lihat mas nggak papa." Ejek adiknya itu sambil menertawai sangat keras.

"Kakak mabuk darat?" Kakak mengangguk lemas. "Biasanya kakak nggak mabuk darat kok, sekarang kok bisa?" Tanya mommy sekali lagi.

"Tadi nggak sarapan kakak?" Giliran daddy yang bertanya. Kakak yang berada di belakang mengangguk lagi.

"Pantes, kakak kan nggak bisa perutnya kosong kalau mau pergi pergi gini." Sahut mommy.

"Mom, kayakan di situ ada roti deh, kasih aja. Seenggaknya ada isinya perut kakak, bentar lagi kita berhenti dulu cari makan." Tambah daddy.

Mommy mulai mencari roti yang di maksud daddy, untung saja di dalam mobil selalu ada roti jaga jaga untuk keadaan seperti ini atau sedang kelaparan.

"Kakak jangan muntah dulu, mommy lagi cari rotinya, jangan muntah di sini mas nggak mau kena muntahannya." Adiknya juga ikut panik takut takut kakaknya tiba tiba muntah dan mengenainya.

"Bentar, mommy lihat dulu tanggal kadaluarsanya." Ujar mommy.

Setelah memastikan aman untuk di makan, mommy memberikan pada kakak.

"Cepet kak, habisin! Jangan sampai muntah di sini!" Heboh sang adik membuat kakak semakin pusing mendengarnya.

"Bisa diem nggak mas? Kamu ngoceh mulu bikin makin pusing tau nggak. Kakak muntahin beneran kamu ya!" Kesal kakak sambil memakan rotinya.

"Mas udah diem, kalau beneran di muntahin nangis!" Mommy ikut menyahuti.

"Udah jangan berantem, mau berhenti cari makan dulu atau lanjut?" Daddy melerai.

"Lanjut aja dad, kakak udah nggak papa kok, habis makan roti."

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke pantai, tanpa berhenti berhenti lagi.



















Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke pantai, tanpa berhenti berhenti lagi

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

— vienyxxx

Hehehe, otaknya lancar terus jarinya juga nggak males ngetik, jadi lebih cepet, ada yang nungguin nggak sih cerita ini?

Dreonvalent Twins ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora