16. Penasarannya Joanne

243 35 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

























Sejak dari supermarket tadi dan bertemu seorang wanita, Joanne terus memikirkan perkataannya, apa yang dia maksud? Joanne benar benar bingung dengan semua ini.

"Masih kepikiran yang tadi kak?" Tanya Jeffran yang duduk di samping Joanne.

"Menurut lo itu bener?" Joanne malah bertanya balik.

"Nggak, lo percaya sama ibu ibu tadi, di banding daddy?" Balas Jeffran. "Gini deh kak, daddy yang udah rawat kita dari kecil sampai hari ini, semua daddy yang tanggung, dan ada orang asing yang seenaknya bilang daddy bohong ke kita, itu aneh kak, mereka cuma benci sama kebahagian keluarga kita makanya mereka mau hancurin." Jelas Jeffran.

Joanne terdiam, benar perkataan adiknya itu, ada orang yang ingin menghancurkan keluarga bahagianya.

Tapi, tidak semudah itu juga, Joanne memiliki sedikit kepercayaan pada perkataan orang itu.

Joanne harus memastikan semua kebenaran itu, dirinya harus bertanya langsung pada daddynya nanti.

"Kakak!" Panggil Jessie yang turun dari tangga dan menghampiri Joanne dan Jeffran yang duduk di ruang keluarga.

"Ada apa mbak?"

"Daddy telepon mbak, katanya handphone kakak nggak bisa di hubungi."

Joanne mengambil ponselnya dan benar saja tidak bisa di hubungi, ponselnya saja mati, sepertinya kehabisan baterai.

"Ah iya, handphone kakak kehabisan baterai kayakan, bentar kakak cas dulu."

Saat Joanne ingin beranjak untuk mengecas ponselnya, Jessie menghentikannya terlebih dahulu.

"Ini pake handphone mbak aja, sini handphone kakak aku yang cas'in." Ucap Jessie sambil menyerahkan ponselnya.

Joanne mengambil ponsel tersebut dan menyerahkan ponselnya pada Jessie untuk di cas kan.

Joanne melihat ponsel Jessie yang ternyata sudah tersambung dengan daddy. "Kenapa dad?" Tanya Joanne.

"Bisa tolong daddy?"

"Iya, minta tolong apa dad?"

"Tolong ambilin berkas yang ada di ruangan daddy, berkas itu isinya buat meeting bentar lagi, kalau daddy pulang dulu bakal telat buat meetingnya, bisa suruh anterin mas atau abang biar lebih cepet juga."

"Oke dad, aku cari dulu berkasnya, warna apa dad?"

"Biru, ada di atas meja kerja daddy kok."

"Oke dad, aku matiin teleponnya."

Setelah itu panggilan terputus. "Bang, bentar lagi anterin berkas daddy yang ketinggalannya, buat meeting soalnya."

Jeffran yang sedang bermain game di ponselnya menoleh dan mengangguk sebagai jawaban.

"Iya kak."

Joanne berjalan ke arah ruang kerja ayahnya, memasukinya dan berjalan ke meja kerjanya yang cukup berantakan, sepertinya daddynya itu lupa untuk merapikan kembali mejanya itu.

Joanne berinisiatif membersihkan meja tersebut sebelum keluar. "Kayakan daddy buru buru sampai lupa bersihin meja kerjanya." Monoton Joanne.

"Apa ini?" Guman Joanne memegang salah satu map yang berada paling bawah di tumbukan berkas berkas lain, dari luar sudah terlihat berbeda.

Joanne membuka map tersebut dan mulai membacanya, sangat terkejut saat mengetahui isi map itu. Jadi, yang di katakan ibu ibu di supermarket itu benar?

Joanne harus memastikan dulu semua ini pada daddynya, dan juga harus menyembunyikan terlebih dahulu dari adik adiknya agar tidak ada khawatiran.

"Kak?!" Panggil Jeffran.

Joanne buru buru menyembunyikan map itu sebelum Jeffran masuk dan mengetahuinya.

"Udah ketemu belum?"

"Ini!" Joanne menyerahkan map tersebut.

"Kakak nggak papa? Kok keliatan gugup gitu?"

"Nggak papa, kakak lagi beres beres ruang kerja daddy terus tadi ada kecoak, kakak kaget, takut."

"Kirain ada apa, sekotor itu emang ruang kerja daddy sampai di huni kecoak."

"Makanya kakak mau bersihin dulu, udah sana pergi, keburu meetingnya mulai."

"Yaudah abang pergi."





















































— vienyxxx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— vienyxxx

Dreonvalent Twins ✓Where stories live. Discover now